Hasil Judi Bola Piala Dunia untuk Sedekah dan Anak Yatim, Begini Kata Habib Ja’far

Pendakwah sekaligus kreator konten Habib Husein Ja’far Al Hadar atau Habib Jafar mendapat pertanyaan seputar Piala Dunia. Salah satu pertanyaannya mengenai judi bola dalam Piala Dunia.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 14 Des 2022, 20:30 WIB
Diterbitkan 14 Des 2022, 20:30 WIB
Habib Husein Ja'far Al Hadar atau Habib Jafar
Habib Husein Ja'far Al Hadar atau Habib Jafar. (YouTube Jeda Nulis)

Liputan6.com, Bogor - Pendakwah sekaligus kreator konten Habib Husein Ja’far Al Hadar atau Habib Jafar mendapat pertanyaan seputar Piala Dunia. Salah satu pertanyaannya mengenai judi bola dalam Piala Dunia.

“Bib, apa hukumnya taruhan tapi kalau menang hasilnya buat donasi ke yang membutuhkan?” demikian pertanyaannya yang dibacakan oleh Habib Jafar, dikutip dari YouTube Jeda Nulis, Rabu (14/12/2022).

“Ini sebenarnya pertanyaan gini banyak banget masuk. Ada yang (nanya ) hukumnya judi kalau hasilnya (untuk) anak yatim,” katanya melanjutkan.

Habib Jafar menjelaskan, berdonasi atau memberi sedekah ke anak yatim adalah sunah. Sedangkan tidak melakukan judi adalah wajib. Maka, yang harus didahulukan adalah perkara yang wajib daripada mengejar sunah.

“Apalagi kalau yang mengejar sunah itu menyebabkan Anda menerobos yang wajib,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Judi Era Jahiliyah

Good News Today: Kabar Gembira THR, THR PNS, Harga Bawang Turun
Ilustrasi uang. (via: istimewa)

Mengutip sejarawan muslim Shafiyurrahman Al Mubarakfury, Habib Jafar menjelaskan bahwa judi di era jahiliyah seperti perkara yang ditanyakan tadi. Yakni melakukan judi untuk diberikan kepada orang lain.

“Mereka itu berjudi tapi niat dan tujuannya baik. Jadi, mereka berjudi tapi niat dan tujuannya untuk bersikap dermawan dan memuliakan tamu. Ketika mereka kedatangan tamu dan mereka tidak punya apa-apa untuk disuguhkan, maka mereka itu berjudi untuk memberikan suguhan,” terangnya.

“Karena itu judi menjadi tradisi di era jahiliyah untuk menyambut tamu,” tambahnya. 

Selain judi, khamar juga menjadi tradisi di zaman jahiliyah untuk memuliakan tamu. Tujuannya agar tamu merasa nyaman dan bisa mengobrol ke sana ke mari.

“Jadi, itulah justru sejatinya judi di zaman jahiliyah yang kemudian diharamkan dalam Islam,” tuturnya.

“Kalau Anda berjudi dan hasilnya untuk sedekah itu haram sebagaimana judi di zaman jahiliyah. Kalau hasilnya tidak buat sedekah buat dimakan sendiri apalagi, berarti Anda lebih buruk dari orang orang kafir Quraisy Jahiliyah,” jelas Habib Jafar.

Menurut Habib Jafar, Allah itu Maha Baik dan hanya menerima segala sesuatu yang baik. Sebagai hamba-Nya, tidak perlu sampai menerobos perkara haram untuk sekadar membahagiakan Allah.

“Karena Anda dengan tidak menerobos hal yang haram saja itu sudah membahagiakan Allah,” tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya