Kapan Waktu yang Tepat untuk Anak Berlatih Puasa Ramadhan?

Orangtua bisa mulai mengajarkan puasa pada anak ketika Ramadhan tiba.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 07 Apr 2022, 23:00 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2022, 23:00 WIB
anak berpuasa
Serat pangan sangat penting untuk kesehatan pencernaan anak, apalagi selama mereka sedang menjalani puasa Ramadan. | pexels.com/@gabby-k

Liputan6.com, Jakarta - Orangtua bisa mulai mengajarkan puasa pada anak ketika Ramadhan tiba. Namun, tak sedikit orangtua yang bertanya-tanya kapan usia usia atau waktu yang tepat untuk mengajarkan anak puasa? Apakah ketika usia lima atau enam saat anak mulai masuk sekolah?

Spesialis anak dr Kanya Ayu Paramastri SpA mengatakan, sebelum mencapai akil baligh, anak boleh memilih hendak puasa Ramadhan atau tidak. Sehingga anak tidak perlu dipaksa untuk berpuasa, apalagi harus menjalankannya hingga Maghrib tiba.

"Karena kalau kita mengatakan kewajiban, dalam agama Islam pun sebenarnya sudah diatur. Sejak anak baligh atau remaja maka itu wajib. Jadi, sebelum itu, kalau anak ingin, boleh, tapi dengan kesadaran dan keinginan si anak," katanya.

Kanya, mengingatkan, 'children see children do'. Dengan kata lain, anak harus dicontohkan terlebih dahulu.

Sebelum 'memaksa' anak untuk puasa Ramadhan, orangtua dan seisi rumah harus mencontohkan dengan baik. Sehingga anak punya ketertarikan untuk melakukan hal serupa.

"Jadi, pada saat sahur, anaknya diajak. Anak akan lihat orangtua makan bareng, anak akan lihat bapak dan ibunya enggak makan dan baru boleh makan lagi nanti saat Maghrib," ujarnya dalam sebuah webinar baru-baru ini.

"Jadinya, lambat laun anak akan ikutan," kata dokter yang berpraktik di RS Hermina Jatinegara.

Begitu anak punya keinginan untuk berpuasa, kata Kanya, boleh dicoba. Akan tetapi jangan didorong untuk melakukannya seharian. Mulailah secara bertahap.


Perhatikan Gizi Anak

Esensi dari puasa tidak hanya menahan nafsu lapar dan haus. Karenanya, Kanya mengingatkan, anak juga harus diajarkan untuk belajar jujur serta simpati dan empati terhadap orang lain di sekitarnya yang kemungkinan kondisinya lebih buruk.

"Jadi, itu juga harus diajarkan pada anak," katanya.

"Sehingga pada saat anak berpuasa, kalau dia sudah merasa lapar atau tidak kuat, enggak papa kok bilang. Bertahap dan jangan di-push langsung full day." 

Selain itu, orangtua harus melihat kondisi anak bagaimana sebelum mengajarkannya untuk berpuasa.

Sebab, poin penting saat anak ingin berpuasa adalah gizi anak baik dulu. Gizinya baik, nafsu makannya baik, baru anak diizinkan mencoba ikut berpuasa.

Akan tetapi kalau ada gangguan nutrisi, sedang mengejar pertumbuhan berat badan, sebaiknya jangan dulu.

"Optimalisasi dulu pertumbuhan dan perkembangan anak. Kalau sudah oke, kalau anak ingin mencoba berpuasa, diizinkan dengan tetap dipantau kemampuan si anak," ujarnya.

"Intinya jangan dipaksakan, jadi, menurut keinginan si anak saja dan kesadaran dia sendiri," Kanya menambahkan.

Infografis Sudah Benarkah Masker Kain Cegah Covid-19 yang Kamu Pakai? (Liputan6.com/Niman)
Infografis Sudah Benarkah Masker Kain Cegah Covid-19 yang Kamu Pakai? (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya