Relawan Bagi-Bagi Makanan Buka Puasa, Jumlah Tunawisma di Malaysia Meningkat

Lonjakan diprediksi terjadi setelah banyak kelompok relawan yang membagikan makanan selama buka puasa di Kuala Lumpur, Malaysia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Mei 2019, 00:20 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2019, 00:20 WIB
Ilustrasi Tunawisma (Pixabay)
Ilustrasi Tunawisma (Pixabay)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Sejak bulan suci Ramadan, dilaporkan telah terjadi lonjakan jumlah tunawisma di Kuala Lumpur, ibu kota dari Malaysia.

Dikutip dari laman Channel News Asia (CNA), Sabtu (25/5/2019), lonjakan diprediksi terjadi setelah banyak kelompok relawan yang membagikan makanan selama buka puasa.

Di antara mereka yang menunggu pemberian pada Rabu, 22 Mei malam adalah seorang wanita bernama Yana.

Ketika diwawancarai oleh CNA, Yana (27) mengatakan bahwa dia berasal dari negara bagian Sabah, Malaysia timur. Dia memiliki empat anak dan yang termuda baru berusia enam bulan.

"Jika kita baik-baik saja, kita tidak akan berada di sini. Paling tidak di sini, ada relawan yang bisa membantu kami mengurangi beban kami," katanya.

Suaminya adalah pekerja pabrik. Dia mengatakan ini tidak cukup untuk memberi makan anak-anaknya, apalagi untuk membeli benda-benda lain.

Yana dan anak-anaknya tidur di banyak tempat (jalanan) sekitar dua tahun, setelah keluarga diusir dari flat mereka karena mereka tidak dapat membayar sewa.

Dia memandikan anak-anaknya di masjid terdekat dan bergantung pada orang yang lewat untuk makanan, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Dia menyalahkan meningkatnya biaya hidup di Malaysia sebagai akar penyebab kesulitannya. "Biaya telah naik. Mulai dari susu bubuk, popok dan pengeluaran anak-anak. Gaji saja tidak cukup untuk menutupi biaya," katanya.

Lebih dari 100 Tunawisma Meminta Makanan Buka Puasa

Ilustrasi Tunawisma (Pixabay)
Ilustrasi Tunawisma (Pixabay)

Seorang perwakilan dari organisasi non-pemerintah yang menjalankan program pemberian makanan untuk kaum miskin mengatakan, lebih dari 100 wanita dan anak-anak muncul setiap malam dalam sebulan terakhir.

"Yang membuat saya khawatir adalah saya melihat lebih banyak perempuan dan anak-anak di jalanan," kata Charles Mohan, CEO Institute Onn Jaafar.

CEO Yayasan Kesejahteraan Nasional Che Asmah Ibrahim mengatakan kepada CNA bahwa dia menyadari masalah ini. Yayasan ini berada di bawah Kementerian Perempuan, Keluarga dan Pengembangan Masyarakat.

Che Asmah mencirikan ini sebagai fenomena musiman, dengan jumlah lonjakan tunawisma selama bulan puasa.

Dia mengutip sebuah studi bersama oleh Dewan Kota Kuala Lumpur dan Kementerian Pengembangan Wanita, Keluarga dan Masyarakat, yang mengatakan ada hampir 1.000 orang tunawisma yang tinggal di jalanan Kuala Lumpur pada bulan April, sebelum Ramadhan dimulai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya