Sekjen PPP Romahurmuziy Gulirkan Wacana SBY Jadi Cawapres

"Bukan tidak mungkin kita membangun Poros Tengah dengan mengusung SBY sebagai calon wakil presiden," ujar Sekjen PPP.

oleh Sugeng Triono diperbarui 19 Apr 2014, 16:53 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2014, 16:53 WIB
[FOTO] Datangi TPS 006, SBY Sekeluarga Berbatik
Presiden SBY memasukkan surat suara untuk DPR di TPS 006 Nagrak Gunung Putri, Bogor pada Rabu (9/4/14) (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Konflik internal masih terjadi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Prahara ini dianggap muncul lantaran terdapatnya perbedaan pendapat mengenai sosok calon yang akan diusung pada Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.

Menurut salah satu pengamat politik dari Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda, sikap kubu Suryadharma Ali (SDA) yang mendukung Partai Gerindra mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) dan pihak Emron Pangkapi mendukung PDIP mencalonkan Joko Widodo atau Jokowi merupakan titik awal dari konflik tersebut.

Belum juga reda masalah itu, partai berlambang Kabah ini kembali bermanuver. Kali ini melalui Romahurmuziy. Sekjen PPP yang akrab disapa Romy itu menggulirkan wacana yang tidak biasa.

Romy mengaku partainya saat ini sedang membangun poros koalisi baru. Poros keempat ini mewacanakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat ini menjabat sebagai Presiden RI untuk maju sebagai calon wakil presiden.

"Bukan tidak mungkin kita membangun Poros Tengah dengan mengusung SBY sebagai calon wakil presiden," ujar Romy di Kantor DPP PPP, Jakarta, Sabtu (19/4/2014).

Romy yakin, kekuatan poros yang digagas PPP ini punya peluang cukup besar mengingat kekuatan partai menengah cukup signifikan jika digabung. Apalagi, imbuh Romy, SBY yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat masih memiliki elektabilitas tinggi.

"Elektabilitas SBY itu masih di atas 50 persen mengalahkan Jokowi dan Prabowo," kata Romi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya