Nurhayati Demokrat: Tidak Benar Ruhut Direstui SBY Dukung Jokowi

Wakil Ketua Umum PD itu juga menantang Ruhut untuk membuktikan bahwa ia didukung dan direstui oleh SBY mendukung Jokowi-JK.

oleh Rinaldo diperbarui 23 Jun 2014, 18:20 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2014, 18:20 WIB
Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf (Liputan6.com/Andrian Martinus Tunay)
Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf (Liputan6.com/Andrian Martinus Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menegaskan, tidak benar Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan restu kepada Ruhut Sitompul untuk mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

"Tentang dukungan Ruhut ke Jokowi yang dapat restu dari SBY adalah tidak benar. Apa yang dikatakan Ruhut untuk mendukung Jokowi atas restu SBY jelas-jelas tidak benar karena tidak mungkin ketua umum lari dari rapimnas yang dipimpin langsung," kata Nurhayati di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/6/2014).

Wakil Ketua Umum PD itu juga menantang Ruhut untuk membuktikan bahwa ia didukung dan direstui oleh SBY mendukung Jokowi-JK.

"Ruhut tak punya bukti, saya taruhannya, silakan dibuktikan, apakah itu rekaman, percakapan dengan SBY, tulisan atau yang lainnya. Silakan tunjukkan saja ke media," tantang Nurhayati.

Sebelumnya, Ruhut Sitompul mengaku telah mendapat restu SBY untuk mendukung Jokowi-JK. Secara resmi, Ruhut yang dulunya kerap mengkritik Jokowi akan mendeklarasikan dukungannya pada pasangan nomor urut 2 itu pada malam ini.

Ia menjelaskan, pilihannya jatuh kepada Jokowi-JK karena kecewa atas sikap partai-partai koalisi yang tak mendukung SBY sepenuh hati. Terlebih, Prabowo menyebut ada kebocoran anggaran, padahal di hadapan ratusan pengurus Demokrat, pasangan nomor urut 1 itu berjanji meneruskan program SBY.

"Mereka kan didukung partai koalisi pemerintahan sekarang, tapi malah nyerang kita dengan sebut bocor. Seharusnya, dia (Prabowo) berkaca dan tanya dulu ke Pak Hatta bagaimana," ujar Ruhut dalam keterangannya di Jakarta.

Alasan lain ia berubah pikiran adalah karena slogan yang diusung Jokowi-JK, yakni 'Indonesia Hebat'. Menurut dia, kalimat itu bentuk pujian tidak langsung kepada pemerintahan Presiden SBY. Ruhut pun membandingkannya dengan slogan yang diangkat pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yaitu 'Indonesia Bangkit'.

"Artinya mereka mengakui keberhasilan SBY selama 10 tahun ini, makanya dikatakan 'Indonesia Hebat'. Kalau Indonesia Bangkit, bangkit apanya? Memangnya selama ini SBY tidur?" (Ant/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya