9 Februari Hari Apa? Ini 5 Peristiwa Penting yang Pernah Terjadi Selain Peringatan Hari Pers Nasional

Tanggal 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional, namun tahukah Anda peristiwa penting lain yang juga terjadi pada tanggal tersebut? Artikel ini akan mengulasnya!

oleh Nurul Diva diperbarui 09 Feb 2025, 10:03 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2025, 10:03 WIB
Perang Vietnam/Wikipedia
Perang Vietnam... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Tanggal 9 Februari kerap dikenal sebagai Hari Pers Nasional di Indonesia. Namun, di balik peringatan tersebut, terdapat sejumlah peristiwa bersejarah lain yang terjadi pada tanggal yang sama di berbagai belahan dunia. Mulai dari perang saudara Amerika Serikat, penemuan olahraga voli yang kini populer hingga tragedi konser musik underground di Bandung, Jawa Barat.

Beberapa peristiwa tersebut memiliki dampak signifikan dalam sejarah dunia, memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari politik hingga olahraga. Mengetahui peristiwa-peristiwa ini tidak hanya menambah wawasan sejarah, tetapi juga memberikan perspektif baru tentang bagaimana tanggal 9 Februari telah menjadi saksi berbagai momen penting.

Berikut ini, kami sajikan lima peristiwa penting yang terjadi pada 9 Februari, selain peringatan Hari Pers Nasional, yang telah meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah dunia, dirangkum Liputan6, Minggu (9/2).

Dimulainya Perang Saudara Amerika Serikat

Merujuk artsandculture.google.com, Perang Saudara Amerika, yang berlangsung dari tahun 1861 hingga 1865, merupakan konflik internal paling berdarah dalam sejarah Amerika Serikat.

Perang ini terjadi antara negara-negara bagian di Utara (Union) yang menentang perbudakan dan negara-negara bagian di Selatan (Konfederasi) yang mendukung perbudakan.

Puncak ketegangan terjadi pada 9 Februari 1861, ketika Jefferson Davis dilantik sebagai Presiden Konfederasi Amerika, menandai dimulainya perpecahan resmi antara Utara dan Selatan. Perang ini berakhir dengan kemenangan Union dan penghapusan perbudakan di seluruh Amerika Serikat.

Pengiriman Pertama Pasukan Tempur AS ke Vietnam Selatan

Pada 9 Februari 1965, Presiden Amerika Serikat Lyndon B. Johnson memerintahkan pengiriman batalion misil Hawk dari Korps Marinir ke Da Nang, Vietnam Selatan. Langkah ini menandai eskalasi keterlibatan militer AS dalam Perang Vietnam, yang sebelumnya hanya terbatas pada peran penasihat militer.

Keputusan ini diambil setelah insiden Teluk Tonkin pada tahun 1964, yang meningkatkan ketegangan antara AS dan Vietnam Utara. Pengiriman pasukan tempur ini menjadi awal dari keterlibatan langsung AS dalam konflik yang berlangsung hingga tahun 1975. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin antara dua kubu ideologi besar, yakni Komunis dan SEATO.

Adapun dua kubu yang saling berperang tersebut adalah Republik Vietnam dan Republik Demokratik Vietnam. Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina bersekutu dengan Vietnam Selatan. Sedangkan Uni Soviet, Tiongkok, Korea Utara, Mongolia dan Kuba mendukung Vietnam Utara yang berideologi komunis.

Keterlibatan AS dalam Perang Vietnam tercatat berakhir pada 15 Agustus 1973. Sementara Perang Vietnam sendiri dengan sekutu-sekutunya berakhir pada 15 Agustus 1975. Pada 1976, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan melakukan penyatuan dan kini lahirlah negara Vietnam hingga sekarang.

Sayangnya, keterlibatan Amerika justru mempermalukan diri sendiris mengingat posisinya sebagai negara adikuasa. Data jumlah korban dari pihak Amerika setidaknya mencapai lebih dari 350.000 tentara dengan jumlah yang terluka mencapai 1,3 juta orang.

 

 

Penemuan Olahraga Bola Voli

Sabina Altynbekova - Yogya Falcons - Proliga 2025 - Bola Voli
Sabina Altynbekova dari Yogya Falcons bersiap memblok spike pemain Jakarta Livin Mandiri dalam pertandingan PLN Mobile Proliga 2025 putaran kedua pekan kelima di GOR Jalak Harupat, Bandung, Sabtu, 8 Februari. (foto: PBVSI)... Selengkapnya

Merujuk ANTARA, pada 9 Februari 1895, William G. Morgan, seorang instruktur pendidikan jasmani di Holyoke, Massachusetts, Amerika Serikat menciptakan sebuah permainan yang awalnya disebut "Mintonette". Permainan ini dirancang sebagai alternatif yang lebih ringan dari bola basket, dengan menggabungkan elemen-elemen dari berbagai olahraga seperti bola basket, bisbol, tenis, dan bola tangan.

Setelah demonstrasi pertama, nama "Mintonette" diubah menjadi "volleyball" atau bola voli. Ketika itu, bola voli diikuti oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan lima orang. Pada kesempatan tersebut, Morgan menjelaskan bahwa permainan tidak mempunyai batasan jumlah pemain yang menjadi standar dari permainan tersebut. Sementara sasaran dari permainan ini yaitu mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net dari satu wilayah ke wilayah yang lain.

Sejak itu, bola voli berkembang menjadi salah satu olahraga paling populer di dunia, dimainkan di berbagai tingkat kompetisi, termasuk Olimpiade yang juga menyebar ke Indonesia di masa penjajahan Belanda. Diketahui, voli masuk pada tahun 1928, di mana para pengajar dari Belanda seperti di Hoogere Burgerschool dan Algemeene Middelbare School mengenalkannya kepada para bangsawan dan petinggi pemerintahan.

 

Tabrakan Kapal Selam USS Greeneville dengan Kapal Jepang Ehime Maru

Pada 9 Februari 2001, kapal selam bertenaga nuklir milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Greeneville, secara tidak sengaja menabrak kapal pelatihan perikanan Jepang, Ehime Maru, di lepas pantai Oahu, Hawaii. Insiden ini terjadi saat USS Greeneville melakukan manuver darurat ke permukaan, tanpa menyadari keberadaan Ehime Maru di atasnya.

Tabrakan tersebut menyebabkan Ehime Maru tenggelam, menewaskan sembilan dari 35 orang di atas kapal, termasuk empat siswa sekolah perikanan. Peristiwa ini menimbulkan ketegangan diplomatik antara AS dan Jepang, serta kritik terhadap prosedur operasional Angkatan Laut AS.

Berdasarkan data yang diperoleh televisi Jepang NHK, kapal ikan bernama Ehime Maru itu adalah perahu yang disewa sekolah menengah perikanan Uwajima, yang terletak di sebelah barat daya Jepang. Keseluruhan penumpang terdiri dari 20 awak kapal, dua guru, dan 13 orang pelajar.

Menurut Warner di Pangkalan AL Pearl Harbour, Hawaii, kapal selam Greeneville tengah menjalankan operasi rutin di daerah selatan Oahu. Namun saat naik ke permukaan sekitar pukul 13.45 waktu setempat, buritan kapal tersebut menabrak kapal ikan berbendera Jepang, dan langsung menenggelamkannya.

Tragedi Konser Musik Underground AACC 2008 di Bandung

Grup musik Beside saat tampil di Wacken Metal Battle Indonesia
Penampilan jawara Wacken Metal Battle Indonesia tahun lalu , Beside Band, di ajang W:O:A 2017... Selengkapnya

Pada 9 Februari 2008, terjadi insiden tragis di Gedung Asia Africa Cultural Center (AACC) di Bandung, Indonesia, saat konser peluncuran album perdana band undeground metal lokal, Beside. Gedung yang berkapasitas 500 orang tersebut dipadati oleh sekitar 800 hingga 1.000 penonton, melebihi kapasitas yang seharusnya.

Setelah konser usai, terjadi kepanikan massal saat penonton berusaha keluar dari gedung yang pengap dan minim ventilasi. Sementara masih banyak orang yang merangsek masuk dan bertabrakan dengan penonton yang hendak keluar. Konser sendiri semakin kacau, usai panitia membagi-bagikan minuman beralkohol di lokasi.

Berdasarkan pemberitaan salah satu surat kabar edisi 10 Februari 2008, awalnya diketahui 9 orang tewas dengan satu di antaranya perempuan. Dua hari kemudian, korban bertambah menjadi 11 orang. Korban terakhir yang dilaporkan meninggal dunia adalah Entis Sutisna (23) yang wafat pada 13 Februari 2008 setelah koma dan dirawat di RS Immanuel, Bandung. Warga Cigugur Tengah, Cimahi Tengah, Kota Cimahi itu terinjak-injak saat kericuhan konser terjadi. Total korban yang tercatat meninggal berjumlah 11 orang, dengan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat terinjak-injak dan sesak napas. 

Polisi kemudian menetapkan 3 tersangka, dan mengamankan barang bukti berupa 15 bonggol tiket, masing-masing bonggol berisi 100 tiket, 39 botol minuman keras, serta cairan tiner. Dari hasil investigasi polisi, ditemukan akar penyebab tragedi seperti akses pintu Gedung AACC yang tertutup, hingga penjualan tiket masuk yang tidak sesuai dengan izin awal, yaitu 750 tiket, dari kapasitas gedung yang hanya 500.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya