Puasa Bermanfaat Cegah Timbulnya Penyakit Kronis

Hasil studi secara umum menunjukkan bahwa puasa mampu menurunkan kadar LDL (Kolesterol Jahat) dan meningkatkan kadar HDL (Kolesterol Baik) sehingga tubuh terhindar penyakit kardiovaskuler.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Apr 2021, 18:35 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2021, 18:35 WIB
Puasa Membawa Pengaruh Positif Terhadap Penyakit Kronis
Ilustrasi Berbuka Puasa Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Puasa membawa pengaruh positif terhadap pencegahan penyakit kronis. Dengan kata lain, berpuasa membuat kondisi tubuh menjadi lebih sehat.

Hasil studi secara umum menunjukkan bahwa puasa mampu menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL dan meningkatkan kadar kolesterol baik HDL. Jika tubuh memiliki kadar LDL rendah dan HDL tinggi karena puasa, maka tubuh akan mampu mencegah munculnya penyakit kardiovaskuler.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB bersama kawan-kawannya pada 2016 menunjukkan, puasa dapat menyehatkan tubuh. Ketika seseorang berpuasa maka akan terjadi penurunan lemak dalam tubuh, akan tetapi tidak terjadi penurunan protein. Dengan demikian, puasa tidak akan memengaruhi daya tahan tubuh.

Selain itu, puasa Ramadan bagi seorang muslim berkaitan dengan ibadah lainnya, seperti salat tarawih dan salat malam. Kegiatan ibadah ini, menurut Ari mampu meningkatkan pergerakan tubuh serta meningkatkan kadar HDL dalam tubuh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

 

Simak Juga Video Berikut Ini


Persiapan yang Perlu Diperhatikan Ketika Berpuasa

Agar tubuh tetap sehat dan bugar di kala puasa, Ari Fahrial Syam menyampaikan beberapa asupan tubuh yang penting untuk diperhatikan dalam Seminar Awam dan Media ‘Tips Sehat Puasa ala Guru Besar FKUI’, Senin (12/4/2021).

“Mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak, mecukupi konsumsi air pada waktu buka sampai dengan sahur, mengusahakan konsumsi air mencapai 8-10 gelas per hari, dan memerhatikan jumlah tidur, tidur harus cukup dan tidak berlebihan,” ungkap Ari.

Selain itu, ada baiknya apabila kita menghindari makanan yang mengandung gas seperti makanan berlemak, sayuran tertentu (kol dan sawi), buah-buahan tertentu (nangka, kedondong, dan buah yang dikeringkan), juga minuman bersoda.

Dokter Ari juga menyarankan, agar ketika berpuasa baiknya menghindari makanan yang merangsang asam lambung seperti kopi dan makanan atau minuman yang mengandung kafein, minuman beralkohol, anggur putih, sari buah sitrus, dan susu full cream. Apabila ingin mengonsumsi kopi dan sangat membutuhkannya, lebih baik dikonsumsi setelah berbuka puasa menjelang malam hari.

Menghindari makanan yang mampu melemahkan klep kerongkongan bawah juga perlu dilakukan. Makanan tersebut diantaranya adalah coklat, makanan tinggi lemak, dan gorengan.

Jadi, ketika kita berpuasa, dianjurkan untuk tetap mengikuti konsep sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni tak hanya sehat secara fisik, melainkan juga psikologis, sosial dan spiritual. 

Jika sangat ingin memakan makanan yang dianjurkan untuk tidak dikonsumsi selama berpuasa di atas, Ari memberikan catatan untuk tidak mengonsumsinya sebagai makanan pembuka ketika berbuka. Tetapi makanlah setelah mengonsumsi makanan sehat.

 

 

Penulis: Rissa Sugiarti

 

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi COVID-19

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19
Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya