Liputan6.com, Jakarta - PKB tengah menggelar muktamar untuk mencari ketua umum baru. Namun hanya ada calon tunggal, yang tak lain Ketum PKB saat ini Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Tapi kepemimpinan Cak Imin dinilai tak akan mampu merangkul seluruh suara Nahdlatul Ulama (NU).
"PKB merupakan partai yang didirikan oleh NU. Berdasarkan survei Indo Barometer Juni 2014 lalu, pemilih (PKB) yang mengaku sebagai bagian dari NU sebesar 40%," kata Direktur Riset Indo Barometer Yusuf Kosim di Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (30/8/2014).
"PKB hanya mampu mengambil sebagian suara NU. Suara NU tidak bulat ke PKB," tambah Yusuf.
Pengamat politik itu menjelaskan, ada 2 partai politik lain yang menjadi pilihan berlabuh bagi warga NU. Yaitu PDIP dan Partai Golkar. Tak heran 2 partai itu menjadi tertinggi pada Pileg 2014 lalu.
"Mengacu besarnya suara NU, seharusnya suara PKB di pemilu jauh lebih besar. Mengingat banyaknya politisi NU yang menyebar ke berbagai partai politik, sulit untuk mengambil 100% suara NU ke PKB," tutur dia.
Yusuf menambahkan, selama dipimpin Cak Imin, PKB hanya menjadi partai pengikut dan tidak menghasilkan. "Apa kebijakan spektakuler yang pernah dibuat PKB pasca-Muhaimin jadi ketum? Nggak ada. Semua isu parlemen dari pemerintah dan diiyakan," ucap dia.
Terkait meningkatnya suara PKB menjadi 9% pada Pileg lalu, Yusuf menilai, hal ini terjadi bukan karena Rhoma Irama effect. Peningkatan suara itu karena campur tangan kiai NU.
"Ada Rhoma effect memang membantu, tapi tak besar. Buktinya 2 anak Rhoma nggak lolos. Muhaimin berhasil dongkrak suara bukan semata-mata keberhasilan DPP, tapi ada juga kiai NU yang peduli PKB dan mendorong agar partai ini tetap ada," demikian Yusuf. (Sss)
Pengamat: Di Bawah Muhaimin, PKB Tak Mampu Rangkul NU
"PKB hanya mampu mengambil sebagian suara NU. Suara NU tidak bulat ke PKB," kata Direktur Riset Indo Barometer Yusuf Kosim.
diperbarui 30 Agu 2014, 18:31 WIBDiterbitkan 30 Agu 2014, 18:31 WIB
Muhaimin akan melakukan pembicaraan khusus dengan koalisi pengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla terkait keinginan Jokowi agar menteri yang dipilih dari partai politik melepas jabatannya di partai, Jakpus, Rabu (20/8/2014) (Liputan6.com/Panji Diksana)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pengedar Sabu Lompat dari Lantai 2 Rumah Usai Transaksi dengan Polisi
Anand Krishna Meninggal Dunia
PLN Mobile Proliga 2025: Eks Pelatih Megawati Bikin Fighting Spirit Jakarta Livin Mandiri Tinggi Saat Gebuk Jakarta Electric PLN
Makna Mendalam Lagu 'All Too Well' (Versi 10 Menit) Taylor Swift
Apa Arti Qobiltu: Memahami Makna dan Penggunaan dalam Akad Nikah
Apa Itu Story Telling: Pengertian, Teknik, dan Manfaatnya
Menekraf Siap Berkolaborasi Jadikan Jakarta Kota Sinema
MUI Haramkan Orang Kaya Konsumsi Gas 3 Kg dan Pertalite, Ini Penjelasannya
Ini Tantangan yang Dihadapi Sekolah saat Kebijakan Platform Edukasi Google dan Microsoft Kerap Berubah
Erick Thohir Ajak Tim Pelatih Timnas Indonesia Santap Martabak, Denny Landzaat: Bakal Jadi Malam yang Panjang
Skema Bantuan Fasilitas Pendidikan Bagi Lembaga Pendidikan Kemenag
350 Caption Memasak Inspiratif untuk Media Sosial