Liputan6.com, Semarang - Pemerintah terus mengabarkan data terbaru tentang jumlah jemaah haji Indonesia yang menjadi korban meninggal akibat tragedi Mina yang hingga kini sudah mencapai 14 orang. Namun, ada keluarga jemaah haji yang sudah memastikan anggota keluarganya meninggal akibat tragedi Mina kendati tak masuk dalam daftar yang dirilis pemerintah.
Salah satunya warga Semarang bernama Sugeng Triyanto (57) yang berdasarkan informasi meninggal saat terjadinya tragedi itu. Menurut adik Sugeng bernama Kuncoro, kakaknya itu berangkat haji bersama istri dan anaknya yaitu Sri Prabandari (58) dan Aditya (27).
Baca Juga
Dua kakak Sri Prabandari yaitu Sri Agustin (56) dan Maryuni (71) juga menunaikan ibadah haji di kelompok yang sama yaitu Kloter 62 Embarkasi Solo Regu III Kelompok VII.
Advertisement
"Kelimanya sudah daftar lama, 5 tahun lalu. Berangkat 12 September kemarin," kata Kuncoro di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (26/9/2015).
Menurut dia, keluarga mendapatkan kabar bahwa Sugeng ikut menjadi korban dari Sri Agustin yang menelepon suaminya, Bambang Hariyanto pada Jumat 25 September 2015. Beberapa saat kemudian, anak Sugeng, Aditya juga mengabarkan hal yang sama sehingga keluarga semakin yakin.
"Adit melihat bapaknya terinjak-injak. Dia juga menutupi (jenazah) pakai kain ihram. Kami bisa memastikan meninggal karena yang bercerita Adit sendiri," kata Kuncoro.
Menunggu Kabar Sang Ibu
Dalam peristiwa di Mina, awalnya Aditya yang lumpuh sejak lahir menggunakan kursi roda dan didorong ayah ibunya, sedangkan Maryuni yang juga menggunakan kursi roda didorong Agustin.
Kemudian saat perjalanan di Mina untuk melempar jumrah, tiba-tiba barisan depan berhenti dan dari bagian belakang saling dorong. Rombongan Adit terpisah dan ia pun terjatuh. Saat itu ibunya sudah tidak tampak karena terdorong sedangkan ayahnya tergeletak terinjak-injak.
"Yang saya dengar dari Adit, dia menutup (jenazah) dengan kain ihram, kemudian ada yang menolong Adit dari Askar dan dibawa ke rumah sakit. Jenazah ditinggal di tempat," kata Kuncoro.
Kabar terbaru yang diterima pihak keluarga, Adit, Agustin, dan Maryuni sudah berkumpul kembali. Mereka mengalami luka dan kursi roda mereka rusak. Sementara itu Sri Prabandari hingga kini belum diketahui keberadaannya. Sebab itu pihak keluarga berharap pemerintah bisa segera memberikan informasi tentang kondisinya.
"Kita ingin tahu kondisi Bu Sugeng (Sri Prabandari), kalau Pak Sugeng kita sudah ikhlas. Informasi itu penting untuk kami mengambil langkah selanjutnya, terhadap Adit juga karena kondisinya seperti itu," kata Kuncoro.
Saat ini keluarga besar Sugeng berkumpul di rumahnya yang berada di Perumahan Pokok Pindasi Blok i Nomor 8 RT 3 RW VII, Ngaliyan. (Ado/Ans)