Liputan6.com, Kutai Barat - Jelang Ramadan 2025, sebanyak 27 guru di pedalaman Kalimantan telah menyelesaikan Program Guru Transformasional. Tentu ini menjadi kabar baik bagi dunia pendidikan.
Program ini dilaksanakan dengan kurun waktu yang cukup lama hingga 8 bulan dan berakhir sepekan sebelum puasa Ramadan. Tak hanya guru, 13 tim manajemen sekolah juga dilibatkan dalam program yang meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan.
PT Bharinto Ektama, anak usaha PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM), menjadi inisiator program dengan menggandeng Putera Sampoerna Foundation. Guru dan sekolah yag terlibat berasal dari dua provinsi yakni Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Advertisement
Baca Juga
Di Kaltim sendiri program ini menyasar Kabupaten Kutai Barat dengan dua Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Damai, dan satu SD yang berada di Kecamatan Melak. Sedangkan lima SD lainnya berada di Desa Benangin, Teweh Timur, Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Capaian ini akan menjadi kado Ramadan terbaik dalam pengembangan kemampuan para pendidik agar dapat menginspirasi dan menciptakan perubahan positif dalam dunia pendidikan. Dalam program ini, para guru diberikan pelatihan intensif yang tidak hanya mencakup aspek akademik, tetapi juga keterampilan kepemimpinan, pengembangan pribadi, dan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Guru-guru perlu menggunakan metode-metode belajar yang sesuai perkembangan zaman dan harus terbiasa untuk menggunakan teknologi dalam pembelajaran,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Barat Robertus Bandarsyah.
Program ini diluncurkan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, kreatif, dan inovatif, serta meningkatkan kualitas pengajaran di berbagai tingkat pendidikan. Para peserta program ini akan diajak untuk berkolaborasi dalam menciptakan solusi pendidikan yang relevan dan aplikatif, serta mampu menghadapi tantangan zaman seperti perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat yang terus berubah.
“Pengembangan kompetensi guru dan Kepala Sekolah yang dilakukan oleh PT Bharinto Ektama melalui Program Guru Transformasional diharapkan tidak berhenti disini namun akan terus berkelanjutan di Kabupaten Kutai Barat,” tambahnya.
Program Guru Transformasional juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan di sekolah dan komunitas mereka, mengedepankan pendekatan yang lebih humanis dan memperhatikan kebutuhan individual siswa. Dengan pendekatan yang lebih pribadi dan penuh empati, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan efektif.
“Kami sangat mendukung adanya program seperti ini untuk mengembangkan kapasitas guru-guru yang berada di Ring 1 tambang sehingga mampu juga bersaing dengan guru-guru lain di luar Desa Benangin. Kami berharap perusahaan ini tetap berkomitmen mengadakan program ini secara berkelanjutan.” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Utara, Syahmiluddin A Surapati.
Transformasi Pembelajaran
Program Guru Transformasional ini merupakan langkah awal transformasi pembelajaran di kelas. Penerapan metode pembelajaran aktif dan menyenangkan terlihat dari peningkatan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
Penggunaan lembar kerja dan media belajar yang interaktif membantu siswa lebih mudah memahami materi dan meningkatkan partisipasi mereka di kelas. Di sisi lain, para tim manajemen sekolah kini memiliki pemahaman yang lebih komprehensif dalam menyusun program sekolah berbasis data.
Kebijakan dan standar pembelajaran yang telah disusun oleh tim manajemen sekolah menjadi fondasi bagi guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang terstruktur dan bemakna. Sinergi ini merupakan langkah awal keberlanjutan perubahan.
“Kami berharap para kepala sekolah dan guru-guru yang menjadi penerima manfaat program ini tetap berkomitmen untuk tetap melaksanakan praktik baik yang telah didapatkan melalui Program Guru Transformasional,” kata Community Development Head PT Bharinto Ekatama, Kristinawati.
Sebagai puncak dari program ini, digelar sarasehan yang mengangkat diskusi terkait pembenahan sekolah. Para peserta berbagi pengalaman dan hasil implementasi dari pelatihan yang telah mereka jalani. Acara ini juga menjadi wadah bagi para guru dan kepala sekolah untuk menunjukkan bagaimana metode yang telah mereka pelajari diimplementasikan dalam pembelajaran sehari-hari.
“Transformasi yang telah diawali oleh sekolah tidak dapat dilakukan secara berkelanjutan tanpa bantuan dorongan dari pemangku kepentingan yakni PT BEK dan Dinas Pendidikan terkait, kami berharap dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan untuk terus mendampingi sekolah-sekolah ini dalam implementasinya,” kata Jani Natasari Sinulingga, perwakilan Putera Sampoerna Foundation.
Dengan hasil yang positif ini, diharapkan program pelatihan serupa dapat terus dikembangkan untuk mendukung peningkatan kompetensi pendidik di berbagai wilayah, guna menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Advertisement
