Seleksi Menteri Tertutup, Jokowi Tersandera Koalisi Tanpa Syarat?

Juru bicara Koalisi Merah Putih (KMP) Tantowi Yahya menilai Jokowi telah tersandera koalisi tanpa syarat.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 13 Okt 2014, 19:39 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2014, 19:39 WIB
Jokowi
Jokowi (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi melakukan seleksi secara tertutup untuk menteri yang akan membantu kinerja kabinet pemerintahannya dalam 5 tahun ke depan.

Terkait hal itu, juru bicara Koalisi Merah Putih (KMP) Tantowi Yahya menilai cara tertutup yang dilakukan Jokowi itu dikarenakan adanya perubahan konstelasi politik yang terjadi menjelang pelantikan Presiden 20 Oktober 2014 mendatang.

"Dulu Pak Jokowi berkeyakinan koalisi tanpa syarat bisa dengan mudah dilaksanakan. Ternyata dalam memilih dan menentukan siapa anggota kabinetnya, saya nilai dia menyadari tidak mudah," ujar Tantowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/10/2014).

Menurut Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pertahanan dan Keamanan itu, dukungan partai pengusung kepada Jokowi saat Pilpres tak akan bisa diabaikan. Sehingga melahirkan kompensasi kursi menteri. Sehingga koalisi tanpa syarat tak mungkin bisa diterapkan.

"Pak Jokowi menyadari koalisi tanpa syarat itu belum mungkin diterapkan di Indonesia," ujar Tantowi.

Pria yang juga dikenal pernah menjadi presenter kuis berhadiah Rp 1 miliar itu juga menduga seleksi menteri secara tertutup yang dilakukan Jokowi merupakan cara untuk menjaga agar tidak ada rasa sakit hati dari calon menteri dan partai pengusung. Karenanya, menurut Tantowi, dalam hal ini, Jokowi telah tersandera koalisi tanpa syarat.

"Akhirnya susunan anggota kabinet tidak bisa diumumkan. Belum ada nama yang confirm, nama yang beredar bisa bergeser, nama bisa saja deal politik. Akhirnya tersandera, yang disingkirkan bisa saja profesional," tandas Tantowi.

Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo sebelumnya menegaskan cara Jokowi dalam melakukan seleksi calon menteri secara tertutup merupakan langkah yang baik dan menghormati para kandidat.

"Saya kira hal tersebut sah-sah saja. Memang harus tertutup, kalo terbuka ya kasian orang yang dipanggil belum cocok. Coba bayangkan dengan sistem terbuka diliput media terus diketahui tak cocok, kan kasian," ujar Tjahjo yang menjadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK saat Pilpres 2014. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya