Doa Nabi Sulaiman Untuk Hewan: Kisah Menundukkan Hewan dan Mendatangkan Rezeki

Doa Nabi Sulaiman, baik untuk menjinakkan hewan maupun memohon rezeki, menyimpan hikmah mendalam tentang kerendahan hati dan kebergantungan pada Allah SWT.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 19 Mar 2025, 21:20 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 21:20 WIB
Ilustrasi kata-kata, doa cepat sembut buat pacar
Ilustrasi kata-kata, doa cepat sembut buat pacar. (Photo by Milada Vigerova on Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Doa Nabi Sulaiman untuk hewan merupakan salah satu mukjizat istimewa yang diberikan Allah SWT kepada salah satu nabi yang dikenal memiliki kekayaan dan kekuasaan luar biasa. Sebagai putra dari Nabi Daud AS dan nabi ke-18 dari 25 nabi yang wajib diimani, Nabi Sulaiman dianugerahi kemampuan khusus untuk berkomunikasi dengan berbagai jenis hewan. Mukjizat ini menjadikan doa Nabi Sulaiman untuk hewan begitu istimewa dan memiliki kekuatan spiritual yang tinggi.

Keistimewaan doa Nabi Sulaiman untuk hewan terletak pada hubungan khusus antara sang nabi dengan makhluk-makhluk Allah yang tidak dapat berbicara dengan manusia pada umumnya. Dalam kisah-kisah yang tercatat dalam Al-Qur'an, doa Nabi Sulaiman untuk hewan tidak hanya menjadi sarana komunikasi, tetapi juga bentuk kepemimpinan dan perlindungan terhadap makhluk Allah lainnya. Kemampuan memahami bahasa hewan ini merupakan anugerah Allah yang menjadikan Nabi Sulaiman memiliki pasukan yang terdiri dari manusia, jin, dan berbagai jenis hewan yang tunduk kepadanya.

Para ulama menyebutkan bahwa doa Nabi Sulaiman untuk hewan memiliki keberkahan khusus yang dapat dipelajari dan diamalkan oleh umat Islam. Kisah-kisah tentang interaksi Nabi Sulaiman dengan hewan-hewan seperti semut, burung hudhud, dan lainnya memberikan hikmah tentang bagaimana seharusnya manusia memperlakukan makhluk Allah lainnya dengan penuh kasih sayang dan kebijaksanaan. Doa Nabi Sulaiman untuk hewan juga menunjukkan bagaimana seorang pemimpin besar tetap memperhatikan makhluk kecil, sebuah teladan yang sangat berharga bagi kehidupan manusia.

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi lengkapnya, pada Rabu (19/3).

Promosi 1

Mukjizat Nabi Sulaiman dan Kemampuannya Berbicara dengan Hewan

Nabi Sulaiman AS dikaruniai berbagai mukjizat luar biasa dari Allah SWT, salah satu yang paling menonjol adalah kemampuannya untuk memahami dan berkomunikasi dengan hewan. Mukjizat ini tercatat jelas dalam Al-Qur'an surat An-Naml ayat 16:

وَوَرِثَ سُلَيْمَٰنُ دَاوُۥدَ ۖ وَقَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمْنَا مَنطِقَ ٱلطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَىْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْمُبِينُ

"Wa warisa Sulaimānu Dāwūda wa qāla yā ayyuhan-nāsu 'ullimnā manṭiqaṭ-ṭairi wa ūtīnā min kulli syai'in, inna hāżā lahuwal-faḍlul-mubīn."

Artinya: "Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: 'Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata'."

Kemampuan ini bukan sekadar untuk kebanggaan, melainkan menjadi sarana bagi Nabi Sulaiman untuk menegakkan keadilan dan memimpin semua makhluk dengan bijaksana. Dalam ayat tersebut, Nabi Sulaiman dengan rendah hati mengakui bahwa kemampuan tersebut merupakan anugerah dan kurnia dari Allah SWT, bukan karena kehebatannya sendiri.

Dalam kitab tafsir dijelaskan bahwa kemampuan Nabi Sulaiman memahami bahasa hewan sangatlah komprehensif. Beliau tidak hanya bisa mengerti apa yang dibicarakan oleh burung-burung, tetapi juga semut dan berbagai jenis hewan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa Allah SWT memberikan keistimewaan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mukjizat ini menjadi bukti kenabian Sulaiman AS.

Sementara itu, dalam hadits-hadits yang diriwayatkan, diceritakan bahwa kemampuan Nabi Sulaiman ini juga dibarengi dengan tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi makhluk hidup. Itulah mengapa dalam surat An-Naml ayat 17-18, dikisahkan bagaimana Nabi Sulaiman sangat memperhatikan keselamatan semut-semut kecil yang hampir terinjak oleh pasukannya yang besar.

Kisah Nabi Sulaiman dan Semut: Pelajaran Tentang Kepedulian

Salah satu kisah yang paling terkenal tentang interaksi Nabi Sulaiman dengan hewan adalah pertemuannya dengan koloni semut. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur'an surat An-Naml ayat 17-18:

وَحُشِرَ لِسُلَيْمَٰنَ جُنُودُهُۥ مِنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ وَٱلطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ. حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

"Wa ḥusyira li-Sulaimāna junūduhū minal-jinni wal-insi waṭ-ṭairi fahum yūza'ūn. Ḥattā iżā atou 'alā wādin-namli qālat namlatuy yā ayyuhan-namludkhulū masākinakum, lā yaḥṭimannakum Sulaimānu wa junūduhū wa hum lā yasy'urūn."

Artinya: "Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari."

Ketika mendengar peringatan dari raja semut kepada koloninya, Nabi Sulaiman tersenyum dan tersentuh. Beliau menyadari bahwa sebagai pemimpin yang memiliki kekuasaan besar, tetap harus memperhatikan dan menjaga makhluk-makhluk kecil yang ada di sekitarnya. Ini menunjukkan sikap pemimpin yang peduli dan bertanggung jawab.

Dalam konteks modern, kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan dan makhuk hidup lainnya. Meskipun manusia diberikan kemampuan untuk menguasai bumi, hal itu tidak berarti kita boleh sewenang-wenang terhadap makhluk lain. Justru sebaliknya, kekuasaan seharusnya diimbangi dengan tanggung jawab dan kepedulian yang lebih besar.

Para ulama tafsir juga mencatat bahwa dari kisah ini, kita bisa belajar tentang kepemimpinan yang bijaksana. Nabi Sulaiman, dengan semua kekuasaan dan kekayaannya, tetap rendah hati dan menghargai semua makhluk Allah, bahkan yang sekecil semut. Inilah model kepemimpinan yang dicontohkan oleh para nabi dan rasul yang patut kita teladani.

 

Doa Nabi Sulaiman untuk Mengusir Semut

Dalam tradisi Islam, dikenal adanya doa Nabi Sulaiman untuk mengusir semut yang didasarkan pada pengalaman beliau saat berinteraksi dengan hewan-hewan tersebut. Doa ini sering dirujuk berdasarkan ayat Al-Qur'an surat An-Naml ayat 18:

حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

"Hattaa idzaa atau 'alaa waadin-namli qaalat namlatuy yaa ayyuhan-namludkhulụ masaakinakum, laa yahṭimannakum sulaimaanu wa junuduhụ wa hum laa yasy'urụn."

Artinya: "Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari."

Meskipun ayat ini sebenarnya menggambarkan peringatan seekor semut kepada koloninya, banyak ulama yang menyatakan bahwa membaca ayat ini dengan niat sebagai doa dapat menjadi sarana untuk mengusir semut dari rumah atau tempat tertentu tanpa harus membunuhnya. Ini sejalan dengan ajaran Islam yang melarang membunuh semut tanpa alasan yang jelas.

Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW juga melarang membunuh empat jenis hewan, termasuk semut. Hal ini diriwayatkan dalam hadits: "Sesungguhnya nabi melarang membunuh empat binatang, yaitu semut, lebah, burung hudhud, dan burung shurad." (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).

Para ulama menjelaskan bahwa penggunaan doa ini lebih disukai daripada menggunakan bahan kimia atau cara-cara yang membunuh semut. Dengan membaca doa ini, diharapkan semut-semut akan pergi dengan sendirinya ke tempat lain yang lebih aman, tanpa harus dibunuh. Ini menunjukkan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan penghargaan terhadap makhluk hidup lainnya.

 

Doa Nabi Sulaiman untuk Menundukkan Hewan

Selain doa untuk mengusir semut, terdapat juga doa Nabi Sulaiman yang digunakan untuk menundukkan hewan. Doa ini didasarkan pada ayat Al-Qur'an surat An-Naml ayat 30:

اِنَّهٗ مِنۡ سُلَيۡمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسۡمِ اللّٰهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡم بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْماَلَّا تَعْلُوا عَلَىَّ وَاْتُونِى مُسْلِمِيْنَ

"Innahuu min Sulaimaana wa innahuu bismil laahir rahmaanir rahiim. Bismillah hirrahmani rahiim, allaa ta'luu alayya wa'tuunii muslimin."

Artinya: "Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, 'Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bahwa janganlah kamu berlaku sombong kepadaku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri."

Meskipun ayat ini secara konteks berbicara tentang surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis, banyak ulama dan ahli spiritual Islam yang meyakini bahwa doa ini memiliki kekuatan untuk menundukkan hewan yang liar atau berbahaya. Mereka percaya bahwa dengan menyebut nama Allah dan mengikuti teladan Nabi Sulaiman, hewan-hewan dapat menjadi lebih jinak dan tidak mengganggu.

Dalam praktiknya, doa ini sering dibacakan ketika seseorang dihadapkan pada hewan yang berbahaya atau sulit dikendalikan. Dengan izin Allah, hewan tersebut diharapkan akan menjadi lebih tenang dan tidak menyerang. Beberapa ulama juga menyarankan untuk membaca doa ini sebelum memasuki hutan atau daerah yang diketahui banyak hewan liarnya.

Perlu ditekankan bahwa penggunaan doa ini bukanlah untuk tujuan eksploitasi atau penyiksaan terhadap hewan, melainkan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dan hewan. Ini sejalan dengan ajaran Islam yang mendorong sikap kasih sayang terhadap semua makhluk Allah.

Kisah Nabi Sulaiman dan Burung Hudhud: Teladan Kepemimpinan

Salah satu kisah paling menarik tentang interaksi Nabi Sulaiman dengan hewan adalah hubungannya dengan burung hudhud. Kisah ini menggambarkan bagaimana Nabi Sulaiman menghargai dan memanfaatkan kemampuan unik dari setiap makhluk dalam kepemimpinannya.

Dalam riwayat yang disebutkan oleh Ibnu Abbas dan para ahli tafsir lainnya, burung hudhud memiliki tugas khusus dalam pasukan Nabi Sulaiman, yaitu mencari sumber air. Burung ini dikaruniai kemampuan khusus untuk mendeteksi keberadaan air di bawah tanah, sebuah kemampuan yang sangat berharga saat melakukan perjalanan di padang pasir.

Suatu ketika, Nabi Sulaiman mencari burung hudhud dan tidak menemukannya. Beliau pun berkata sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an surat An-Naml ayat 20-21:

وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ. لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ

"Wa tafaqqadaṭ-ṭaira fa qāla mā liya lā aral-hudhuda am kāna minal-ghā'ibīn. La'u'ażżibannahū 'ażāban syadīdan au la ażbaḥannahū au laya'tiyanī bisulṭānim mubīn."

Artinya: "Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: 'Mengapa aku tidak melihat hudhud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?' Sungguh aku akan menghukumnya dengan hukuman yang berat atau menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang."

Tidak lama kemudian, burung hudhud kembali dengan membawa berita penting tentang kerajaan Saba yang dipimpin oleh Ratu Balqis. Hudhud melaporkan bahwa meskipun kerajaan tersebut makmur, namun mereka menyembah matahari alih-alih Allah SWT.

Dari kisah ini, kita bisa melihat berbagai aspek kepemimpinan Nabi Sulaiman:

  • Beliau menghargai keahlian dan kontribusi setiap anggota timnya, bahkan seekor burung kecil seperti hudhud.
  • Beliau menegakkan disiplin dan tanggung jawab, namun juga memberikan kesempatan untuk menjelaskan ketidakhadiran.
  • Beliau mendengarkan informasi dari berbagai sumber dan mengambil tindakan berdasarkan informasi tersebut.

Kisah ini terus berlanjut dengan Nabi Sulaiman mengirimkan surat kepada Ratu Balqis, mengundangnya untuk beriman kepada Allah dan menghentikan penyembahan matahari. Burung hudhud dipercaya untuk mengantar surat tersebut, menunjukkan bagaimana Nabi Sulaiman memberikan tanggung jawab penting kepada makhluk yang dianggap kecil tetapi memiliki kemampuan unik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya