Liputan6.com, Jakarta Kemiripan wajah dengan orang tua sering kali jadi bahan candaan saat masa kanak-kanak. Bahkan tak jarang disebut anak pungut saat disebut tak mirip dengan sang orangtua. Biasanya candaan seperti ini berakhir dengan tawa. Namun, bagi seorang wanita di Xinxiang, Tiongkok utara, lelucon tentang penampilan yang berbeda dari keluarga membuatnya bertanya-tanya tentang asal usul anaknya.
Wanita bermarga Dong, usia 24 tahun, akhirnya menjalani tes DNA untuk mengetahui kebenaran tentang asal-usulnya setelah sering disebut "tidak mirip orang lokal."
Baca Juga
Komentar ini pertama kali muncul dari rekan kerjanya yang menganggap penampilan Dong berbeda dari orang-orang Henan. Mereka sering berkata bahwa wajah Dong terlalu berbeda, dengan hidung lebar, bibir tebal, dan mata yang lebih besar, tidak seperti warga lokal lainnya. Berawal dari gurauan tersebut, Dong tergerak untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya dan mempertanyakan apakah dia adalah anak pungut.
Advertisement
Ketika Dong menanyakan hal ini kepada orang tuanya, mereka justru memberi jawaban yang membingungkan, termasuk tanggal lahirnya yang tidak konsisten. Semakin penasaran dengan asal usul anak tersebut, Dong akhirnya menjalani tes DNA untuk menghilangkan rasa ragu yang terus menghantuinya.
Berikut Liputan6.com mengulas kisah uniknya melansir dari South China Morning Post, Kamis (7/11/2024).
Salah Sebut Tanggal Lahir
Penasaran akan asal-usulnya, Dong bertanya kepada orang tuanya tentang rincian masa kecilnya, termasuk tanggal lahir. Namun, respons orang tuanya justru membuatnya makin bingung, dengan jawaban yang saling bertentangan. Dong mulai menduga ada sesuatu yang tidak biasa terkait kelahirannya.
Lelucon dari rekan kerja yang menyebutnya berbeda dari warga Henan memicu Dong untuk mencari tahu lebih lanjut. Ia merasa ada rahasia yang belum diungkap oleh keluarganya terkait asal usul anak yang selama ini ia yakini sebagai keluarganya. Hal ini mendorong Dong untuk mencari kejelasan dengan menjalani tes DNA.
Hasil tes tersebut memperlihatkan bahwa Dong kemungkinan berasal dari Guangxi, provinsi di bagian selatan Tiongkok. Hasil ini menegaskan bahwa tidak ada hubungan genetik antara dirinya dengan Henan, tempat tinggalnya sejak kecil. Fakta ini semakin menguatkan tekad Dong untuk menemukan siapa sebenarnya orang tua kandungnya.
Advertisement
Perjalanan Bertemu Keluarga Kandung
Dong mengisahkan pencariannya ini di media, dan hal tersebut menarik perhatian luas di Tiongkok. Warganet pun memberi dukungan dan dorongan agar Dong melanjutkan pencariannya. Banyak yang menyuarakan harapan bahwa Dong akan menemukan keluarganya.
Seorang wanita bermarga Qi dari Guangxi bahkan menghubungi Dong, meyakini Dong sebagai putri yang hilang. Keluarga Qi pun mulai menganggap Dong sebagai anggota keluarga yang telah lama dinantikan.
“Kebetulan wanita ini juga berusia 24 tahun. Saya melihatnya dan merasa dia mirip putri saya dalam segala hal,” kata Qi.
Organisasi lokal Baobei Huijia, yang berfokus membantu keluarga menemukan anak yang hilang, juga turut membantu proses pengumpulan sampel DNA. Dukungan dari warganet dan bantuan organisasi ini memperkuat harapan Dong dalam perjalanan panjang menemukan asal usul dan keluarga kandungnya.