Ilmuwan Ungkap Aroma Mumi Mesir Kuno, Perpaduan Bau Pedas Manis

Aroma beragam mumi yang sudah diawetkan ribuan tahun berhasil ditemukan para peneliti

oleh Ibrahim Hasan Diperbarui 18 Feb 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 14:00 WIB
FOTO: Penampakan Mumi Firaun Seqenenre Taa II Berusia 3.600 Tahun
Ilustrasi Gambar selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir pada 17 Februari 2021 menunjukkan penampakan mumi raja Mesir kuno Seqenenre Taa II. Ilmuwan Mesir telah menetapkan bahwa firaun Seqenenre Taa II tewas dalam pertempuran. (Egyptian Ministry of Antiquities/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Peninggalan sejarah banyak ditemukan di berbagai sudut dunia. Namun, kebanyakan masyarakat hanya bisa melihat bentuk dan penampilannya lewat gambar, seperti mumi dari Mesir Kuno. Hingga baru-baru ini, para ilmuwan mendeskripsikan secara lengkap bagaimana aroma mumi.

Para arkeolog dari University College London dan Universitas Ljubljana mengungkap hasil penelitian terbaru tentang bau mumi Mesir. Analisis menunjukkan bahwa aroma mayat mumi Mesir yang telah diawetkan selama ribuan tahun ternyata lebih kompleks dari yang dibayangkan. Tidak hanya bau tengik, tetapi juga tercium aroma unik yang manis, pedas, dan berkesan kayu.

Penelitian ini menggunakan instrumen teknis canggih untuk mengukur molekul udara dari sarkofagus tanpa harus menyentuh mumi. Hasilnya menunjukkan bahwa bau mumi tidak hanya berasal dari proses alami, tetapi juga dari bahan pembalseman yang digunakan. Senyawa seperti getah pinus dan juniper yang ditemukan dalam penelitian ini turut memberikan karakter aroma khas.

Peneliti sempat khawatir akan mendeteksi tanda-tanda degradasi mikroba atau pembusukan. Namun, hasil penelitian justru menunjukkan bahwa lingkungan museum telah mempertahankan kondisi mumi dengan baik. 

"Kami cukup khawatir akan menemukan catatan atau petunjuk tentang jasad yang membusuk, tetapi ternyata tidak demikian," ujar Matija Strlič, profesor kimia dari Universitas Ljubljana dikutip Liputan6.com dari New York Post, Selasa (18/2/2025).

 

Bau Mumi Mesir: dari Harum Kayu hingga Pedas Manis

Aroma Mumi Mesir
Ilmuwan Ungkap Aroma Mayat Mumi Mesir (Sumber: Abdelrazek Elnaggar/AP)... Selengkapnya

Penelitian terbaru membuktikan bahwa bau mumi Mesir tidak seperti yang dibayangkan selama ini. Para ilmuwan mendeskripsikan aroma yang dominan berupa kayu, pedas, dan manis, mirip dengan aroma parfum kuno. Getah pinus dan juniper yang digunakan dalam proses pembalseman diduga menjadi penyebab bau unik tersebut.

Barbara Huber, seorang peneliti dari Institut Geoantropologi Max Planck, menegaskan bahwa aroma ini mungkin telah berubah selama ribuan tahun. "Selama ribuan tahun, penguapan, oksidasi, dan bahkan kondisi penyimpanan telah mengubah profil aroma asli secara signifikan," katanya. Meski demikian, komponen dasarnya masih bisa diidentifikasi dengan jelas.

Aroma ini juga berkaitan dengan ritual keagamaan Mesir Kuno, di mana bau harum melambangkan kesucian. Para firaun dan bangsawan dipersiapkan untuk kehidupan setelah kematian dengan pembalseman yang menghasilkan bau khas. Proses ini memastikan tubuh mereka tetap terjaga dan memiliki aroma yang dianggap suci oleh masyarakat saat itu.

Pakai Teknologi Canggih Mendeteksi Bau Mumi

Aroma Mumi Mesir
Ilmuwan Ungkap Aroma Mayat Mumi Mesir (Sumber: Abdelrazek Elnaggar/AP)... Selengkapnya

Tanpa mengambil sampel dari tubuh mumi secara langsung, ilmuwan menggunakan alat canggih untuk mengukur senyawa di udara. Molekul yang terdeteksi di sekitar sarkofagus mumi memungkinkan mereka memahami aroma tanpa merusak peninggalan sejarah tersebut. Pendekatan ini memberikan wawasan baru tentang bahan pembalseman yang digunakan ribuan tahun lalu.

Matija Strlič, salah satu peneliti utama, menjelaskan bahwa metode ini sangat penting untuk konservasi mumi. "Kami secara khusus khawatir akan adanya indikasi degradasi mikroba, tetapi ternyata tidak demikian," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan museum cukup baik dalam menjaga keawetan mumi dari waktu ke waktu.

Selain membantu konservasi, metode ini juga bisa digunakan untuk menentukan asal-usul sosial mumi. Bahan pembalseman yang digunakan sering kali berbeda tergantung status sosial seseorang. Dengan teknologi ini, ilmuwan dapat mengungkap lebih banyak informasi terkait latar belakang para mumi Mesir.

Menghidupkan Kembali Aroma Mumi di Museum

Aroma Mumi Mesir
Ilmuwan Ungkap Aroma Mayat Mumi Mesir (Sumber: Abdelrazek Elnaggar/AP)... Selengkapnya

Para peneliti berharap temuan ini dapat digunakan untuk menciptakan kembali aroma asli mumi. Teknologi rekonstruksi bau memungkinkan pengunjung museum mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam. Dengan meniru bau mumi, mereka dapat memahami bagaimana proses pembalseman berlangsung secara lebih nyata.

Cecilia Bembibre, direktur penelitian di University College London, menyoroti pentingnya pengalaman sensorik ini. "Mengamati tubuh mumi melalui kotak kaca mengurangi pengalaman karena kita tidak bisa menciumnya," katanya. Bau adalah elemen penting yang dapat memperkaya pemahaman tentang sejarah dan budaya kuno.

Proyek ini juga terinspirasi oleh penelitian sebelumnya yang berhasil merekonstruksi aroma pembalseman dari sisa-sisa guci kuno. Dengan menggunakan pendekatan serupa, ilmuwan berharap dapat menghadirkan "bentang bau" untuk koleksi museum lainnya. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap sejarah Mesir Kuno.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya