Jelang Pengumuman Hasil Pilpres, Gerindra Akui Kalah?

Pius menulis, "Siapapun presidennya, yang menang adalah demokrasi yang telah kita pilih dan perjuangkan."

oleh Yus Ariyanto diperbarui 17 Jul 2014, 09:56 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2014, 09:56 WIB
pius lustrilanang

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum baru akan mengumumkan hasil rekapitulasi suara pemilihan presiden pada 22 Juli. Sejumlah pihak juga melakukan proses serupa. Semua bisa diakses publik.

Politisi Partai Gerindra, Pius Lustrilanang, menyuarakan sikap di akun Facebook miliknya, Kamis (17/7/2014) pagi. Dalam note berjudul, "Beroposisi Sama Terhormatnya dengan Memerintah", Pius menulis, "Dengan selesainya pleno rekapitulasi suara di tingkat kecamatan (15/7/2014) dan dimulainya rekapitulasi di tingkat Kabupaten sejak (16/7/2014), pemenang pilpres sudah diketahui publik."

Ia melanjutkan, "Saya mencoba menghitung data DB1 yang sudah di-upload di Website KPU, ternyata hasilnya tidak jauh beda dengan hasil yang ditayangkan di situs www.kawalpemilu.org."

Sejauh ini, rekapitulasi versi kawalpemilu.org menyatakan Jokowi-JK unggul. Pada Kamis (17/7/2014) pukul 09.30 WIB, Jokowi-JK meraih 65.769.697 atau 52,82% suara. Sementara, Prabowo-Hatta meraup 58.745.742 atau 47,17% suara. Itu berdasarkan data 449.933 TPS  atau 99,47% TPS yang datanya tersedia    

Melihat hasil tersebut, Pius menulis, "Salam hormat saya buat siapapun yang sudah mendedikasikan dirinya buat mengawal pemilu sehingga berjalan jujur dan adil. Siapapun presidennya, yang menang adalah demokrasi yang telah kita pilih dan perjuangkan. Demokrasi adalah alat sekaligus tujuan. Keyakinan saya terhadap demokrasi tidak akan pernah berubah."

"Hormat selanjutnya saya berikan buat partai yang lapang dada menerima kekalahan dan siap beroposisi. Oposisi bagi mereka yang kalah, adalah sikap yang sama terhormatnya dengan kesiapan memerintah bagi yang menang. Apapun pilihan yang diambil akan menentukan peta politik Indonesia ke depan," tulis Pius yang kembali terpilih menjadi anggota DPR dari Dapil Nusa Tenggara Timur I.

Menjelang kejatuhan Orde Baru, Pius menjadi salah satu aktivis prodemokrasi yang diculik sekelompok aparat militer. Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, diberhentikan dari ABRI karena dianggap terlibat dalam aksi tersebut. (Yus)

 

Sebagai catatan, beberapa jam kemudian, ada penyuntingan pada note tersebut di ujung alinea pertama. Terdapat penambahan frasa "cuma ada yang tertukar." Sila lihat print-screen di bawah.

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya