Jokowi Bawa Contekan Debat, Timses: Memangnya Ujian Closed Book

Selembar kertas terselip di jas hitam yang dikenakan kandidat capres nomor urut 2 Joko Widodo atau Jokowi saat debat capres dan cawapres.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 10 Jun 2014, 12:40 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2014, 12:40 WIB
Jokowi-JK
Jokowi-JK. (Faisal R Syam/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Selembar kertas terselip di jas hitam yang dikenakan kandidat capres nomor urut 2 Joko Widodo atau Jokowi saat debat capres dan cawapres semalam. Kertas itu sempat disangka sebagai contekan sebelum akhirnya dikonfirmasi berisi titipan doa ibunda, doa Nabi Musa.

Setelah sempat berkicau lewat akun Twitter-nya untuk mengonfirmasi isi dari kertas itu, konsultan politik pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK), Eep Saefulloh Fatah kembali disibukkan dengan masalah kertas tersebut. Kali ini, dia memposting ulang kicauan sang istri, Sandriana Malakiano di @smalakiano, untuk mengajak masyarakat move on dari persoalan kertas ini.

"Mari sekarang "move on"... Bismillah, demi kemajuan seluruh rakyat Indonesia. Mari bergerak, untuk memenangkan Indonesia," retweet akun @EepSFatah, seperti Liputan6.com kutip, Selasa (10/6/2014).

"Allah SWT saksiku, doa Nabi Musa+beberapa kertas ksg di kantong jas itu cm bukti btp apapn trkait JKW jadi ancamn bagi mereka yang pemahamannya terbatas."

Ada sebanyak 14 kicauan Sandrina yang kali ini di-kultweet oleh Eep. Di antaranya, berisi rasa keheranan pada pihak-pihak yang mempermasalahkan kertas doa Jokowi. Bahkan banyak yang menuding kertas itu sebagai contekan pada saat debat semalam.

"Kenapa ya mereka melihat debat semalam seolah ujian closed book di kelas padahal semua kandidat bebas bawa catatan/data, termasuk kandidat no.1 baca," kicau @smalakiano yang diretweet oleh @EepSFatah.

"Tak habis pikir kalau seandainya benar itu kertas catatan yang disebut sebagai "krepekan" lalu kenapa juga disimpan di kantong? Tidak bisa dibaca dong?"

Mereka juga membantah telah berbohong. Mereka mengatakan, tak ada rekayasa dalam isu kantong jas Jokowi apalagi untuk pencitraan semata.

"Apapun, terima kasih kepada semua pihak yang menghujat/memfitnah kami. Bukankah fitnah/ghibah jadi tabungan pahala bagi yang difitnah?" (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya