Andi Golkar: Ical-Pramono Tanpa Magnet

Jika ingin membuat poros ketiga, maka pimpinan politik harus legowo menjadi king maker.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Mei 2014, 17:53 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2014, 17:53 WIB
Golkar-Demokrat Bentuk Poros Baru, Usung Ical-Pramono Edhie
Jumlah suara Golkar dan Demokrat, yakni 24,94% bisa memenuhi persyaratan pengusungan capres.

Liputan6.com, Jakarta Muncul isu telah terbentuk poros baru antara Golkar dan Demokrat. Keduanya mengusung Aburizal Bakrie atau Ical dan Pramono Edhie Wibowo. Duet ini dianggap tidak memikat.

"Insting politik saya mengatakan Ical-Pramono tidak akan efektif. Tidak ada efek kejutnya sama sekali. Pasti kalah. Karena pasangan ini tidak menghadirkan magnet bagi publik," kata politisi Partai Golkar Andi Sinulingga dalam diskusi di Jakarta seperti disampaikan dalam keterangan tertulis Media Turun Tangan --relawan Anies Baswedan, Sabtu (17/5/2014).

Menurut Andi, jika ingin membuat poros ketiga, maka pimpinan politik harus legowo menjadi king maker. "Pak SBY secara otomatis menjadi king maker. Ibu Mega juga sudah legowo. Tinggal dari Golkar yang harus legowo," tambahnya.

Dia justru memiliki pandangan lain dari Tim 6 yang terdiri dari 3 perwakilan Golkar dan 3 perwakilan Demokrat yang merumuskan pasangan Ical-Pramono. "Sri Sultan-Anies Baswedan mungkin bisa. Alternatif harus menghadirkan efek kejut," tegas Andi.

Pengamat politik dari Populi Center Nico Harjanto mengatakan, "Poros ketiga hanya bisa menang kalau jadi antithesis dari kedua pasangan yang ada sekarang. Kalau poros ketiga yang dihadirkan adalah muka lama lagi, maka hanya akan jadi pelengkap penderita. Kalau tua sudah mentok."

Dia menilai duet Ical-Pramono mungkin muncul karena dirasa elektabilitasnya paling mendekati Jokowi dan Prabowo. Padahal dalam membentuk poros ketiga, bukan elektabilitas yang jadi pertimbangan utama.

"Membentuk poros ketiga tidak bisa survei semata, tapi harus didasari oleh keyakinan politik. Didasari oleh insting politik bahwa pasangan yang dihadirkan memiliki efek kejut. Itu kenapa pasangan tua tidak bakal berhasil karena sudah mentok," jelas Nico.

Ia juga yakin poros ketiga seharusnya menghadirkan tokoh-tokoh muda meskipun elektabilitasnya masih kurang. "Soal elektabilitas kalau di-endorse dengan baik, bisa naik dengan cepat. Juga tokoh muda akan menghadirkan efek kejut," ucap Nico.

Politisi Hanura Yuddy Chrisnandi mengatakan, kalau suara Golkar, Demokrat, Hanura dan PKS digabungkan, maka akan ada 34% suara. "Motornya saat ini adalah Demokrat, Hanura tinggal menunggu pendulum koalisi saja," ujarnya.

Anggota Komite Konvensi menyatakan Demokrat Didi Irawadi mengaku sudah berusaha menghadirkan tokoh muda seperti Anies Baswedan. Tinggal bagaimana rekan koalisi menyikapinya. "Kita membuka kemungkinan buat semua, bisa jadi Pramono, bisa jadi Anies," kata Didi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya