Jokowi: Menteri Itu Harus Mau Melayani, Bukan Dilayani

Jokowi lebih menginginkan sosok menteri yang potensial, kuat, dan menguasai bidang, bukan soal berasal dari parpol atau profesional.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 26 Jul 2014, 20:35 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2014, 20:35 WIB
Jokowi-JK
(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Liputan6.com, Jakarta - Nama-nama yang masuk dalam kabinet pilihan pasangan presiden dan wapres terpilih Jokowi-JK masih teka-teki. Beberapa nama disebut-sebut masuk dalam daftar, namun belum bisa dikonfirmasi ke pasangan Jokowi-JK yang mengaku belum membahas satu per satu nama yang diusulkan.

Perdebatan antara politikus dan profesional pun mengemuka. Ada yang beranggapan kalangan profesional harus lebih banyak mengisi kursi kabinet dibandingkan sosok dari partai politik. Tapi, Jokowi punya penilaian lain.

"Profesional itu bisa di partai dan non-partai. Dulu orang profesional masuk ke partai banyak," ujar Jokowi di Pasar Notoharjo, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (26/7/2014).

Dirinya juga tidak khawatir dengan memasukkan orang profesional akan timbul kecemburuan dari kalangan parpol. Tapi, sesungguhnya bukan itu yang dibutuhkan.

Jokowi lebih menginginkan sosok menteri yang potensial, kuat, dan menguasai bidang yang ditugaskan. Jadi bukan masalah parpol atau profesional.

"Bukan leadership saja, tapi juga kuat, punya pontensi, manajerial kuat, artinya ngerti manajemen. Kemudian mau melayani, bukan dilayani," tandasnya.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya