Apa Beda Daun Katuk dan Kelor? Kenali Penggunaan dan Manfaatnya

Ketahui perbedaan daun kelor dan katuk, dua sayuran hijau yang kaya manfaat untuk kesehatan tubuh.

oleh Shani Ramadhan Rasyid diperbarui 10 Nov 2024, 14:57 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2024, 14:57 WIB
Jangan Sia-siakan Daun Kelor, Ini 3 Manfaatnya (MOHAMED ABDULRAHEEM/shutterstock)
Jangan Sia-siakan Daun Kelor, Ini 3 Manfaatnya (MOHAMED ABDULRAHEEM/shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Daun kelor dan daun katuk merupakan dua tanaman yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kedua daun ini sering diolah menjadi masakan sehat, tak hanya karena rasanya yang enak, tetapi juga karena manfaat kesehatannya yang luar biasa. Seiring dengan popularitasnya, banyak yang masih bingung mengenai perbedaan antara kedua daun ini. Padahal, meskipun memiliki tampilan serupa, keduanya memiliki ciri khas dan manfaat yang berbeda.

Keduanya tidak hanya dikenal sebagai bahan masakan, tetapi juga sebagai tanaman obat. Daun kelor, yang dikenal dengan nama ilmiah Moringa oleifera, telah digunakan sejak lama dalam berbagai pengobatan tradisional. Sementara itu, daun katuk, atau Sauropus androgynus, lebih terkenal di kalangan ibu menyusui sebagai tanaman yang dapat meningkatkan produksi ASI. Kedua tanaman ini memiliki manfaat yang sangat beragam, namun dengan perbedaan yang cukup jelas dalam hal kandungan dan penggunaannya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara daun kelor dan daun katuk, termasuk manfaat kesehatan, kandungan nutrisi, serta cara membedakannya. Meskipun keduanya sering dikaitkan dengan kesehatan, mereka memiliki peran yang unik dalam mendukung tubuh kita. Apa saja perbedaan dan manfaatnya? Simak penjelasannya lebih lanjut.

1. Daun Kelor: Manfaat dan Kandungan Nutrisi

Daun kelor telah lama dikenal sebagai "tanaman ajaib" karena kaya akan nutrisi dan manfaat kesehatan. Menurut Medical News Today, daun kelor mengandung banyak antioksidan, yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Kandungan lainnya termasuk vitamin A, C, kalsium, dan protein. Manfaat daun kelor sangat beragam, mulai dari memperkuat daya tahan tubuh hingga mendukung produksi ASI.

Selain itu, daun kelor juga dikenal memiliki sifat anti-inflamasi, antidepresan, dan antijamur. Penelitian yang diterbitkan di Hypertension Research menunjukkan bahwa antioksidan dalam daun kelor dapat mengatasi masalah kesehatan serius seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Dengan beragam manfaat ini, daun kelor menjadi pilihan yang sangat baik dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Daun Katuk: Sayuran dengan Banyak Manfaat untuk Ibu Menyusui

Daun katuk lebih sering dikenal sebagai tanaman penghasil ASI. Berdasarkan penelitian dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo, mengonsumsi daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI hingga 50,7%. Hal ini dikarenakan kandungan fitosterol dan polifenol pada daun katuk yang berperan dalam merangsang hormon prolaktin, yang penting dalam produksi ASI. Keberhasilan ekstrak daun katuk dalam meningkatkan jumlah ASI telah dibuktikan dalam uji coba yang dilakukan pada ibu menyusui.

Selain manfaat untuk ibu menyusui, daun katuk juga kaya akan serat yang membantu pencernaan. Daun ini juga mengandung vitamin A, C, serta kalsium yang lebih tinggi dibandingkan dengan daun kelor. Oleh karena itu, selain bermanfaat untuk meningkatkan ASI, daun katuk juga mendukung kesehatan tulang dan pencernaan.

3. Perbedaan Fisik Daun Kelor dan Katuk

Meskipun keduanya sama-sama tanaman hijau, ada beberapa perbedaan fisik yang dapat membantu kita membedakan daun kelor dan daun katuk. Daun kelor memiliki bentuk lebih kecil, dengan warna hijau cerah dan berukuran sekitar ujung jari. Selain itu, daun kelor biasanya memiliki tekstur halus dan lebih kecil dibandingkan daun katuk. Pohon kelor dapat tumbuh sangat tinggi, mencapai 10-12 meter.

Sementara itu, daun katuk memiliki ukuran yang lebih besar, dengan warna hijau gelap dan corak keperakan pada bagian tengah daun. Tanaman katuk tumbuh lebih pendek, hanya sekitar 2-3 meter. Daun katuk lebih lebar dan memiliki bentuk yang sedikit lebih besar dibandingkan daun kelor, yang memudahkan kita untuk membedakannya.

4. Khasiat Daun Kelor dan Katuk untuk Kesehatan

Baik daun kelor maupun daun katuk menawarkan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan. Daun kelor dikenal dengan kemampuannya dalam meningkatkan sistem imun, mengatasi peradangan, serta melawan radikal bebas berkat kandungan antioksidannya. Manfaat lainnya termasuk mendukung kesehatan jantung dan mengurangi kadar gula darah.

Sementara itu, daun katuk lebih fokus pada peningkatan kesehatan ibu menyusui. Selain itu, daun katuk juga mendukung kesehatan pencernaan, meningkatkan kadar kalsium dalam tubuh, serta memiliki manfaat anti-inflamasi yang baik untuk pemulihan setelah cedera atau luka.

5. Cara Mengonsumsi Daun Kelor dan Katuk

Untuk memperoleh manfaat maksimal dari kedua daun ini, masyarakat Indonesia sering mengonsumsinya dalam berbagai bentuk olahan, seperti sayur bening, urap, atau tumisan. Selain itu, daun kelor juga sering ditemukan dalam bentuk suplemen, baik dalam bentuk kapsul maupun bubuk. Sementara itu, daun katuk lebih sering digunakan sebagai bahan sayuran segar dalam menu sehari-hari atau sebagai teh herbal.

Namun, meskipun keduanya memiliki banyak manfaat, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengandalkan daun-daunan ini sebagai pengobatan utama, terutama untuk masalah kesehatan serius.

Apa perbedaan utama antara daun katuk dan daun kelor?

Daun katuk lebih dikenal untuk meningkatkan produksi ASI dan biasa digunakan dalam masakan, sedangkan daun kelor kaya akan nutrisi dan memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti mengatasi peradangan dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Apakah daun katuk dan daun kelor memiliki manfaat yang sama?

Meskipun keduanya memiliki manfaat kesehatan, daun katuk lebih fokus pada kesehatan ibu menyusui, sedangkan daun kelor memiliki manfaat lebih luas, termasuk sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan untuk kesehatan jantung.

Apakah daun kelor dapat dikonsumsi mentah?

Daun kelor sebaiknya tidak dimakan mentah karena kandungan antinutrisi yang ada di dalamnya, namun dapat dimasak atau dijadikan suplemen untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya