Kisah Nabi Ibrahim dan Raja Namrud Debat Soal Tuhan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 258

Sepenggal kisah Nabi Ibrahim dan raja Namrud diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 285. Mari kita lihat ayat yang dimaksud dengan arti dan tafsirnya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 31 Jan 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2023, 00:30 WIB
alquran
Ilustrasi Al Qur’an Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Nabi Ibrahim AS adalah seorang rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk kaum Kaldan. Ia dikenal sebagai Bapak Para Nabi, sebab keturunannya banyak yang menjadi nabi dan rasul.

Nabi Ibrahim AS termasuk rasul yang bergelar Ulul Azmi. Gelar ini didapatkan Nabi Ibrahim karena memiliki ketabahan dan kesabaran luar biasa saat menjalankan misi dakwahnya.

Nabi Ibrahim AS lahir dan tumbuh dewasa di zaman Raja Namrud. Raja ini terkenal angkuh dan kejam. Ia tidak beriman kepada Allah SWT dan rakyatnya banyak yang menyembah berhala.

Sepenggal kisah Nabi Ibrahim dan raja Namrud diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 285. Mari kita lihat ayat yang dimaksud dengan arti dan tafsirnya.

اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ

Artinya: "Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim." (Ayat Al-Qur'an terkait dapat dilihat di sini)

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Dialog Nabi Ibrahim dan Namrud soal Tuhan

Disarikan dari tafsir Tahlili yang bersumber dari Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia via NU Online, ayat ini mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ketika berhadapan dengan raja Namrud dari Babilonia.

Namrud mendapat karunia dari Allah SWT berupa kekuasaan dan kerajaan yang besar. Namun, ia tidak bersyukur atas nikmat-Nya. Ia malah menjadi raja yang terkenal ingkar dan zalim.

Namrud telah menjadikan setan sebagai pemimpin dan pelindungnya. Sampai-sampai ia tidak beriman kepada Allah SWT. Bahkan, ia menentang Nabi Ibrahim lantaran diajak untuk beriman kepada Allah SWT.

"Siapakah Tuhanmu yang kamu serukan agar kami beriman kepadanya?" tanya Namrud.

"Tuhanku adalah Allah yang kuasa menciptakan makhluk yang semula tidak ada, atau menghidupkan orang yang tadinya sudah mati,” jawab Nabi Ibrahim.

"Kalau begitu, aku pun dapat pula menghidupkan dan mematikan," kata Namrud.

Menghidupan dan Mematikan

Maksud pernyataan Namrud adalah membiarkan hidup atau tidak membunuh seseorang yang seharusnya dia bunuh, dan dia sanggup mematikan seseorang, yaitu dengan membunuhnya. 

Sedangkan yang dimaksud Nabi Ibrahim ialah bahwa Allah SWT menciptakan makhluk hidup yang tadinya belum ada, yaitu dengan menciptakan tulang-tulang, daging dan darah, lalu meniupkan roh ke dalamnya, atau dari makhluk yang telah mati, kemudian Allah SWT mengembalikannya menjadi hidup pada Hari Kebangkitan kelak. 

Allah SWT kuasa pula mematikan makhluk yang hidup, tidak dengan membunuhnya seperti yang dilakukan oleh Namrud, melainkan dengan mengeluarkan roh makhluk tersebut dengan datangnya ajal atau dengan terjadinya hari kiamat kelak. 

Nabi Ibrahim pun tidak mengindahkan pernyataan Namrud. Ia berkata, "Tuhanku (Allah) kuasa menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah olehmu matahari itu dari barat."

Mendengar apa yang dikatakan Nabi Ibrahim, Namrud tidak dapat menjawab. Dia bungkam dan tidak berkutik.

Beda Nabi Ibrahim dan Namrud

Dari surat Al-Baqarah ayat 258 ini dapat diambil beberapa perbedaan antara Nabi Ibrahim dan Namrud. 

Nabi Ibrahim sebagai rasul Allah yang beriman dan taat kepada-Nya, senantiasa memperoleh petunjuk-Nya, sehingga dia tidak kehilangan akal dan dalil dalam perdebatan itu, bahkan dalilnya yang terakhir tentang bukti kekuasaan Allah dapat membungkam raja Namrud. 

Sebaliknya Raja Namrud yang ingkar dan durhaka kepada Allah, benar-benar tidak mendapat petunjuk-Nya, sehingga dia kalah dan tidak dapat berkutik lagi untuk menjawab tantangan Nabi Ibrahim. Itulah akibat orang yang mengambil setan sebagai pemimpin dan pelindung mereka.

Wallahu’alam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya