Ramai Tradisi Ziarah Kubur Jelang Ramadhan, Ini Hukumnya

Berziarah kubur menjelang Ramadhan, baik ke makan orangtua atau para ulama, salah satunya bertujuan agar peziarah selalu diingatkan kepada akhirat.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2023, 13:20 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 13:20 WIB
Jelang Puasa Ramadan 1444 H, Warga Ziarah Makam di TPU Malaka Jakarta Timur
Warga berdoa saat berziarah ke makam TPU Malaka di Jakarta Timur, Sabtu (11/2023). Untuk menghindari kepadatan saat berziarah ke makam keluarga, warga memilih untuk lebih awal guna menghindari kepadatan ziarah kubur jelang bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Ziarah kubur, salah satu tradisi yang kerap dilakukan umat muslim di Tanah Air menjelang bulan suci Ramadhan. Tradisi ini seakan menjadi hal yang perlu dilakukan saat memasuki Ramadan untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal. Maka tak heran, apabila banyak tempat pemakaman umum yang membeludak dibanjiri para keluarga.

Berziarah kubur menjelang Ramadhan, baik ke makan orangtua atau para ulama, salah satunya bertujuan agar peziarah selalu diingatkan kepada akhirat. Hal demikian sebagaimana dijelaskan Imam Ibnu Hajar al-Haytami dalam kitab ‘al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra’.

Sementara itu, Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa hikmah disunnahkan ziarah kubur ke makam orang tua setiap hari Jumat adalah Allah mengampuni dosa-dosanya dan dirinya dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Demikian dilansir dari nu.or.id.

Hal ini sebagaimana termaktub dalam kitab Nihayatuz Zain. Dengan begitu hal tersebut menjadi kesempatan bagi siapa saja yang merasa kurang dalam pengabdian kepada orang tua semasa hidupnya untuk senantiasa berbakti dan mengabdi kepada mereka.

Demikian pula yang disabdakan Rasulullah SAW:

"Siapa berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari Jum’at maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya."

Bahkan, ada pula yang menyebut bahwa ziarah kepada orang tua dapat pahala haji yang disediakan oleh Allah SWT. Hal ini terdapat dalam kitab Al-maudhu’at berdasar pada hadits Ibn Umar ra.

Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa berziarah ke makam bapak atau ibunya, paman atau bibinya, atau berziarah ke salah satu makam keluarganya, maka pahalanya adalah sebesar haji mabrur. Dan barang siapa yang istiqamah berziarah kubur sampai datang ajalnya maka para malaikat akan selalu menziarahi kuburannya."

 

 

Tidak Ada Larangan Ziarah Kubur di Bulan Ramadhan

Ziarah Kubur Jelang Ramadhan di TPU Tanah Kusir
Sejumlah warga berziarah di makam keluarganya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta, Selasa (29/3/2022). TPU setempat semakin banyak dikunjungi warga yang melakukan tradisi ziarah kubur menjelang Ramadhan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Memang, pada asalnya, ziarah kubur di bulan suci Ramadhan ataupun di Hari Raya, sebenarnya tidak ada perintah dan tidak ada larangan.

Namun, karena tidak adanya larangan, orang yang suka ziarah mengambil inisiatif alangkah indahnya jika dapat mengirim doa pada hari-hari yang penuh rahmat dan ampunan (hari-hari bulan Ramadhan) dan hari yang bahagia (Idul Fitri).

Hal demikian sebagaimana ditulis KH Munawwir Abdul Fattah Pengasuh Pesantren Krapyak Yogyakarta dalam "Ziarah Kubur di Bulan Ramadan dan Hari Raya."

Doa Ziarah Kubur, Adab, hingga Hal-Hal yang Disunahkan Dilakukan saat ke Makam

Ziarah Kubur Jelang Ramadaan di TPU Tanah Kusir
Warga berziarah di makam keluarganya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta, Selasa (29/3/2022). TPU setempat semakin banyak dikunjungi warga yang melakukan tradisi ziarah kubur menjelang Ramadan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kebiasaan ziarah kubur memang seolah telah menjadi tradisi yang dilakukan oleh umat muslim di tanah air. Itu mengapa penting bagi kamu untuk mengetahui doa ziarah kubur yang kerap dilakukan jelang bulan suci Ramadhan seperti sekarang.

