Ahli Gizi Sebut Puasa Ramadan Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh

Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada ini menambahkan belum ada penelitian yang mengatakan berpuasa mampu meningkatkan risiko tertular COVID-19.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 27 Apr 2020, 03:40 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2020, 03:40 WIB
Virus Corona Masuk Indonesia, Warga di Jakarta Beraktivitas Pakai Masker
Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Stasiun Palmerah, Jakarta, Sealasa (3/3/2020). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengimbau warga waspada terhadap virus corona atau COVID-19 dengan hidup higienis serta menjaga imunitas tubuh. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Suasana Ramadan kali ini bisa dikatakan berbeda dengan keadaan tahun-tahun sebelumnya.

Umat muslim di Ramadan kali ini dihadapkan pada situasi dan harus melakukan ibadah dari dalam rumah. Ini akibat pandemi virus Corona Covid-19 yang melanda hampir sejumlah negara di dunia.

Gara-gara virus tak ada takjilan bersama di masjid, tak ada salat tarawih berjemaah di masjid, ataupun kajian-kajian Islami yang biasa dilakukan di tengah bulan suci ini.

Kegiatan-kegiatan yang melibatkan kerumunan harus ditunda. Tak hanya itu, setiap orang harus bisa menjaga imun tubuh agar tidak terpapar virus corona.

Namun di saat bersamaan, mereka khususnya umat muslim harus menjalankan ibadah puasa Ramadan yang membuat mereka harus menahan lapar dan haus.

Muncul pertanyaan, apakah dengan tidak makan dan tidak minum imunitas tubuh kita bakal tetap terjaga? Ini kata ahli gizi UGM menjawab pertanyaan tersebut.

Mampu Tingkatkan Imunitas Tubuh

Menurut Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada R. Dwi Budiningsari, menjalankan ibadah puasa mampu meningkatkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh. Dia menambahkan belum ada penelitian yang mengatakan berpuasa mampu meningkatkan risiko tertular COVID-19.

“Sejumlah penelitian menyebutkan berpuasa dapat meningkatkan imunitas. Sebaliknya, belum ada studi yang menyatakan berpuasa meningkatkan resiko terinfeksi COVID-19,” kata Dwi.

Berpuasa Dapat Memperbaiki Sel-Sel yang Rusak

Dwi meyakini kalau puasa dapat memperbaiki jaringan sel-sel yang rusak. Selain itu, puasa selama 30 hari dapat merangsang pembentukan sel-sel darah putih yang baru. Hal inilah yang kemudian dapat menumbuhkan sistem kekebalan tubuh.

Kondisi dengan sistem kekebalan tubuh yang telah diregenerasi akan semakin memperkuat tubuh dalam menangkal berbagai infeksi bakteri maupun virus dan penyakit lainnya.

Pentingnya Asupan Gizi

Menurut Dwi, kekebalan tubuh itu dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas dari asupan gizi. Orang yang mengalami kekurangan gizi akan rentan tertular Virus Corona. Sementara orang yang bergizi baik berpotensi besar memiliki kemampuan untuk memusnahkan virus tersebut.

Dwi menambahkan bahwa secara umum ada tiga fungsi asupan gizi yang digunakan oleh tubuh manusia. Pertama, sebagai sumber energi yang menjadi sumber prioritas utama dalam tubuh. Kedua, sebagai pengatur agar tubuh tetap sehat dan bugar, yang di dalamnya juga mengatur kekebalan tubuh.

Dan yang ketiga, sebagai penggerak pertumbuhan yang akan berlangsung apabila fungsi pertama dan kedua telah terpenuhi.

Mengeluarkan Racun dan Mengurangi Massa Lemak

Tak hanya meningkatkan imunitas, menurut Dwi, puasa juga dapat mengeluarkan racun dalam tubuh, seperti zat-zat adiktif dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan.

Selain itu, puasa juga dapat mengurangi massa lemak tubuh berlebih yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Hal itu dikarenakan lemak yang berlebih dapat menyebabkan peradangan organ tubuh. Peradangan itulah yang dapat memicu munculnya penyakit pembuluh darah dan masalah kesehatan lainnya.

“Kalau yang kelebihan lemak bisa menurunkan berat badan, maka dia juga dapat memperbaiki imunitasnya,” kata Dwi, Jum’at (24/4).

(Sumber: Merderka.com/Shani Rasyid)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya