Di Pertengahan Ramadan, Ada Tradisi Unik Mirip Halloween di Arab

Beberapa umat Islam di Semenanjung Arab memaknai Ramadan dengan cara yang sedikit bebeda. Mereka mempunyai tradisi unik.

oleh Azwar Anas diperbarui 24 Jun 2016, 08:15 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2016, 08:15 WIB
Tradisi Gergaoun
Meskipun dengan cara yang berbeda, tradisi Gergaoun tetap diperingati setiap tahunnya. Selain untuk memperingati kelahiran cucu Nabi

Liputan6.com, Jakarta Beberapa umat Islam di Semenanjung Arab memaknai Ramadan dengan cara yang sedikit bebeda. Mereka mempunyai tradisi unik yang dilaksanakan pada hari ke-15 di bulan Ramadan.

Tradisi tersebut dikenal dengan beberapa istilah yang berbeda-beda tergantung daerah. Ada yang menyebunya Gergaoun, Gerge'an, Garangaua, atau Hag el Leila. Namun tradisi ini mempunyai ciri khas yang sama, yakni anak perempuan dan anak laki-laki memakai kostum dan mendatangi setiap rumah untuk meminta permen.

Dilansir alarabiya.net, tradisi unik tersebut hampir mirip dengan tradisi Halloween. Anak perempuan biasanya akan memakai gaun tradisional yang berwarna-warni (jalabeyas). Sedangkan untuk remaja putra akan mengenakan gaun putih panjang atau disebut thoubs. Kemudian mereka akan mengunjungi rumah-rumah untuk meminta permen gula dari tetangga.

Namun di beberapa daerah seperti Bahrain, tradisi Gergaoun rupanya mulai ditinggalkan. Pasalnya, tradisi ini dinilai rawan kejahatan. Mereka kemudian mengganti tradisi itu dengan berkumpul di suatu tempat atau mengunjungi keluarga masing-masing.

Seorang ibu di Bahrain, Noora Marzooq, mengatakan alasan memudarnya tradisi tersebut lantaran sekarang ini banyak penghuni asing yang tinggal di antara mereka. "Kami percaya bahwa hal itu tidak aman lagi bagi anak-anak untuk berkeliaran di malam hari dan mengetuk pintu rumah orang lain," ujarnya sebagaimana dilansir alarabiya.net, Kamis (23/16).

Marzooq melanjutkan, tradisi Gergaoun merupakan tradisi turun-temurun untuk memeringati kelahiran cucu Nabi Muhammad, Hasan bin Ali. Pada waktu itu, putri Nabi, Fatimah membagikan gula-gula kepada tetangga ketika anaknya lahir pada tanggal 15 Ramadan.

Tradisi itu terus berlanjut selama puluhan tahun, bahkan di era modern, tradisi Gergaoun sempat menarik perusahaan-perusahaan besar untuk memproduksi permen dan menjadikan tradisi Gergaoun sebagai lahan iklan besar-besaran. Namun seiring berjalannya waktu, tradisi itu berubah secara alami.

"Tapi penting bagi kami untuk menyampaikan pesan dalam tradisi Gergaoun kepada generasi muda Muslim," ujarnya.

Meskipun dengan cara yang berbeda, tradisi Gergaoun tetap diperingati setiap tahunnya. Selain untuk memperingati kelahiran cucu Nabi, mereka merasa harus memberikan hadiah kepada remaja-remaja yang mau berpuasa dan melatih kesabaran selama 15 hari.

(War)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya