Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Israel telah menyetujui rencana ambisius untuk menggandakan populasi di Dataran Tinggi Golan, sebuah wilayah yang direbut dari Suriah sejak Perang Enam Hari pada 1967. Keputusan ini diumumkan setelah situasi politik di Suriah mengalami gejolak besar menyusul jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad. Dengan anggaran lebih dari 40 juta shekel, rencana ini dianggap sebagai langkah strategis sekaligus kontroversial.
Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menekankan pentingnya memperkuat kehadiran Israel di wilayah tersebut. "Memperkuat Golan berarti memperkuat Negara Israel," ujar Netanyahu seperti yang dilansir dari laman aa.com.tr. Langkah ini juga diklaim sebagai respons terhadap ancaman baru dari perbatasan Suriah.
Advertisement
Baca Juga
Namun, keputusan Israel ini memicu kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk negara-negara Arab dan beberapa negara Eropa. Selain itu, banyak pihak mempertanyakan implikasi rencana ini terhadap stabilitas regional dan hukum internasional yang mengatur wilayah pendudukan.
Advertisement
Latar Belakang Perebutan Dataran Tinggi Golan
Dataran Tinggi Golan direbut Israel dari Suriah dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Kawasan strategis seluas 1.800 km² ini kemudian dianeksasi oleh Israel pada 1981, meskipun tindakan tersebut tidak diakui secara internasional. Populasi Golan mencakup komunitas Druze yang sebagian besar masih mengidentifikasi diri sebagai warga Suriah.
Dalam beberapa dekade, Israel telah membangun lebih dari 30 permukiman Yahudi di kawasan tersebut. Langkah ini terus memicu ketegangan antara Israel dan Suriah serta menjadi salah satu isu utama dalam negosiasi perdamaian Timur Tengah.
Advertisement
Jatuhnya Rezim Assad dan Situasi Suriah
Kondisi di Suriah berubah drastis ketika Presiden Bashar al-Assad digulingkan oleh kelompok oposisi, yang sebagian besar dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Perubahan ini dianggap Israel sebagai momen krusial untuk memperkuat posisi geopolitiknya di Dataran Tinggi Golan.
Menurut Menteri Pertahanan Israel, perkembangan di Suriah meningkatkan potensi ancaman di perbatasan utara Israel. "Tindakan Israel di Suriah dimaksudkan untuk menggagalkan potensi ancaman dari Suriah dan mencegah pengambilalihan elemen teroris di dekat perbatasan kami," kata Netanyahu.
Pengesahan Rencana Pembangunan
Pada hari Minggu, kabinet Israel menyetujui rencana untuk menggandakan populasi di Golan. Rencana ini mencakup pembangunan infrastruktur, program pendidikan, pengembangan energi terbarukan, serta pendirian desa mahasiswa. Dengan anggaran mencapai lebih dari 40 juta shekel, rencana ini bertujuan menarik lebih banyak penduduk ke kawasan tersebut.
Advertisement
Kritik Internasional terhadap Langkah Israel
Langkah Israel membangun pemukiman di Dataran Tinggi Golan menuai kecaman dari sejumlah negara. Uni Emirat Arab mengecam langkah ini sebagai "upaya yang disengaja untuk memperluas pendudukan." Jerman pun mendesak Israel untuk membatalkan rencana tersebut, menegaskan bahwa Golan adalah milik Suriah menurut hukum internasional.
Negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Qatar, dan Yordania juga menyuarakan protes keras terhadap kebijakan ini. Mereka menyebut langkah Israel sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah.
Respons Suriah dan Masa Depan Golan
Ahmad al-Sharaa, pemimpin kelompok HTS, menyatakan bahwa Israel menggunakan situasi Suriah sebagai dalih untuk memperluas pendudukannya. Meskipun demikian, Israel bersikeras bahwa langkah ini semata-mata untuk keamanan nasional. "Kami tidak tertarik pada konflik dengan Suriah," tegas Netanyahu. Namun, banyak pihak mempertanyakan bagaimana langkah ini akan memengaruhi stabilitas di kawasan Timur Tengah.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Pembangunan di Golan: Apa itu Dataran Tinggi Golan dan mengapa penting?
Dataran Tinggi Golan adalah wilayah strategis antara Israel dan Suriah yang direbut Israel pada 1967. Kawasan ini penting karena posisinya yang strategis secara militer dan sumber daya airnya yang melimpah.
Mengapa Israel ingin menggandakan populasi di Golan?
Israel mengklaim rencana ini bertujuan memperkuat keamanan di perbatasan utara dan mendorong pertumbuhan demografis di kawasan tersebut.
Advertisement
Bagaimana respons internasional terhadap rencana Israel?
Banyak negara, termasuk negara-negara Arab dan Jerman, mengecam rencana ini sebagai pelanggaran hukum internasional dan pendudukan ilegal.
Apa dampaknya bagi Suriah dan kawasan Timur Tengah?
Rencana ini berpotensi meningkatkan ketegangan antara Israel dan negara-negara tetangganya serta memengaruhi stabilitas di Timur Tengah.
Advertisement