Liputan6.com, Mekah - Jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia akibat tragedi Mina kembali bertambah 3 orang. Dengan demikian, jumlah korban jemaah Indonesia yang wafat saat ini menjadi 14 orang.
"Pemerintah Indonesia terus melakukan serangkaian koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengetahui perkembangan data terkini jemaah haji yang mengalami musibah tersebut," ucap Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Abdul Djamil saat jumpa pers di Kantor PPHI Daerah Kerja Mekah, Arab Saudi, Sabtu (26/9/2015).
Abdul Djamil yang didampingi Kepala Daerah Kerja Mekah Arsyad Hidayat menjelaskan, dalam 2 hari terakhir, pemerintah Kerajaan Arab Saudi tengah mengevakuasi dan menginventarisasi data para korban, baik untuk korban yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.
"Dikarenakan kejadian ini (tragedi Mina) menimbulkan korban dari berbagai negara, maka proses identifikasi tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang, dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian agar diperoleh data yang benar dan valid," papar Abdul.
Saat ini, imbuh Dirjen Haji, pihaknya baru mendapatkan akses untuk masuk ke rumah sakit maupun ke tempat pemulasaraan jenazah korban tragedi Mina pada Jumat malam 25 September 2015, tepatnya pukul 23.00 waktu Arab Saudi.
4 Tindakan
"Setelah menerima data dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi, beberapa tindakan yang kami lakukan adalah: Pertama, melakukan verifikasi data kembali terkait dengan identitas korban. Kedua, menyaksikan kondisi korban. Ketiga, mencocokkan data dengan database pada Siskohat dan E-hajj. Terakhir, menghubungi ketua kloter atau pun keluarga kerabat korban untuk memastikan bahwa jemaah tersebut adalah benar jemaah haji Indonesia," urai Abdul.
Abdul mengungkapkan hasil koordinasi dan penelusuran kepada berbagai pihak hingga Sabtu 26 September 2015 pukul 04.00 WAS.
"Kami mendapatkan informasi lebih lanjut korban wafat. Dari semula tercatat 2 orang, saat ini tercatat total 14 orang korban wafat yang semuanya sudah diketahui identitasnya," beber Abdul.
Abdul mengatakan pula, seiring dengan masih adanya aktivitas jemaah haji untuk melontar jumrah di Mina, diimbau kepada para ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu, maupun jemaah haji Indonesia, agar mematuhi jadwal melontar dengan tidak melakukannya pada waktu yang padat.
"(Hal ini) Guna menghindari kejadian yang tidak kita inginkan. Selain itu kami juga meminta kepada perangkat kloter agar senantiasa memperhatikan jemaah haji lanjut usia dan berisiko tinggi pada saat melontar jumrah, dengan tidak meninggalkan mereka berjalan sendirian terpisah dari rombongan, guna menghindari salah jalan kembali ke maktab/pemondokan," pungkas Abdul.
Berikut data terakhir kondisi jemaah haji Indonesia korban tragedi Mekah:
A. Jumlah jemaah yang wafat keseluruhan 14 orang
1. Hamid Atwi Tarji Rofia, kloter SUB 48 nomor paspor B1467965
2. Busyaiyah Syahrel Abdul Gafar, kloter BTH 14 nomor paspor A2708446
3. Abdul Karim Sumarmi Idris, kloter SUB 48 nomor paspor B1023417
4. Abdul Halim bin Ali Satina, kloter SUB 48 nomor paspor A4514455
5. Eti Kusmiati Idit Supriadi, kloter JKS 61 nomor paspor B0932959
6. Nani Unah Ratnani, kloter JKS 61 nomor paspor B0745299
7. Mohammad Yuhan Suprianto, kloter JKS 61 nomor paspor A5737138
8. Koko Koswara Oyong Suwaryo, kloter JKS 61 nomor paspor B0732931
9. Adryansyah Idris Usman, kloter BTH 14 nomor paspor A3826040
10. Dede Kurniasih Sulaeman, kloter JKS 61 nomor paspor B0745305
11. Dadang Barmara Memed, kloter JKS 61 nomor paspor B0214365
12. Yahman Mistan Meslan, kloter UPG 10 nomor paspor B0693120
13. Ratna Abdul Gani Muhammad, kloter BDJ 1 nomor paspor A0912791
14. Susimah Slamet Abdullah, kloter SOC 62 nomor paspor B0874968
B. Jumlah jemaah yang mengalami cedera dan masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi 6 orang
1. Zulaiha Alam dari kloter BTH 14 dengan nomor paspor B1306305 saat ini dirawat di RSAS Jizrul Mina
2. Ubaid bin Komaruddin dari kloter JKS 61 dengan nomor paspor B0745300 saat ini dirawat di RSAS Jizrul Mina
3. Ending bin Rukanda dari kloter JKS 61 dengan nomor paspor B0745297 saat ini dirawat di RSAS Jizrul Mina
4. Arninda Idris dari kloter BTH 14 dengan nomor paspor B1307797 saat ini dirawat di RSAS King Abdullah
5. Fadillah Nurdin dari kloter BTH 14 dengan nomor paspor B1306258 saat ini dirawat Klinik 107 Mekah
6. Yusniar Abdul Malik dari kloter MES 7 dengan nomor paspor B1060451 saat ini dirawat di RSAS King Fahd Angkatan Bersenjata di Jeddah
C. Sampai saat ini terus dihimpun data jemaah haji yang belum kembali ke maktab/pemondokan. Dari jumlah sebelumnya yang mencapai 225 orang, data saat ini yang belum kembali 112 orang dengan perincian sebagai berikut:
1. Kloter BTH 14 sebanyak 14 orang
2. Kloter SUB 48 sebanyak 16 orang
3. Kloter JKS 61 sebanyak 64 orang
4. Kloter UPG 10 sebanyak 7 orang
5. Kloter SOC 62 sebanyak 11 orang
Baca Juga
Advertisement
Menag soal Lambannya Informasi
Sementara, kepastian wafatnya jemaah kelompok terbang (Kloter) 61 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) masih menjadi tanda tanya. Apalagi, informasi yang diterima jemaah dinilai lamban.
Kloter JKS 61 menjadi kloter yang jemaahnya banyak dilaporkan hilang, setelah kejadian Mina 204. Dalam catatan resmi Kementerian Agama (Kemenag) ada 192 jemaah haji dari Kloter JKS 61 yang belum pulang.
"Jumlah yang hilang 55 orang, kemudian tadi malam sudah ada yang datang ke hotel atau maktab. Di hotel ada sekitar 15-an jemaah," tutur Ketua Rombongan Kloter JKS 61, Aceng Iskandar saat ditemui Liputan6.com di Maktab 7, Mina Jadid, Sabtu (26/9/2015).
Memang benar ada informasi menurut Kepala Rombongan dan Kepala Regu Kloter JKS 61 ada 11 orang yang dinyatakan meninggal, lantaran saat kejadian Kloter 61 berada di Jalan 204. Namun hal ini masih belum divalidasi pihak Kemenag.
"Kita memang belum yakin 100 persen bahwa yang meninggal dunia. Tetapi dari siapa lagi kami harus menemukan informasi, keluarga di Tanah Air terus menanyakan," ujar Aceng.
Menag Dengar Keluhan
Bersamaan dengan itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendengar langsung keluhan jemaah haji Indonesia terkait lambatnya informasi soal data jemaah wafat akibat tragedi Mina yang terjadi pada Kamis pagi 24 September lalu.
Ketika jemaah ingin kepastian dan ketenangan, secara otomatis data harus cepat didapat. "Ini yang kami harapkan supaya informasi itu tidak terjadi simpang siur, diharapkan secepatnya sudah mengidentifikasi siapa-siapa saja yang menjadi korban," ujar Aceng kepada Lukman.
Menag pun menerima curhat tentang belum adanya kepastian nasib keluarga mereka yang belum kembali setelah tragedi Mina.
"Untuk menyatakan seseorang itu wafat, harus berdasarkan kesaksian yang bisa dipertanggung jawabkan. Tentu pertanggung jawaban secara medis bahwa seseorang itu memang betul-betul telah wafat," jelas Lukman saat berkunjung ke tenda Kloter JKS 61, di Maktab 7, Mina Jadid, Jumat 25 September 2015.
Adanya regulasi ketentuan bagaimana mempublikasikan seseorang yang telah dinyatakan wafat penyebab informasi terlambat. "Apalagi karena peristiwa yang tidak lazim, yang luar biasa, katakanlah musibah, bukan dalam kondisi wajar. Apalagi itu terjadi di negara lain (Arab Saudi)," tegas Lukman.
Kehati-hatian Pemerintah
Menurut Lukman, pemerintah sangat berhati-hati untuk menyampaikan informasi ke publik, terutama terkait jemaah haji yang wafat. Seseorang baru bisa dinyatakan wafat kalau pihak yang menyatakan itu benar-benar meyakini dan bisa dipertanggung jawabkan secara medis.
"Misalnya, seseorang menyatakan si fulan telah wafat di pangkuan saya atau di pelukan saya. Tapi jika yang bersangkutan tidak bisa menjelaskan tanda-tanda wafatnya seseorang, maka secara regulasi, secara ketentuan hukum, kesaksian seperti belum bisa digunakan," tegas dia.
Menanggapi lambannya informasi, menurut Lukman, pemerintah RI harus yakin betul bahwa kesaksian yang menyatakan wafat itu harus dari pihak rumah sakit.
Dalam pertemuan itu Lukman pun memohon maaf terkait lambannya informasi mengenai tragedi Mina, karena ada mekanisme prosedur yang dilalui terlebih dahulu di Arab Saudi.
"Memang memakan waktu, tapi apa boleh buat ya harus ditempuh, karena memang itu cara yang bisa kita lakukan," pungkas Lukman. (Ans/Rmn)
Simak selengkapnya jawaban Menag Lukman Hakim soal lambannya data jemaah wafat tragedi Mina, dalam video berikut:
Advertisement