Liputan6.com, Jakarta - PDIP yang menjadi penggerak utama Koalisi Indonesia Hebat (KIH) terlihat kesulitan untuk mendekati Partai Demokrat agar ikut mendukung isu-isu yang mereka gulirkan. Padahal, kedua parpol memiliki kesamaan pandang dalam sejumlah isu, seperti dalam hal pilkada langsung.
Sejumlah kalangan menilai, sulitnya PDIP mengajak Partai Demokrat untuk berjalan beriringan lantaran adanya sejarah hubungan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang kurang harmonis.
Direktur Sinergi Masyarakat untuk Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan wajar saja SBY kurang menanggapi ajakan PDIP, apalagi setelah 10 tahun terakhir seperti tak dianggap oleh Megawati dan jajaran PDIP.
"Kalau Anda tidak diacuhkan selama 10 tahun oleh seseorang, lalu orang itu tiba-tiba saja datang dan coba mendekati karena dia punya kepentingan, kira-kira apa sikap Anda kepada orang itu? Sudah barang tentu tidak akan langsung menerimanya begitu saja," papar Said kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Karena itu, Said mengaku memaklumi sikap jual mahal yang ditunjukkan SBY. "Wajarlah kalau sekarang SBY jual mahal terhadap Mega, karena selama dia memerintah 2 periode kerap direndahkan oleh PDIP," ujar dia.
Bahkan, Said menjelaskan, bisa saja langkah yang dilakukan Partai Demokrat merupakan sebuah taktik untuk membalas perlakuan PDIP dan Megawati selama menjadi oposisi di pemerintahan.
"Mungkin ini cara SBY untuk memberikan pelajaran kepada Megawati agar tidak angkuh dalam berpolitik dan bisa merasakan bagaimana rasanya tak diacuhkan," tegas Said.
Dia juga merasa pendekatan yang dilakukan PDIP kepada Partai Demokrat sangat tiba-tiba tanpa melihat dulu situasi yang ada di tubuh Demokrat.
"Sikap PDIP yang sekarang ini sedang melakukan pendekatan ke SBY dan Partai Demokrat sebetulnya sangat memalukan. Dulu mereka selalu mendiskreditkan SBY dan coba meyakinkan publik bahwa pemerintahan Jokowi-JK yang mereka dukung adalah berbeda dengan pemerintahan SBY," pungkas Said. (Yus)
Pengamat: 10 Tahun Tak Diacuhkan Mega, Wajar SBY Jual Mahal
Sulitnya PDIP mengajak Demokrat berjalan beriringan lantaran adanya sejarah hubungan SBY dan Megawati yang kurang harmonis di masa lalu.
diperbarui 03 Okt 2014, 14:38 WIBDiterbitkan 03 Okt 2014, 14:38 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
389.675 Kendaraan Melintas di Tol Trans Sumatera hingga H-3 Natal 2024
Saksikan Sinetron Naik Ranjang Episode Senin 23 Desember 2024 Pukul 20.00 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Tujuan Tedak Siten: Makna dan Prosesi Upacara Adat Jawa
Bursa Saham Ini Catat Kinerja Terbaik di Kawasan Asia Pasifik
Mana Paling Baik, Mandi di Pagi atau Malam Hari? Ini Pendapat Ahli
Uya Kuya Effort Cosplay Jadi Idol Korea Gegara Gemas Sang Istri yang Doyan Nonton K-Pop, Curi Atensi
Tips Push Up: Panduan Lengkap Teknik dan Manfaat Latihan Kekuatan Tubuh Bagian Atas
Inovasi Baru, Ini Nasi Instan untuk Traveler yang Selalu Sibuk
Kaleidoskop 2024: Deretan Merek dan Mobil Baru yang Jejali Pasar Otomotif Indonesia
Apple Perlahan Setop Penjualan iPhone 14 dan iPhone SE di Eropa, Kenapa?
Kulit Kusam Padahal Rajin Pakai Skincare? Stres Bisa Jadi Biang Keroknya
Natasha Wilona Laporkan Perusahaan Kosmetik, Jang Nara Raih Daesang Bersejarah