Diare Adalah Gangguan Pencernaan Berupa Feses Cair, Begini Cara Mengatasinya

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya sering buang air besar dengan kondisi tinja encer atau cair dalam kurun waktu tiga kali atau lebih dalam 24 jam.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 05 Nov 2024, 19:15 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2024, 19:15 WIB
Diare Adalah Gangguan Pencernaan Berupa Feses Cair, Begini Cara Mengatasinya
Ilustrasi diare (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Diare adalah sebuah kondisi kesehatan yang kerap dianggap sepele, sesungguhnya dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan jika tidak ditangani dengan tepat. Ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat disertai konsistensi tinja yang encer atau cair, penyakit ini umumnya muncul sebagai respons tubuh terhadap makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri, atau parasit.

Pada umumnya, diare dapat dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan durasi, yakni diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari, dan diare kronis yang menetap lebih dari 14 hari. Meski sebagian besar kasus diare dapat sembuh dengan sendirinya, namun pengawasan dan penanganan yang tepat tetap diperlukan untuk mencegah komplikasi yang dapat berakibat fatal.

Keseriusan kondisi diare tidak boleh diremehkan mengingat potensi komplikasinya yang berbahaya. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar akibat diare yang tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan dehidrasi berat, yang pada akhirnya dapat mengancam jiwa.

Agar lebih paham, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian diare beserta cara mengatasinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/11/2024).

Diare Adalah

Diare Adalah Gangguan Pencernaan Berupa Feses Cair, Begini Cara Mengatasinya
Ilustrasi Sakit Perut Credit: pexels.com/Demon

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, diare adalah penyakit yang membuat penderitanya sering buang air besar dengan kondisi tinja encer atau cair dalam kurun waktu tiga kali atau lebih dalam 24 jam. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Menurut WHO, penyakit diare merupakan penyebab kematian ketiga pada anak di bawah 5 tahun dan menyebabkan kematian sekitar 443.832 anak setiap tahunnya.

Pada umumnya diare terjadi akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Selain itu, mengonsumsi makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.

Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak atau radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.

Diare umumnya berlangsung kurang dari 14 hari (diare akut). Namun, pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari (diare kronis). Umumnya, diare dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, diare yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal, jika tidak ditangani dengan tepat.

Ruang Lingkup Diare

Diare Adalah Gangguan Pencernaan Berupa Feses Cair, Begini Cara Mengatasinya
Diare pada anak./Copyright shutterstock.com

Dilansir dari laman WHO, diare adalah penyebab utama kematian dan kesakitan anak di dunia, dan sebagian besar disebabkan oleh sumber makanan dan air yang terkontaminasi. Di seluruh dunia, 780 juta orang tidak mempunyai akses terhadap air minum yang layak dan 2,5 miliar orang tidak mempunyai sanitasi yang baik. Diare akibat infeksi tersebar luas di negara-negara berkembang.

Di negara-negara berpenghasilan rendah, anak-anak di bawah usia 3 tahun mengalami rata-rata tiga episode diare setiap tahunnya. Setiap episode menghilangkan nutrisi yang diperlukan anak untuk pertumbuhan. Akibatnya, diare merupakan penyebab utama kekurangan gizi, dan anak-anak yang kekurangan gizi lebih besar kemungkinannya untuk terserang diare.

Gejala Diare

Diare Adalah Gangguan Pencernaan Berupa Feses Cair, Begini Cara Mengatasinya
Ilustrasi BAB (iStock)

Ada beberapa gejala diare berdasarkan jenisnya, berikut rinciannya.

1. Diare ringan

Gejala diare bisa bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Berikut ini ada beberapa gejala diare ringan antara lain:

  1. Kotoran BAB encer atau berair.
  2. Perut kembung.
  3. Sakit perut atau kram pada perut.
  4. Ada dorongan atau rasa mendesak untuk BAB.
  5. Mual.

2. Diare parah

Terdapat beberapa gejala diare parah, antara lain:

  1. Kotoran BAB encer atau berair.
  2. Demam.
  3. Berat badan turun.
  4. Sakit perut parah.
  5. Muntah.
  6. Ada darah dalam kotoran BAB.
  7. Muncul tanda-tanda dehidrasi

Dehidrasi ditandai tanda urine berwarna gelap atau jumlahnya sangat sedikit, detak jantung cepat, sakit kepala, kulit kemerahan dan kering, mengalami kebingungan, sakit kepala, mual saat makan atau minum.

3. Diare yang perlu diwaspadai

Diare bisa berbahaya jika menyebabkan dehidrasi parah dan menandakan masalah kesehatan serius. Ada beberapa gejala diare yang perlu diwaspadai dan penderita perlu segera dibawa berobat ke dokter, yaitu:

  1. Diare berlangsung lebih dari dua hari untuk orang dewasa dan lebih dari 24 jam untuk bayi dan anak-anak.
  2. Frekuensi diare lebih dari enam kali sehari.
  3. Demam tinggi yang suhunya di atas 38,8 derajat Celsius.
  4. Sering muntah.
  5. Sakit perut parah.
  6. Dubur sangat sakit.
  7. Kotoran BAB berwarna hitam, mengandung darah, atau nanah.
  8. Muncul gejala dehidrasi.

Penderita dengan daya tahan tubuh lemah atau punya penyakit bawaan juga perlu ke dokter setiap kali mengalami diare.

Penyebab Diare

Diare Adalah Gangguan Pencernaan Berupa Feses Cair, Begini Cara Mengatasinya
Ilustrasi diare ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

Masih dari sumber yang sama, sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat peradangan di saluran pencernaan. Selain itu, terdapat beberapa penyebab lain yang dapat membuat seseorang mengalami diare adalah sebagai berikut ini:

  1. Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.
  2. Alergi makanan.
  3. Efek samping dari obat-obatan tertentu.
  4. Penyakit usus.
  5. Pasca operasi batu empedu.
  6. Radang pada saluran pencernaan, seperti pada penyakit Crohn, kolitis ulseratif, atau kolitis mikroskopik.
  7. Irritable bowel syndrome.
  8. Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten.

Cara Mengatasi Diare

Diare Adalah Gangguan Pencernaan Berupa Feses Cair, Begini Cara Mengatasinya
Ilustrasi Obat Diare Credit: pexels.com/Castorly

Pengobatan utama diare adalah mencegah dehidrasi. Dehidrasi adalah kondisi ketika cairan tubuh yang hilang lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh tidak berfungsi secara normal. Cara mencegah dehidrasi dengan mengonsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui oral maupun melalui intravena. Selain itu, anda bisa minum obat yang dapat melawan infeksi bakteri. Seperti meminum cairan elektrolit, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Selain itu, konsumsi makanan lunak, suplemen probiotik, dan obat anti diare bisa didapatkan di apotek atau toko obat, juga disarankan untuk mempercepat pemulihan diare.

Apabila dua langkah tersebut tidak dapat membuat diare berhenti. maka bisa segera periksa ke dokter. Biasanya tenaga medis akan menyesuaikan pengobatan dengan penyebab terjadinya diare. Pada kondisi yang lebih serius, dokter akan memberikan obat-obatan, seperti :

  1. Obat antibiotik
  2. Obat pereda nyeri
  3. Obat yang dapat memperlambat gerakan usus

Cara Mencegah Diare

Untuk mencegah diare, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, misalnya dengan mencuci buah dan sayur sebelum dimakan, tidak mengonsumsi makanan atau minum air yang belum dimasak sampai matang, dan rajin mencuci tangan. Selain itu, setelah menyentuh daging yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk, jangan lupa untuk segera mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya