Liputan6.com, Bogor - Wisata religi menjadi tren di kalangan traveler terutama saat bulan suci Ramadan. Pelesir ke tempat-tempat tertentu yang menyimpan sejarah Islam semakin digemari, lantaran bisa memberikan pengalaman spiritual tersendiri bagi para penikmatnya.
Masjid Al-Mustofa Kota Bogor, Jawa Barat misalnya. Masjid tersebut adalah salah satu masjid tertua di Kota Hujan dan sering menjadi tujuan wisata religi.
Masjid ini merupakan peninggalan dua sahabat, yakni Tubagus Mustofa Bakrie dan Raden Dita Manggala, yang bisa dilihat sampai sekarang dan masih berfungsi dengan baik.
Advertisement
Tubagus Mustofa Bakri bin Tubagus Abdul Qodir adalah seorang ulama yang memiliki garis keturunan langsung dari Sunan Gunung Jati. Sedangkan Raden Dita Manggala berasal dari keturunan Raja Cirebon.
Baca Juga
Masjid Al Mustopa dibangun oleh Mustofa Bakri dan Raden Dita Manggala pada 8 Februari 1307, saat masyarakat waktu itu umumnya beragama Hindu, Buddha, dan Sunda Wiwitan.
Konon, dua sahabat ini masuk saat Bogor dikuasai oleh Kerajaan Pakuan Pajajaran. Mereka kemudian menetap dan mensyiarkan agama Islam di daerah Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, yang dahulunya dikenal bernama Kampung Baru.
Disebutkan, Kampung Baru ini cikal bakal berdirinya Kota Bogor, dan tempat ibadah tertua ini menjadi pusat dakwah dalam penyebaran agama Islam.
Meski sudah beberapa kali direnovasi, masjid ini masih terasa kental bangunan aslinya. Sembilan tiang di dalam masjid yang dulunya terbuat dari kayu jati melambangkan Walisongo.
Tiang-tiang itu kini diganti menjadi beton dengan tidak menghilangkan elemen bangunan, baik struktur maupun ornamen yang ada di masjid.
Di samping masjid, terdapat Alquran kuno. Menurut Mufti Natsir Yus, keturunan kelima Mustofa Bakri, Alquran dan khotbah salat Jumat dengan tulisan tangan itu dibuat dari kulit kayu.
Meski usianya sudah sekitar tujuh abad, kitab suci umat Islam ini masih bisa digunakan dengan baik hingga sekarang.
Saat ini Alquran dan khotbah shalat Jumat itu disimpan dalam sebuah kotak kaca yang berada di dalam masjid.
Menurut Natsir, Alquran ini disebut ditulis tangan oleh putera pertama Tubagus Mustofa Bakri.
Selain Alquran kuno, di area masjid juga terdapat makam pendiri masjid beserta keturunannya dan para santri.
Â
Â