Pengusaha: Ketegangan Perdagangan Global Bakal Percepat Adopsi Kripto Institusional

Laporan Binance mengungkapkan, Bitcoin (BTC) telah menunjukkan tanda-tanda ketahanan di tengah turbulensi pasar.

oleh Natasha Khairunisa Amani Diperbarui 11 Apr 2025, 09:54 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 17:14 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar
Sejumlah eksekutif perusahaan kripto memprediksi ketegangan perdagangan internasional yang meningkat berpotensi mempercepat adopsi kripto institusional. (Foto: Freepik/Pikisuperstar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah eksekutif perusahaan kripto memprediksi ketegangan perdagangan internasional yang meningkat berpotensi mempercepat adopsi kripto institusional.

"Hikmahnya adalah bahwa ketidakpastian ekonomi secara historis telah mempercepat minat institusional pada aset digital sebagai strategi diversifikasi," kata David Siemer, salah satu pendiri dan CEO Wave Digital Assets, dikutip dari Cointelegraph, Kamis (10/4/2025).

Laporan Binance mengungkapkan, Bitcoin (BTC) telah menunjukkan tanda-tanda ketahanan di tengah turbulensi pasar. Menurut bursa kripto tersebut, perkembangan ini menunjukkan potensi mata uang kripto sebagai lindung nilai terhadap gangguan geopolitik.

"Sekarang, seiring saluran perbankan tradisional terjerat dalam ketegangan geopolitik, kami menyaksikan peningkatan permintaan untuk solusi penyelesaian berbasis blockchain yang beroperasi di luar jaringan perbankan koresponden konvensional," beber Siemer.

Nicholas Roberts-Huntley, salah satu pendiri dan CEO Concrete & Glow Finance mencatat protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) diposisikan dengan sangat baik untuk mendapatkan keuntungan dari gejolak perdagangan.

"DeFi menawarkan alternatif yang netral dan tanpa batas untuk mengakses kredit, mendapatkan hasil, dan memindahkan modal," ujar Roberts-Huntley. 

"Bagi para perintis, ini adalah kesempatan untuk menggandakan interoperabilitas dan ketahanan terhadap penyensoran,” ia menambahkan.

Namun, harga kripto akan terus mencerminkan pasar yang lebih luas di masa mendatang, menurut Aurelie Barthere, seorang analis riset di Nansen. 

Ia menuturkan, “Jika aksi jual terus berlanjut,  kripto akan berperilaku sebagai aset risiko beta yang lebih tinggi yang berkorelasi dengan aset berisiko saat ini”.

Pada 9 April 2025, Trump menghentikan sementara penerapan sebagian tarif impor sementara pada saat yang sama menaikkan pungutan atas barang-barang impor asal Tiongkok hingga 125%.

Indeks saham terbesar AS, yakni S&P 500 melonjak lebih dari 8% setelah berita tersebut, sebagian membalikkan kerugian yang terkait dengan pengumuman tarif awal Trump, menurut Google Finance.

Harga spot Bitcoin, serta total kapitalisasi pasar mata uang kripto, naik dengan jumlah yang sama, sekitar 8%, pada perdagangan akhir hari pada tanggal 9 April, menurut data CoinMarketCap.

 

Bos Binance Richard Teng: Tarif Impor AS Bisa Beri Peluang pada Minat Kripto

Kripto XRP (Foto: Traxer/Unsplash)
Kripto XRP (Foto: Traxer/Unsplash)... Selengkapnya

CEO bursa kripto Binance Richard Teng menilai kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpeluang mempercepat minat pada sektor aset digital.

Mengutip Cryptonews, Rabu (9/4/2025) Richard Teng menulis dalam postingannya di platform media sosial X ketidakpastian makro yang disebabkan oleh kebijakan tarif Trump baru-baru ini dapat memicu respons penghindaran risiko dalam jangka pendek.

Akan tetapi, efek jangka panjangnya dapat berharga bagi industri kripto secara keseluruhan. "Namun, jika melihat lebih jauh ke depan, lingkungan ini juga dapat mempercepat minat pada kripto sebagai penyimpan nilai yang tidak berdaulat," kata Richard Teng.

"Banyak pemegang jangka panjang terus melihat Bitcoin dan aset digital lainnya sebagai aset yang tangguh selama periode tekanan ekonomi dan perubahan dinamika kebijakan," ia menambahkan.

Namun, Richard Teng juga mengakui bangkitnya kembali proteksionisme perdagangan AS menghasilkan volatilitas di pasar, termasuk dalam kripto.

Komentar Richard Teng muncul kurang dari sepekan setelah Trump mengumumkan rencana tarifnya, yang secara efektif menetapkan tarif minimum 10% untuk barang-barang dari hampir semua negara.

Pengumuman tersebut membuat pasar di seluruh dunia terpuruk, dengan pemain kunci di pasar saham AS berfluktuasi tak terduga. Aset digital tidak terkecuali, dengan nilai Bitcoin anjlok lebih dari USD 10.000 akhir pekan lalu.

Kapitalisasi Pasar Kripto Anjlok 25,9% Imbas Perang Dagang AS-China

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Diwartakan sebelumnya, Binance menerbitkan studi baru yang menganalisis dampak dari meningkatnya tarif dagang baru yang diberlakukan Amerika Serikat, dan dampak disruptifnya pada pasar global, khususnya aset digital.

Laporan Binance mengungkapkan ketegangan perdagangan telah menyebabkan ketidakstabilan ekonomi yang sebanding dengan yang terjadi setelah Undang-Undang Tarif Smoot-Hawley tahun 1930, dengan bea masuk rata-rata AS meningkat hingga hampir 19%, naik dari 2,5% pada tahun 2024.

Dalam laporannya, Binance Research merinci bagaimana pergeseran ini telah mengguncang kepercayaan investor dan membuat valuasi kripto jatuh.

"Sentimen pasar telah berubah menjadi sangat hati-hati, dengan investor bereaksi terhadap pengumuman tarif dalam perilaku 'menghindari risiko' klasik," ungkap Binance dalam laporannya.

"Total kapitalisasi pasar kripto telah turun sekitar 25,9% dari tertinggi Januari, menghapus nilai USD 1 triliun yang menggarisbawahi sensitivitasnya terhadap ketidakstabilan ekonomi makro," bebernya.

Penurunan tersebut telah memengaruhi Bitcoin, Ethereum, dan Altcoin, dan token spekulatif seperti Memecoin yang telah anjlok lebih dari setengahnya. Investor telah bermigrasi ke lindung nilai tradisional seperti emas, yang telah melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa.

Sejak Presiden AS Donald Trump kembali menjabat pada Januari 2025, pemerintahannya telah memberlakukan langkah-langkah perdagangan proteksionis yang luas. Serangkaian tarif terbaru, yang diumumkan pada 2 April 2025 menandai peningkatan dalam ketegangan perdagangan global, yang memicu tarif balasan dari mitra dagang utama.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya