Penomoran Tenda di Arafah dan Mina Sesuai Embarkasi Jemaah Haji

Muassasah Asia Tenggara menyetujui konsep penomoran tenda bagi jemaah haji Indonesia saat puncak haji.

oleh Nurmayanti diperbarui 27 Jul 2019, 19:06 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2019, 19:06 WIB
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU), Nizar Ali memantau persiapan pelaksanaan puncak haji. Bahauddin/MCH
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU), Nizar Ali memantau persiapan pelaksanaan puncak haji. Bahauddin/MCH

Liputan6.com, Jeddah - Penomoran tenda yang akan ditempati jemaah haji Indonesia saat di Arafah dan Mina mengacu pada zonasi embarkasi. 

Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi melalui Muassasah Asia Tenggara menyetujui konsep penomoran tenda bagi jemaah haji Indonesia saat puncak haji, yang berlangsung pertengahan Agustus nanti.

Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU), Nizar Ali menjelaskan, penomoran tenda merupakan hal baru. Sebelumnya, jemaah haji yang masuk ke tenda berdasarkan kloter.

"Kalau tahun kemarin kan dibebaskan untuk dua kloter, sehingga ada semacam dalam tanda petik siapa duluan di situ," jelas dia di Makkah, Sabtu (27/7/2019).

Kini dengan penomoran akan kian memudahkan jemaah haji. Stiker nomor yang dipasang akan mengandung informasi terkait embarkasi, kloter, dan kapasitas tenda.

Nizar mengaku sudah melakukan survei awal persiapan pelaksanaan Armuzna. Peninjauan ini untuk memastikan kesiapan para petugas, serta menghitung kebutuhan yang diperlukan, termasuk AC dan pemasangannya.

Tahap selanjutnya akan dilakukan survei kedua dan ketiga untuk memastikan semua sarana prasarana sudah siap digunakan.

"Pada survei kedua, kita akan ujicoba ada di dalam tenda kemudian AC dinyalakan jam 12 sampai 1 siang, apakah betul-betul sudah berfungsi dengan baik apa tidak. Kemudian survei terakhir, kunjungan menjelang wukuf di Arafah," ungkap dia.

Menurutnya, setiap tenda di maktab memiliki kapasitas berbeda-beda. Ada yang berukuran 15 x 15 meter dan 10 x 15 meter. Jika dihitung, maka ruangan jemaah saat wukuf di Arafah sangat longgar, rata-rata 1,3 meter.

Dia turut mengingatkan agar jemaah haji untuk tidak memasang atribut selain yang menandakan kloter atau embarkasi. Sebab, keberadaan jemaah haji di Tanah Suci buka membawa misi organisasi kemasyarakatan (ormas) atau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) tertentu.

"Atribut yang terkait dengan itu tidak dipasang di sini. Yang ada adalah jemaah kloter mana, embarkasi mana," dia menandaskan.

Tenda Jemaah Haji Indonesia di Arafah dan Mina Kini Pakai Nomor

Proses pembangunan tenda jemaah haji di Arafah. Bahauddin/MCH
Proses pembangunan tenda jemaah haji di Arafah. Bahauddin/MCH

Jemaah haji Indonesia kini bisa lebih mudah mengenali tenda yang ditempati saat berada di Arafah dan Mina. Ini setelah Muassasah Asia Tenggara menyetujui konsep penomoran tenda bagi jemaah haji Indonesia saat puncak haji, yang berlangsung pertengahan Agustus nanti.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag), Sri Ilham Lubis mengatakan, dirinya bersama rombongan yang dipimpin Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Nizar Ali, telah bertemu dengan dengan pihak Muassasah Asia Tenggara membahas persiapan pelaksanaan Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).

Dalam pertemuan menyepakati jika Indonesia boleh menandai tenda jemaah dengan nomor yang disesuaikan dengan kelompok terbang (kloter)-nya masing-masing.

"Mereka menyetujui konsep penomoran tenda yang akan kita lakukan," kata Sri Ilham kepada tim Media Center Haji (MCH), Sabtu (27/7/2019).

Menurut Sri Ilham, setelah disetujui, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan memetakan posisi tenda jamaah Indonesia sesuai denah Arafah dan Mina.

Pemetaan dilakukan untuk menentukan penempatan kloter-kloter sesuai dengan kapasitas tenda. Setelah selesai, PPIH memberikan nomor-nomor tenda ke Muassasah Asia Tenggara, termasuk stikernya.

"Selama ini penempatan jemaah di Armina diserahkan kepada ketua maktab dan kloter sehingga tidak ada standar," ujarnya.

Sri Ilham mengatakan, dengan adanya penomoran tenda sesuai dengan kapasitas kloter, maka dapat diprediksi luasan ruang yang diberikan bagi tiap jemaah, baik di Arafah maupun Mina.

Selain itu, jemaah menjadi mudah mengenali tenda tempat tinggal dan memudahkan petugas memberikan layanan.

"Pihak muassasah juga meminta kepada jemaah haji Indonesia agar tetap memakai gelang identitas yang diberikan oleh Muassasah," tutur dia.

Tonton Video Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya