Rahasia di Balik Langkah Politik Hatta

Tanda tanya besar terkait langkah politik Hatta selanjutnya, setelah gagal menuju kursi nomor satu Republik Indonesia mengemuka.

oleh Nadya IsnaeniSugeng TrionoLuqman RimadiTaufiqurrohman diperbarui 03 Sep 2014, 00:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2014, 00:00 WIB
Ini Tanggapan Kubu Prabowo Atas Putusan MK
Hatta Rajasa melambaikan tangan usai menghadiri jumpa pers terkait tanggapan kubu Prabowo atas hasil putusan MK, Jakarta, Kamis (21/8/2014) (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan Hatta Rajasa dengan Jokowi di kediaman Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh Senin malam 1 September 2014 membuahkan tanda tanya besar. Terkait langkah politik Hatta selanjutnya, setelah gagal menuju kursi nomor satu di Republik Indonesia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga menerima kunjungan dari para petinggi parpol di Koalisi Merah Putih pengusung Prabowo-Hatta. Lalu Tim Transisi Jokowi-JK yang menemui Wapres Boediono. Bak menyimpan rahasia di balik semua itu, yang belum terungkap kebenarannya.

SBY menerima kunjungan dari sejumlah elite partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan yang berlangsung sejak pukul 07.30 WIB itu, tidak tampak kehadiran Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical.

Namun demikian, SBY mengapresiasi langkah Koalisi Merah Putih pendukung pasangan Prabowo-Hatta yang kini mengakui kemenangan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014. Hal ini disampaikan SBY usai menerima kunjungan elite Koalisi Merah Putih di kediamannya di Cikeas.

SBY pun memahami dan mengamini keinginan Koalisi Merah Putih untuk tetap memiliki peran dalam pemerintahan Jokowi-JK kelak.

"Dan kalau itu menjadi bagian dari check and balances dalam artian yang luas untuk pastikan bahwa kebijakan pemerintah berjalan ke arah yang benar, maka peran itu ditemukan" tutur dia.

"Itulah inti pertemuan hari ini antara saya dan pimpinan parpol di Koalisi Merah Putih."

Sementara itu, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa mengajak semua elemen masyarakat untuk tak lagi mempermasalahkan hasil Pilpres 2014 yang memenangkan Jokowi-JK. Apalagi hasil Pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu telah diperkuat keputusan MK.

Hatta mengatakan, kini saatnya semua lapisan masyarakat saling bekerja sama tanpa berkompetisi seperti saat masa kampanye lalu. Dia juga mengaku sudah berkomunikasi secara baik dengan presiden terpilih yang pernah jadi rivalnya, Joko Widodo alias Jokowi dan mengucapkan selamat.

"Saya bersilaturahmi dengan Jokowi, selamat Pak Jokowi. Kita bersama-sama membangun negeri ini. Mari kita berkompetisi yang baik. Selesai kompetisi, mari sama-sama membangun bangsa," ujar Hatta di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/9/2014).

Parpol Tetap Solid

Beragam tanggapan muncul setelah pertemuan tersebut. PDIP menyambut baik pertemuan antara Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dan presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi di kediaman Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada Senin 1 Agustus 2014 malam.

Tapi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Eriko Sotarduga mengatakan pihaknya belum bisa memastikan, apakah PAN nantinya akan merapat ke kubu pemerintahan Jokowi-JK atau tidak.

Menurut Juru Bicara Koalisi Merah Putih (KMP) Tantowi Yahya, pertemuan tersebut sebatas silaturahmi sesama tokoh politik. Yang merupakan inisiatif dan undangan dari SBY.

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, partainya tidak khawatir dengan kekuatan partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih di parlemen.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menegaskan, partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih atau pendukung Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014 hingga kini masih solid. Begitu pula dengan Partai Demokrat.

Menurut Fadli, SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat juga sudah pernah menyampaikan hal yang sama, yaitu tetap memposisikan partainya bersama dengan Koalisi Merah Putih.

Fadli menjelaskan, ke depannya, koalisi yang di dalamnya terdapat sejumlah parpol seperti Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, PBB, dan Partai Demokrat ini akan bertindak sebagai penyeimbang kekuatan pemerintah.

Jokowi sendiri tak mengungkapkan apakah pertemuan tersebut menandakan Hatta siap bergabung dalam barisan pendukung Jokowi-JK, meninggalkan Prabowo Subianto yang masih belum mau menemui Jokowi. Hanya menjelaskan ada ucapan selamat.

Ketua DPP Partai Hanura Sarifuddin Sudding menilai, pertemuan antara Jokowi dan Hatta adalah sebuah komunikasi politik yang bagus. Bahkan, pertemuan tersebut merupakan tanda rekonsiliasi politik.

"Beliau menerima Pak Jokowi di Bali agendanya mengenai persoalan bangsa, urgensi menaikkan harga BBM, beliau tak bersedia menaikkan BBM," kata Tantowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2014).

"Nah karena Pak SBY sudah menerima Pak Jokowi, beliau berkewajiban juga menerima Koalisi Merah Putih," imbuh dia.

Jokowi menilai, pertemuan tersebut menandakan tidak ada konflik yang berlanjut pasca-KPU menetapkan dirinya sebagai presiden terpilih. Ia hanya menginginkan agar seluruh pihak, baik itu dari kubu Prabowo-Hatta ataupun barisan pendukungnya kembali bersatu.

Jokowi juga menyerahkan keputusan Koalisi Merah Putih yang akan menjadi partai penyeimbang. "Ya bagus-bagus saja, mau jadi partai penyeimbang ya bisa, mau jadi partai yang di luar pemerintahan silakan, ndak ada masalah," tutur Jokowi.

Akan Beralih?

Pertemuan itu juga disinyalir akan membawa perubahan pada sikap politik PAN. Disebutkan, kemungkinan PAN akan bergabung dalam koalisi Jokowi-JK.

Namun hal tersebut dibantah Ketua DPP PAN Taslim Chaniago. Ia menegaskan, pertemuan tersebut bukan berarti partainya berniat bergabung bersama koalisi Jokowi-JK. Sebaliknya, pertemuan tersebut untuk mempertegas posisi PAN di Koalisi Merah Putih (KMP).

Kini setelah Hatta, Jokowi mengisyaratkan akan menggelar pertemuan dengan mantan lawannya di Pilpres 2014, Prabowo Subianto.

"Ya, kenapa tidak (bertemu dengan Prabowo)?" ujar pria bernama lengkap Joko Widodo tersebut di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan.

"Saya kan sudah sampaikan bolak-balik, Pak Prabowo dan Pak Hatta itu sahabat baik saya. Kamu sih ndak percaya," imbuh dia.

Politisi senior PDIP Pramono Anung menganggap, pertemuan tersebut sah-sah saja. Dalam pertemuan itu, dia melihat SBY hanya berkapasitas memposisikan diri sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Juru Bicara Koalisi Merah Putih (KMP) Tantowi Yahya mengatakan, pertemuan Hatta dan Jokowi tersebut hanya sebatas silaturahmi biasa. Alasannya, karena mantan menteri Koordinator Perekonomian tersebut akan segera berangkat ke luar negeri dalam waktu lama.

"(Pak Hatta) menjelaskan bahwa tadi malam di rumah Pak Surya Paloh hanya silaturahmi. Beliau (Hatta) diketahui akan berangkat ke luar negeri 1 bulan lebih," kata Tantowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.

Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Golkar itu menegaskan, tak ada pembicaraan khusus antara besan SBY itu dengan Jokowi. Apa yang dilakukan Hatta adalah tradisi politik membangun komunikasi dengan pimpinan negara.

"Tak ada pembicaraan khusus, hanya silaturahmi saja. Dari komunikasi dia (Hatta) fleksibel, dari sikap tegas, tetap berada di Koalisi Merah Putih. Beliau sudah mengucapkan selamat (ke Jokowi)," tandas Tantowi. (Mev)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya