Mengintip Warisan Perayaan Ramadan di Tripoli

Perayaan selama bulan Ramadan yang telah turun temurun dilakukan telah menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan.

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Jun 2016, 09:45 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2016, 09:45 WIB
Masjid Great al-Mansouri di Tripoli, Lebanon
Masjid Great al-Mansouri di Tripoli, Lebanon (Flickr/Fouad GM)

Liputan6.com, Tripoli - Masyarakat di Tripoli, kota terbesar di utara Lebanon, merayakan bulan suci Ramadan masih melakukan kebiasaan yang turun temurun telah diwarisi oleh nenek moyang mereka.

Sejarawan Khaled al-Tadmouri, mengatakan kepada Xinhua bahwa masih dijalankannya tradisi nenek moyang karena Tripoli menjadi kota Mamluk (budak) terbesar kedua setelah Kairo.

Dari hari pertama Ramadan, kota tersebut dihiasi oleh lampion, bendera warna-warni, dan simbol-simbol khas Ramadan.

Tak hanya itu, rambut yang berasal dari jenggot Nabi juga turut dipamerkan kepada masyarakat dalam salah satu masjid selama bulan Ramadan yang dinamakan dengan 'holy trail'.

"Rambut tersebut berada di Masjid Great al-Mansouri yang dibangun 720 tahun lalu dan akan dipertunjukkan selama akhir pekan Ramadan," ujar al-Tadmouri.

Dikutip dari Xinhuanet, Selasa (21/6/2016),aktifitas lain yang dilakukan di Tripoli selama bulan Ramadan adalah adanya para pendongeng atau 'Hakawati', di mana kafe-kafe menceritakan kisah tentang sejarah Islam.

Seorang warga bernama Barrak al-Soubeih, menceritakan bahwa banyak Hakawati yang melakukan pertunjukan di Tripoli dan telah menjadi tradisi populer.

Aktifitas tersebut tak hanya berpusat di Tripoli, namun juga menyebar ke 'Rabbit Island', yang berjarak beberapa kilometer dari kota pelabuhan tersebut.

"Aku pergi ke pulau tersebut bersama dengan keluargaku, di mana perayaan Ramadan meminta para peserta mengenakan seragam tradisional yang membawa kita kembali ke zaman yang nilai-nilainya masih dipegang teguh," ujar salah warga yang menghadiri acara tersebut, Rola al-Maaliki.

Seorang penyelenggara aktifitas Ramadan, Janan al-Mobayed, mengatakan bahwa kegiatan tersebut juga menjadi salah satu daya tarik wisata.

"Banyak aktifitas tersebut yang dirayakan di situs bersejarah di kota tua dan beberapa tempat juga telah direnovasi untuk kegiatan ini," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya