Jaga Makkah - Kakbah Bersih, 2.000 Petugas Dikerahkan Selama Ramadan

Sejumlah jemaah dan pengunjung masjid memuji efisiensi layanan kebersihan Masjid Agung di Makkah selama Ramadan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 12 Mei 2019, 00:20 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2019, 00:20 WIB
Petugas kebersihan di Kakbah dan Makkah selama Ramadan. (SPA)
Petugas kebersihan di Kakbah dan Makkah selama Ramadan. (SPA)

Liputan6.com, Riyadh - Guna menjaga Masjid Agung di Makkah tetap bersih selama Ramadan, satu tim berisi lebih dari 2.000 petugas kebersihan dikerahkan. Para pekerja kebersihan itu dibagi dalam empat shift berbeda.

"Para pekerja berhasil membersihkan seluruh masjid suci hanya dalam 45 menit, dan menggosok halaman marmer putih di sekitar Kakbah membutuhkan waktu setengah jam. Pembersihan tidak menghalangi jumlah besar jemaah dan pengunjung ke masjid," Saudi Press Agency (SPA) melaporkan seperti dikutip Sabtu (12/5/2019).

Sebanyak 30 kendaraan listrik khusus, 67 mesin dan 400 liter air digunakan untuk membersihkan halaman di sekitar Kakbah selama Ramadan.

Sejumlah jemaah dan pengunjung masjid memuji efisiensi layanan kebersihan.

Mohammed Asif, dari Bangladesh, mengatakan bahwa dia sangat senang dengan layanan yang diberikan dan tingkat kebersihannya sangat tinggi. Dia mengatakan kepada SPA dirinya terkesan dengan cara terorganisir dan cepat membersihkan lantai-lantai masjid selama Ramadan ini.

Tak hanya itu, Asif pun memuji penggunaan sejumlah besar aroma mawar dan oud dala proses pembersihan tersebut. Sebab menurutnya, hal tersebut memberikan aroma yang menyenangkan bagi masjid.

Awal Ramadan 6 Mei 2019

Ilustrasi Ramadan. (Pixabay)
Ilustrasi Ramadan. (Pixabay)

International Astronomical Centre atau Pusat Astronomi Internasional telah memperkirakan awal Ramadan. Menurut pengamatan mereka, dimulainya bulan suci umat Muslim itu jatuh pada 6 Mei di sebagian besar negara-negara pemeluk Islam.

"Mengamati bulan sabit akan mustahil dari Asia Timur dan Tenggara serta Eropa Selatan dan sebagian besar negara-negara Arab pada Minggu, 5 Mei," kata Direktur Pusat Astronomi, Mohammad Shawkat seperti dikutip dari Gulf News, Jumat 2 Mei 2019.

Mohammad Shawkat kemudian menegaskan bahwa akan mungkin untuk melihat bulan hanya dengan teleskop.

"Melihat bulan akan sulit di negara-negara Afrika Barat dan Selatan dan sebagian besar AS, sementara itu akan relatif lebih mudah di Amerika Tengah," tambahnya.

Sebelumnya, seorang astronom Kuwait juga menyebut bahwa bulan puasa Ramadan akan dimulai pada Senin 6 Mei.

Adel Al Saadoon mengatakan bulan sabit yang menandai awal bulan yang dimuliakan oleh umat Islam akan mudah terlihat pada Minggu 5 Mei. Namun ia tak menyebut detail di mana lokasi penampakan bulan akan mudah terlihat.

"Itu bisa dilihat dengan mudah tanpa perlu teleskop," tambahnya. "Bulan Ramadan akan berlangsung 29 hari tahun ini."

Ramadan adalah bulan kesembilan dari kalender Islam berbasis 12 bulan bulan yang diikuti oleh umat Islam. Bulan hijriyah berlangsung selama 29 atau 30 hari tergantung pada penampakan bulan sabit untuk total 354 hari dalam setahun.

Letusan Meriam Jadi Penanda Waktu Ramadan 2019

Ilustrasi bulan Ramadan (AP)
Ilustrasi bulan Ramadan (AP)

Sementara itu, sejumlah meriam disiapkan oleh otoritas Dubai, Uni Emirat Arab yang akan difungsikan sebagai penanda waktu selama Ramadan 2019.

Dua letusan meriam akan terdengar pada awal dan akhir bulan suci, guna menandai dimulainya dan selesainya bulan puasa Ramadan.

Sementara setiap harinya selama satu bulan Ramadan penuh, satu letusan meriam akan dilakukan untuk menandai waktu iftar, demikian seperti dikutip dari Gulf News, Jumat 3 Mei 2019.

Mayor Abdullah Tarish dari Departemen Umum Organisasi Keamanan dan Perlindungan Darurat, mengatakan Polisi Dubai sedang mempersiapkan meriam yang akan mengumumkan penampakan (hilal) jelang Ramadan 2019, seperti yang telah menjadi tradisi sejak awal 1960-an.

Tarish mengatakan departemen memiliki enam meriam, termasuk empat inti dan dua cadangan, yang akan digunakan jika terjadi kerusakan.

Meriam buatan Inggris itu memiliki rasio kekuatan suara sebesar 170 desibel, agar suara mampu menjangkau sebagian besar komunitas perumahan di Dubai sebelum pembangunan kota membatasi jangkauannya.

Sekelompok petugas telah ditugaskan untuk memastikan meriam tersebut diangkut ke tempat-tempat yang dipilih di Burj Khalifa, tempat sholat Idul Fitri di Al Mankhool dan Al Baraha, Madinat Jumeirah dan di Dubai City Walk jelang Ramadan 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya