Ramadan 2019, Donald Trump Ucapkan Salam Perdamaian

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan salam perdamaian terkait Ramadan 2019.

oleh Afra Augesti diperbarui 06 Mei 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2019, 13:00 WIB
Donald Trump dan Kim Jong-Un Gagal Capai Kesepakatan
Presiden AS Donald Trump berbicara selama konferensi pers setelah KTT AS-Korea Utara kedua di Hanoi (28/2). Gedung Putih mengatakan tidak ada kesepakatan yang dicapai antara Trump dan Kim. (AFP Photo/Manan Vatsyayana)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan salam hangatnya kepada seluruh umat Muslim di dunia yang hari ini, 6 Mei 2019, menjalankan ibadah puasa guna menyambut bulan suci Ramadan.

"Ramadan memperingati ketika kitab suci Al-Quran diturunkan kepada (Nabi) Muhammad. Pada saat hilal (terlihat), keluarga dan komunitas Muslim akan menghormati wahyu ini dengan memulai satu bulan refleksi ke dalam, pembaruan spiritual, dan berdoa," tulis Donald Trump dalam situs web pemerintahan AS www.whitehouse.gov pada Minggu, 5 Mei 2019.

"Selama Ramadan, umat Islam berpuasa dari fajar hingga senja, membaca ayat-ayat dari Al-Quran, serta melakukan tindakan, amal, dan niat baik terhadap orang lain," imbuhnya.

Dengan melakukan itu, kata Trump, orang-orang Muslim akan mengembangkan tujuan baru dalam perjalanan spiritual mereka sendiri, memperdalam apresiasi mereka atas rahmat dan belas kasihan Tuhan.

"Sepanjang bulan ini, kita semua memiliki kesempatan untuk merenungkan berkat-berkat yang telah diberikan kepada kita dan untuk bekerja menuju persekutuan yang lebih besar, antara satu sama lain. Bersama-sama, dalam semangat Ramadan, kita dapat mencapai masyarakat yang lebih harmonis dan saling menghormati," lanjtu Donald Trump.

Selain Orang Nomor Satu di Negeri Paman Sam, istri Trump, Melania, juga menyampaikan harapan terbaik kepada Muslim di Amerika Serikat dan di seluruh dunia dalam bulan yang menurutnya diberkati ini.

7 Negara Ini Memulai Puasa Ramadan pada 6 Mei 2019 seperti di Indonesia

Ilustrasi bazar Ramadan di Arab Saudi. (AFP)
Ilustrasi bazar Ramadan di Arab Saudi. (AFP)

Hilal --Bulan sabit muda pertama yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam-- dilaporkan tidak terlihat di Arab Saudi pada Sabtu malam, 4 Mei 2019 waktu setempat.

Dengan demikian, awal Ramadan di Negeri Petrodollar diperkirakan akan dimulai pada Senin, 6 Mei. Sedangkan Minggu, 5 Mei, akan menjadi 29 Syakban --sesuai kebijakan pemerintah.

Pengamat Bulan di kerajaan konservasi tersebut mengatakan, tidak ada hilal yang muncul pada hari Sabtu, Arab News melaporkan.

Awal pekan ini, Mahkamah Agung Arab Saudi telah meminta warga dan residen untuk memberi tahu pengadilan terdekat jika mereka melihat hilal dengan mata telanjang atau melalui teropong pada Sabtu, 4 Mei.

Mahkamah Agung, seperti dikutip dari khaleejtimes.com pada Minggu, 5 Mei 2019, telah mengeluarkan pernyataan via daring yang berbunyi:

Kementerian mengundang warga dan penduduk untuk mengeksplorasi penampakan dari hilal pada tahun ini pada Sabtu, Sya'ban 29, 1440 - 4 Mei 2019. Jika Bulan tidak terlihat, maka cari pada hari Minggu, Sya'ban 30, 1440 - 5 Mei 2019.

Pengadilan juga mendesak orang-orang yang melihat hilal untuk bergabung dengan komite yang dibentuk di daerah itu untuk tujuan ini.

Uni Emirat Arab, yang mengikuti kebijakan Arab Saudi soal ketetapan hilal, juga melaksanakan awal Ramadan 2019 pada 6 Mei.

Sementara itu, Bahrain's Supreme Council for Islamic Affairs atau Dewan Tertinggi Bahrain untuk Urusan Islam juga telah membentuk panel pengamat pada hari Sabtu guna menerima laporan dan kesaksian orang-orang yang mendapati hilal di langit malam di Bahrain atau negara-negara Islam lainnya.

Selain Indonesia, Arab Saudi dan Bahrain, berikut negara-negara yang menetapkan awal Ramadan pada 6 Mei 2019 (waktu setempat), seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Malaysia

2. Irak

3. Uni Emirat Arab

4. Kuwait

5. Australia

6. Turki

7. Ghana

Sementara itu, negara lain yang tidak mengumumkan ketetapan hilal kerap merujuk awal bulan Ramadan melalui penanggalan konsensus secara umum, yang tahun ini lazim jatuh pada 6 Mei 2019, demikian seperti dikutip dari Africanews.com.

International Astronomical Centre atau Pusat Astronomi Internasional juga telah memperkirakan awal Ramadan jatuh pada 6 Mei di sebagian besar negara-negara pemeluk Islam. Namun, tak tertutup kemungkinan bahwa Ramadan datang lebih awal --5 Mei-- di beberapa negara atau pada komunitas Islam yang lain.

Letusan Meriam Jadi Penanda Waktu Ramadan 2019 di Dubai

Ilustrasi manfaat kurma (sumber: istockphoto)
Ilustrasi manfaat kurma (sumber: istockphoto)

Sementara itu, sejumlah meriam disiapkan oleh otoritas Dubai, Uni Emirat Arab yang akan difungsikan sebagai penanda waktu selama Ramadan 2019.

Dua letusan meriam akan terdengar pada awal dan akhir bulan suci, guna menandai dimulainya dan selesainya bulan puasa Ramadan.

Sementara setiap harinya selama satu bulan Ramadan penuh, satu letusan meriam akan dilakukan untuk menandai waktu iftar, demikian seperti dikutip dari Gulf News, Jumat, 3 Mei 2019.

Mayor Abdullah Tarish dari Departemen Umum Organisasi Keamanan dan Perlindungan Darurat, mengatakan Polisi Dubai sedang mempersiapkan meriam yang akan mengumumkan penampakan (hilal) jelang Ramadan 2019, seperti yang telah menjadi tradisi sejak awal 1960-an.

Tarish mengatakan departemen memiliki enam meriam, termasuk empat inti dan dua cadangan, yang akan digunakan jika terjadi kerusakan.

Meriam buatan Inggris itu memiliki rasio kekuatan suara sebesar 170 desibel, agar suara mampu menjangkau sebagian besar komunitas perumahan di Dubai sebelum pembangunan kota membatasi jangkauannya.

Sekelompok petugas telah ditugaskan untuk memastikan meriam tersebut diangkut ke tempat-tempat yang dipilih di Burj Khalifa, tempat sholat Idul Fitri di Al Mankhool dan Al Baraha, Madinat Jumeirah dan di Dubai City Walk jelang Ramadan 2019.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya