Liputan6.com, Jakarta Spanduk pecel lele dengan font mencolok dan ilustrasi warna-warni kerap menarik perhatian di pinggir jalan. Ternyata, spanduk ini dibuat secara manual dengan tangan, sebuah proses yang melestarikan seni tradisional Indonesia. Meski teknologi digital semakin merajalela, keunikan spanduk lukis tangan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner kaki lima.
Proses melukis spanduk pecel lele tidak hanya tentang membuat iklan, tetapi juga merepresentasikan otentisitas budaya lokal. Spanduk ini membawa kesan khas yang menggambarkan semangat street food Indonesia, seolah-olah menyampaikan rasa pedas dan gurih pecel lele melalui visualnya.
Advertisement
Postingan sosial media dari TikTok pengguna @Fajar.Spanduk. Postingan tersebut telah mendapatkan lebih dari 26 ribu likes dan 2400 lebih komentar, membuktikan tingginya apresiasi masyarakat terhadap seni ini.
Advertisement
1. Menentukan Desain dan Warna
Proses dimulai dengan menentukan desain yang mencolok, termasuk pemilihan warna cerah dan ilustrasi menarik. Pelukis biasanya bekerja sama dengan pemilik warung untuk menentukan tema visual yang sesuai.
Desain ini dibuat agar mudah dikenali dari kejauhan dan memberikan kesan kuat tentang kelezatan menu pecel lele. Warna-warna cerah seperti merah, kuning, dan biru mendominasi untuk menarik perhatian pelanggan.
Advertisement
2. Menyiapkan Media Lukis
Setelah desain disetujui, langkah berikutnya adalah menyiapkan media lukis, yaitu kain. Kain tersebut kemudian dibentangkan di atas meja kerja besar untuk mempermudah proses melukis. Pelukis memastikan permukaan kain bersih agar cat dapat menempel dengan sempurna.
3. Melukis Garis Besar
Pelukis mulai membuat sketsa garis besar dengan kapur atau pensil. Sketsa ini berfungsi sebagai panduan untuk melukis detail desain.
Tahap ini memerlukan ketelitian tinggi, karena kesalahan kecil dapat mengubah proporsi keseluruhan desain. Sketsa yang selesai menjadi dasar pewarnaan.
Advertisement
4. Memberi Warna
Setelah sketsa selesai, pelukis mulai mengisi warna menggunakan cat akrilik. Proses pewarnaan ini dilakukan secara bertahap, mulai dari warna dasar hingga detail kecil seperti bayangan dan highlight.
Setiap sapuan kuas menciptakan efek visual yang khas, memperkuat kesan spanduk sebagai hasil karya seni manual. Warna-warna terang memastikan spanduk terlihat menonjol bahkan dari kejauhan.
5. Sentuhan Akhir dan Pengeringan
Langkah terakhir adalah memberikan sentuhan akhir untuk mempertegas detail, seperti menebalkan tulisan atau memperhalus gradasi warna. Setelah itu, spanduk dibiarkan mengering selama beberapa jam.
Hasil akhirnya adalah spanduk unik yang tidak hanya berfungsi sebagai alat promosi, tetapi juga memperkaya estetika visual jalanan.
5. Komentar Warganet
Video yang diunggah @fajar.spanduk pada 7 Januari ini telah ditonton hingga 7 juta kali lebih. Sejumlah warganet memuji hasil karya Fajar. Tak sedikit warganet yang tak menyangka, jika spanduk pecel lele ternyata dilukis secara manual. Para warganet mengira spanduk pecel lele dicetak menggunakan sablon.
"Kirain disablon wkwkwk" tulis salah satu warganet.
"Oh ini pencetak legend spanduk pecel lele pecel ayam. Masa kecilku bahagia," tambah warganet lainnya.
"Bagus bet bang" tulis warganet lainnya.
Advertisement
Apa yang membuat spanduk pecel lele begitu menarik?
Penggunaan warna cerah dan ilustrasi khas menjadikannya mudah dikenali dan memberikan daya tarik visual.
Apakah spanduk manual lebih tahan lama dibandingkan digital?
Spanduk manual sering kali lebih tahan lama terhadap cuaca karena cat yang digunakan memiliki kualitas tinggi.
Advertisement
Mengapa pelukis tetap memilih cara manual?
Pelukis memilih cara manual untuk melestarikan seni tradisional dan memberikan sentuhan personal pada setiap karyanya.
Bagaimana melestarikan tradisi ini di tengah era digital?
Dengan memberikan dukungan kepada pelukis lokal dan mengapresiasi karya mereka, tradisi ini dapat terus bertahan.
Advertisement