Selain membersihkan makam, beberapa amalan juga dianjurkan ketika berziarah kubur.

Dalam Shahih Muslim dipaparkan bahwa, setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah yang kini menjadi makam Rasulullah sendiri), Rasulullah SAW menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut:

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn

Artinya: Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.

Usai membaca salam ini, Rasulullah SAW lalu menyambungnya dengan berdoa "Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi’.

Doa ziarah kubur ini bisa kita ganti dengan memohonkan ampun kepada para ahli kubur tempat peziarah berkunjung.

Berikut ini adalah doa Rasulullah SAW ketika ziarah. Doa ziarah kubur hingga adab ini bisa dilakukan baik ketika ke makam orang tua, saudara maupun orang lain dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber:

Doa Ziarah Kubur Saat ke Makam

Ziarah Jelang Ramadan
Umat Muslim berdoa di makam keluarga saat melakukan ziarah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (04/04/21). Meskipun di tengah pandemi Covid-19 warga tetap melakukan tradisi ziarah kubur menjelang bulan Ramadan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Berikut doa ziarah kubur yang bisa kamu baca saat ke makam:

A'udzubillahi minasyaithoonir rojim. Bismillahirrohmannirrohim. Alhamdullilahi robbil 'alamin, hamdan syakiriin, hamdannaa'imiin, hamdan yuwaafiini'amahu wayukaafii mazidah, yaa robbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghi lijalali wajhika wa'adzimi sultonik, allohumma shoolli wasalim 'ala sayyidina muhammad wa'ala alii sayyidina muhammad.

Alloh humma taqobal wa ausil sawaaaba maa qoro'nahu minal qur'anil 'adzim, wa maa halalna wa maa sabahna wamastaghfarnaa wamaa sholaina 'ala sayyidina muhammad sollallohu'alaihi wasallam, hadiyatan wasilatan, warohmatan nazilatan wa barokatan samilatan ilaa hadhoroti habibina wasafi'ina waquroti a'ayuninaa sayyidina wamaulanaa muhammadin sollallohu 'alaihi wa sallam, wa ila jami'ii ikhwanihi minal anbiyaai walmursaliina wal auliyaai, wassuhadai, wassolihina, wassohabati wattabi'ina wal'ulamail 'alimina wal mushonnafiinal mukhlisiina wa jami'il mujaa-hidiina fi sabilillahi robbil 'alaminn, wal malaikatil muqorrobina khusushan ila sayyidina syaih abdul qodir jailanii.

Summa ilaa jami'i ahlil qubur, minal muslimiina wal muslimati, wal mu'miniina wal mu'minaati, min masaarikil ardhi ila maghoribiha barriha wabahriha khusushan ila aabaaina wa ummahaatiinaa, wa ajdaadina, wanakhussu khusushan manijtama'naa hahunaa bisababihi waliajlihi.

Alloh hummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu wa akrim nuzulahu wawasi' madkholahu, waghsilhu bilmai wassalji wal barodi wanaqihi minal khotooya, kama yunaqqo saubul abyadzu minaddannasi wa abdilhu, darron khoiron min daarihi wa ahlan khoiron min ahlihi wa zaujan khoiron min zaujihi wa adkhilhul jannata wa 'aidhu min 'adzabil qobri wa fitnatihi wa min 'adzabinnar, allohhumaghfir lihayyina wa mayyitina wa sahhidiina wa ghoniina washogiirona wa kaabirona wadzakirona wa ansana, allohumma man ahyaitahu minna fa ahyihi 'alal islami wa man tawafaitahu minna fatawafahu alal iiman allohumma la tuhrimna ajrohu wa laa tudillanaa ba'dahu birohmatikayaa arhamarroohimiin, wal hamdu lillahi robbil 'aalamiin.

infografis journal
infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya