Top 5 Indonesia Baru: Alasan Ahok Percaya Jokowi Paling Hit

Jubir Demokrat Ruhut Sitompul yang menyerukan petinggi partainya tak buru-buru bicara soal status oposisi juga masuk Top 5 Indonesia Baru.

oleh Rochmanuddin diperbarui 27 Agu 2014, 07:01 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2014, 07:01 WIB
Siapakah Berhak Gantikan Ahok ?
Pasca Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi Presiden terpilih, wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan naik menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakini bahwa presiden terpilih Jokowi akan bekerja secara profesional menjadi Presiden ke-7 RI. Dirinya meyakini segala keputusan yang akan diambil Jokowi hanya berdasarkan kepentingan umum.

Berita berjudul 'Alasan Ahok Percaya Jokowi Profesional Jadi Presiden RI' itu, menjadi sorotan utama dalam berita kanal Indonesia baru. Berikut 5 berita urutan teratas yang terangkum dalam Top 5 Indonesia Baru:

1. Alasan Ahok Percaya Jokowi Profesional Jadi Presiden RI

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku percaya bahwa Joko Widodo (Jokowi) akan bekerja secara profesional menjadi Presiden ke-7 RI. Dirinya meyakini segala keputusan yang akan diambil Jokowi hanya berdasarkan kepentingan umum.

"Nggak mungkin yang diputuskan beliau (Jokowi) itu untuk kelompok, pasti untuk kepentingan bersama. Itu yang bikin saya percaya sama beliau," ujar dia di Balaikota Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Karena sudah bekerja bersama Jokowi selama hampir 2 tahun, pria yang karib disapa Ahok itu mengaku memahami watak Jokowi baik sebagai individu maupun sebagai kepala daerah.

Selengkapnya: Alasan Ahok Percaya Jokowi Profesional Jadi Presiden RI


2. Blusukan Jokowi Jadi Hal Baru Bagi Paspampres

Komandan Grup A Paspampres Mayor Anan yang memimpin pengawalan presiden terpilih Joko Widodo menilai gaya blusukan dan mengabaikan hal-hal yang bersifat protokoler merupakan hal yang baru bagi Paspampres selama mengawal presiden dan wakil presiden.

"Ini Baru," ujar Anan di sela-sela menjalani tugasnya mengawal Jokowi saat melakukan blusukan ke Waduk Kendal, Rorotan Jakarta Utara, Jumat (26/8/2014).

Namun demikian, Anan mengaku dirinya tak mempunyai kendala yang berarti. Hal ini lantaran tiap anggota Paspampres merupakan pasukan terlatih yang dibekali berbagai kemampuan.

Selengkapnya: Blusukan Jokowi Jadi Hal Baru Bagi Paspampres


3. Ruhut: Politisi Demokrat 'Ojo Kesusu' Jadi Oposisi Jokowi

Belum ada kesepakatan di tubuh Partai Demokrat akan merapat ke Koalisi Merah Putih sebagai oposisi pemerintahan Jokowi atau sebaliknya. Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul pun menyerukan kepada para petinggi partainya untuk tak buru-buru bicara soal status oposisi atau koalisi.

"Kalau kata orang Jawa, ojo kesusu (jangan buru-buru) menyatakan seperti itu. Tunggulah dulu," kata Ruhut di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2014).

Dia pun turut mengomentari soal pernyataan beberapa petinggi partai berlambang mercy itu. Termasuk ucapan dari Ketua Dewan Harian Partai Demokrat Syarief Hasan yang menyatakan jika partainya akan berada sebagai penyeimbang. Namun Ruhut tak sependapat.

Selengkapnya: Ruhut: Politisi Demokrat 'Ojo Kesusu' Jadi Oposisi Jokowi


4. Kata Jokowi Soal Pecah 2 Kementerian Pendidikan

Tim transisi mengusulkan kepada presiden terpilih Joko Widodo untuk memekarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi 2 lembaga menjadi Kementerian Pendidikan Dasar Menengah serta Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset.

Menanggapi hal itu, Jokowi menyebut masukan tersebut masih dalam tahap usulan dan belum sampai pada tahap pembahasan. Tidak hanya usulan pemekaran Kementerian pendidikan tapi juga usulan untuk memecah kementerian lain.

"Itu kan ada opsi-opsi. Ada pilihan-pilihan yang belum saya putuskan sampai ke saya. Semuanya baru opsi. Nggak cuma kementerian pendidikan saja," ujar Jokowi, Jakarta, Senin (25/8/2014).

Selengkapnya: Kata Jokowi Soal Pecah 2 Kementerian Pendidikan


5. Komandan Paspampres: Kami Menyesuaikan Gaya Pak Jokowi ‎

Sehari setelah palu Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh gugatan Prabowo-Hatta, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) resmi bertugas melakukan pengawalan dan pengamanan terhadap Jokowi-JK. Mereka mulai bekerja terhitung sejak Jumat 22 Agustus 2014.

‎Meski memiliki gaya memimpin yang agak berbeda dengan presiden sebelumnya, Paspampres mengaku sudah siap menjalankan tugasnya mengawal Jokowi yang kerap tidak menyukai tindakan yang bersifat protokoler.

Komandan Grup A Paspampres, Mayor Anan mengaku pasukannya siap menjalankan tugas dan menyesuaikan pengawalan dengan gaya blusukan dan spontan Jokowi.

Selengkapnya: Komandan Paspampres: Kami Menyesuaikan Gaya Pak Jokowi

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya