Liputan6.com, Jakarta Zakat fitrah, kewajiban suci bagi umat Muslim di bulan Ramadhan, memiliki waktu pembayaran yang diatur berdasarkan hukum Islam. Bukan hanya satu waktu yang pasti, melainkan terdapat beberapa kategori waktu dengan hukum masing-masing, mulai dari waktu yang diperbolehkan hingga waktu yang diharamkan. Artikel ini akan membahas secara lengkap waktu-waktu tersebut, dilengkapi dengan dalil dan penjelasannya, agar Anda dapat menunaikan zakat fitrah dengan tepat dan mendapatkan pahala yang maksimal.
Kewajiban zakat fitrah sendiri didasarkan pada Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 43:
Advertisement
Baca Juga
وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ
Artinya: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’."
Advertisement
Rasulullah SAW juga telah mewajibkan zakat fitrah seperti yang diriwayatkan dalam hadits Bukhari dan Muslim: "Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat Fitrah sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas orang muslim baik budak dan orang biasa, laki-laki dan wanita, anak-anak dan orang dewasa, beliau memberitahukan membayar zakat Fitrah sebelum berangkat (ke masjid) Idul Fitri."
Hikmah di balik kewajiban zakat fitrah adalah untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil selama berpuasa dan membantu fakir miskin agar dapat merayakan Idul Fitri dengan layak. Dengan memahami waktu pembayaran yang tepat, kita dapat menunaikan ibadah ini dengan sempurna dan meraih keberkahan yang lebih besar dari Allah SWT. Mari kita bahas lebih detail mengenai waktu-waktu pembayaran zakat fitrah berikut ini, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (25/2/2025).
Siapa yang Wajib Membayar Zakat Fitrah?
Kewajiban membayar zakat fitrah berlaku bagi setiap Muslim yang memenuhi beberapa kriteria. Pertama, ia harus merdeka, bukan budak. Kedua, ia harus memiliki kelebihan kebutuhan pokok untuk sehari semalam pada saat Hari Raya Idul Fitri. Ketiga, ia harus hidup selama bulan Ramadhan. Ketentuan ini berlaku baik bagi laki-laki maupun perempuan, baligh maupun belum baligh.
Meskipun demikian, anak kecil yang masih dalam tanggungan orang tua, zakat fitrahnya dibayarkan oleh wali atau orang tuanya. Zakat fitrah juga tidak diwajibkan bagi orang yang sedang sakit keras yang diragukan kesembuhannya. Dengan memahami kriteria ini, kita dapat memastikan siapa saja yang wajib menunaikan zakat fitrah.
Bagi mereka yang mampu dan memenuhi kriteria tersebut, menunaikan zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus dipenuhi dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ini merupakan bentuk ibadah dan kepedulian sosial yang sangat penting dalam ajaran Islam.
Sebagai umat muslim, mari kita sama-sama memahami dan menjalankan kewajiban ini dengan sebaik-baiknya. Semoga dengan memahami kriteria ini, kita dapat menunaikan zakat fitrah dengan lebih tepat dan bermakna.
Advertisement
Ukuran dan Jenis Zakat Fitrah
Ukuran zakat fitrah menurut mazhab Imam Syafi'i adalah 2,7 kg bahan makanan pokok. Namun, ukuran 2,5 kg hingga 2,6 kg juga masih diperbolehkan. Jenis zakat fitrah yang diberikan disesuaikan dengan makanan pokok yang dikonsumsi di daerah penerima zakat. Jika di daerah tersebut makanan pokoknya beras, maka yang diberikan adalah beras.
Zakat fitrah juga dapat ditunaikan dengan uang, dengan nominal yang setara dengan harga 2,7 kg beras. Berdasarkan ketetapan Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur, misalnya, nominalnya berkisar antara Rp36.000 hingga Rp42.000. Namun, sebaiknya tetap mengacu pada harga beras di daerah masing-masing.
Penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan masyarakat penerima. Zakat fitrah bukan hanya sekedar kewajiban, tetapi juga bentuk kepedulian sosial yang harus dilakukan dengan bijak dan tepat sasaran.
Pemilihan jenis dan ukuran zakat fitrah yang tepat akan memastikan bahwa zakat tersebut dapat memberikan manfaat maksimal bagi mereka yang membutuhkan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan hal ini dengan cermat.
Lima Waktu Pembayaran Zakat Fitrah dan Hukumnya
Zakat fitrah merupakan salah satu kewajiban penting bagi umat Muslim yang mampu, sebagai bentuk pembersihan diri dan berbagi kepada sesama di akhir bulan Ramadhan. Namun, ada beberapa ketentuan waktu yang perlu diperhatikan dalam menunaikan zakat fitrah agar pelaksanaannya sesuai dengan syariat Islam. Waktu pembayaran zakat fitrah terbagi menjadi beberapa kategori, mulai dari waktu yang diperbolehkan (mubah), waktu wajib, waktu yang dianjurkan (sunnah), hingga waktu yang dimakruhkan dan dilarang. Berikut beberapa waktu bayar zakat dan hukumnya:
- Waktu Mubah (Diperbolehkan): Waktu mubah adalah sejak awal Ramadhan hingga akhir Ramadhan. Ini merupakan waktu yang paling fleksibel untuk membayar zakat fitrah.
- Waktu Wajib: Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah sebelum shalat Idul Fitri dimulai, tepatnya sebelum terbenamnya matahari di hari terakhir Ramadhan atau di awal Syawal. Membayar zakat pada waktu ini memenuhi kewajiban.
- Waktu Sunnah (Dianjurkan): Waktu paling utama dan dianjurkan adalah sebelum shalat Idul Fitri. Hal ini memiliki keutamaan tersendiri, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
- "Barangsiapa yang menunaikan zakat fitrah sebelum salat Id maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah salat Id maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah." (HR. Abu Daud).
- Waktu Makruh (Dimakruhkan): Membayar zakat fitrah setelah shalat Idul Fitri hingga berakhirnya tanggal 1 Syawal atau setelah maghrib hari raya Idul Fitri dimakruhkan. Meskipun masih diperbolehkan, namun kurang dianjurkan.
- Waktu Haram (Dilarang): Tidak ada keterangan spesifik mengenai waktu yang diharamkan. Namun, menunda pembayaran hingga jauh setelah Idul Fitri tentu tidak sesuai dengan semangat berbagi dan kewajiban zakat.
Pendapat ulama mengenai waktu pembayaran zakat fitrah beragam. Mayoritas ulama dari berbagai mazhab sepakat bahwa pembayaran setelah shalat Idul Fitri diperbolehkan, tetapi tetap dengan syarat dan ketentuan. Mazhab Syafii dan Hanbali menganggapnya makruh, sementara Mazhab Maliki memperbolehkannya dengan beberapa catatan, dan Mazhab Hanafi memiliki pandangan yang lebih fleksibel.
Meskipun ada perbedaan pendapat, waktu yang paling utama dan dianjurkan tetaplah sebelum shalat Idul Fitri. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dan memiliki keutamaan tersendiri.
Pembayaran zakat fitrah setelah shalat Idul Fitri hanya dianggap sebagai sedekah biasa dan tidak lagi bernilai sebagai zakat fitrah yang wajib. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan waktu pembayaran zakat fitrah agar kewajiban ini dapat ditunaikan dengan sempurna.
Batas akhir pembayaran zakat fitrah adalah sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Jika melewati batas waktu tersebut, maka zakat fitrah menjadi batal dan harus diganti dengan membayar fidyah (denda).
Dalam kondisi tertentu, membayar zakat fitrah dengan uang diperbolehkan menurut pandangan sebagian ulama. Namun, tetap perlu memperhatikan ketentuan dan nilai yang sesuai.
Waktu sunnah untuk pembayaran zakat fitrah adalah sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Waktu ini dimulai sejak malam takbiran hingga pagi sebelum shalat Idul Fitri berlangsung. Pembayaran zakat fitrah pada waktu ini dianggap lebih utama karena dapat membantu orang miskin untuk mempersiapkan diri menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Waktu makruh untuk pembayaran zakat fitrah adalah setelah shalat Idul Fitri hingga akhir tanggal 1 Syawwal atau saat maghrib Hari Raya Idul Fitri. Menurut penjelasan dalam kitab Ibanatul Ahkam, pembayaran zakat fitrah pada waktu ini dianggap kurang disukai karena dapat mengalihkan perhatian dari pelaksanaan shalat Idul Fitri.
Waktu haram untuk pembayaran zakat fitrah adalah setelah berakhirnya tanggal 1 Syawwal. Pembayaran zakat fitrah setelah waktu ini dianggap haram karena termasuk dalam penundaan yang tidak dibolehkan dalam Islam.
Advertisement
Waktu Paling Utama Membayar Zakat Fitrah
Waktu paling utama untuk membayar zakat fitrah adalah sebelum shalat Idul Fitri. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dan memiliki keutamaan tersendiri. Hadits dari Abu Hurairah dan Ibnu Umar menekankan pentingnya membayar zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri.
Jika tidak sempat sebelum shalat Id, waktu selanjutnya yang utama adalah setelah terbenamnya matahari pada malam takbiran. Hal ini juga didasarkan pada hadits yang menjelaskan kewajiban membayar zakat fitrah sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri.
Waktu terakhir yang masih diperbolehkan adalah sebelum matahari terbit pada hari raya Idul Fitri. Namun, waktu ini cukup riskan dan sebaiknya dihindari jika memungkinkan.
Menunaikan zakat fitrah pada waktu-waktu utama akan memberikan keberkahan dan keutamaan tersendiri. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk menyegerakan pembayaran zakat fitrah.
Hikmah Menyegerakan Pembayaran Zakat Fitrah
Menyegerakan pembayaran zakat fitrah memiliki beberapa hikmah penting. Pertama, hal ini menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan. Kedua, memberikan kesempatan bagi mustahik (penerima zakat) untuk mempersiapkan kebutuhan Hari Raya Idul Fitri.
Ketiga, dipercaya akan memberikan keberkahan pada harta yang dizakatkan. Keempat, menghindari terlewatnya waktu wajib pembayaran zakat fitrah. Dengan demikian, menyegerakan pembayaran zakat fitrah sangat dianjurkan.
Selain itu, menyegerakan pembayaran zakat fitrah juga menunjukkan ketaatan dan keikhlasan kita dalam menjalankan perintah agama. Hal ini juga dapat menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan kepedulian sosial.
Semoga dengan memahami hikmah ini, kita semakin termotivasi untuk menyegerakan pembayaran zakat fitrah dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Advertisement
Penerima dan Distribusi Zakat Fitrah
Zakat fitrah diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (mustahik), yaitu fakir miskin, orang yang sangat membutuhkan, dan para mualaf. Pembayaran dapat dilakukan secara langsung kepada mustahik atau melalui lembaga amil zakat (LAZ) yang terpercaya, seperti BAZNAS.
Membayar zakat fitrah melalui LAZ memiliki beberapa keuntungan, yaitu memastikan zakat sampai kepada yang berhak menerimanya dan terdistribusi secara adil dan merata. LAZ juga biasanya memiliki sistem pengelolaan zakat yang transparan dan akuntabel.
Namun, membayar langsung kepada mustahik juga diperbolehkan, asalkan kita yakin bahwa penerima zakat tersebut benar-benar termasuk golongan yang berhak menerimanya dan zakat tersebut digunakan untuk keperluan yang sesuai.
Yang terpenting adalah memastikan bahwa zakat fitrah yang kita bayarkan sampai kepada yang berhak menerimanya dan memberikan manfaat bagi mereka yang membutuhkan. Semoga dengan demikian, zakat fitrah kita dapat menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah SWT.
Waktu pembayaran zakat fitrah memiliki beberapa kategori, mulai dari waktu mubah hingga haram. Waktu yang paling utama dan dianjurkan adalah sebelum shalat Idul Fitri. Namun, jika terlambat, sebelum terbenam matahari di hari terakhir Ramadhan atau di awal Syawal masih dianggap memenuhi kewajiban.
Segera tunaikan zakat fitrah agar mendapatkan pahala yang lebih besar. Konsultasikan dengan ulama atau lembaga zakat terpercaya untuk memastikan kesesuaian dengan mazhab dan kondisi masing-masing. Mari tingkatkan kualitas ibadah dan kepedulian sosial dengan menunaikan zakat fitrah tepat waktu.
