Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau Kemenkes RI melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengimbau masyarakat tentang bahaya minum oralit saat sahur untuk cegah haus dan lapar puasa.
Oralit adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dari tubuh akibat diare atau muntah. Akan tetapi, minum oralit di luar indikasi penggunaannya dapat memicu perut kembung.
Baca Juga
"Oralit adalah larutan regidrasi oral yang merupakan jenis obat untuk mengatasi orang diare atau muntah, yang bisa berakibat dehidrasi dan terganggu eletrolitnya," kata Siti Nadia Tarmizi di Jakarta pada, Jumat (24/3/2023) melansir dari Antara.
Advertisement
Bahaya minum oralit saat sahur tanpa indikasi diare atau muntah dapat memicu terjadinya gangguan gerakan usus di dalam tubuh, yang dapat memperlambat pencernaan dan menimbulkan perasaan tidak nyaman di perut. Kondisi ini justru akan mengganggu kenyamanan puasa.
Apalagi bahaya minum oralit dengan tujuan cegah haus dan lapar saat puasa? Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang bahaya minum oralit saat sahur atau buka puasa yang dimaksudkan, Rabu (29/3/2023).
1. Menyebabkan Perut Kembung
Siti Nadia benar-benar mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat oralit sesuai dengan petunjuk, yakni mengatasi dehidrasi karena diare dan muntah. Termasuk, bukan menggunakan obat oralit untuk mencegah haus dan lapar saat puasa.
Mengonsumsi oralit saat sahur dengan tujuan mencegah haus dan lapar saat berpuasa tidak dianjurkan menurut kacamata media. Selain dapat memicu perut kembung, hal ini juga dapat mengganggu pola makan dan minum yang sehat saat berpuasa.
2. Memperlambat Pencernaan
Perut kembung terjadi karena konsumsi oralit memicu terjadinya gangguan gerakan usus di dalam tubuh sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Memperlambat pencernaan dan menimbulkan perasaan tidak nyaman di perut.
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Profesor Ari Fahrial Syam melansir dari Antara, pada Sabtu (25/3/2023) membenarkan hal tersebut. Bahwa oralit bisa digunakan untuk mengatasi dehidrasi dan bukan mencegah dehidrasi.
3. Memicu Gangguan Organ
Kandungan natrium klorida, kalium klorida, trisodium sitrat dihidrat, dan glukosa anhidrat yang terdapat pada oralit memang berguna untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, tetapi masyarakat harus berhati-hati dalam mengonsumsinya.
Terlalu banyak natrium dalam sistem pencernaan manusia, seperti minum oralit saat sahur setiap hari atau sering, dipastikan dapat meningkatkan risiko gangguan organ atau sistem tubuh lainnya, seperti tekanan darah tinggi, gangguan ginjal, dan masalah jantung.
“Kelebihan natrium dalam sistem pencernaan manusia berisiko mengganggu fungsi organ atau sistem tubuh lainnya,” kata Nadia menambahkan.
4. Menaikkan Gula Darah
Profesor Ari pun mengungkap bahaya minum oralit cegah haus dan lapar saat puasa, juga dapat menaikkan gula darah. Oralit mengandung gula dan garam yang bisa membuat kenaikan kadar gula darah pada orang dengan riwayat diabetes.
"Oralit itu mengandung garam dan gula. Jadi pada orang-orang tertentu, yang misalnya punya masalah diabetes, gulanya bisa naik," kata Profesor Ari.
5. Menaikkan Tekanan Darah
Tidak hanya menyebabkan kenaikan gula darah. Bahaya minum oralit saat sahur tanpa indikasi medis yang jelas bisa menaikkan tekanan darah. Hal ini bisa terjadi terutama bagi orang dengan riwayat hipertensi.
Jika seseorang minum oralit tanpa memerlukan obat tersebut, maka dapat terjadi peningkatan tekanan darah yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi oralit tanpa indikasi medis yang jelas.
Advertisement
Dehidrasi saat Puasa Tidak Berbahaya
Minum oralit cegah haus dan lapar saat puasa sebenarnya bukan sesuatu yang sangat diperlukan. Menurut penelitian, dehidrasi karena puasa bukan masalah serius dan tidak berbahaya, termasuk dehidrasi yang dialami sampai sakit kepala saat puasa.
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban melalui akun Twitter pribadinya, pada Senin (27/3/2023) menjelaskan bahwa dehidrasi saat puasa beda dengan hilangnya cairan pada atlet dan diare berat.
“Penelitian menunjukkan itu tidak bahaya bagi kesehatan. … asal mencukupi cairan setelah buka puasa dan sahur, ya aman-aman saja,” terang Prof Zubairi.
Ini termasuk kondisi ketika ada seseorang yang merasa sangat lemas dan pusing saat puasa, tidak selalu berhubungan dengan dehidrasi parah.
"Teman saya selalu lemas dan pusing kalau puasa, kenapa? Puasa ya begitu. Makanya harus tetap aktif. Jangan diam dan tidur saja. Bisa juga kan olahraga ringan atau berkebun, atau bekerja," ujar Prof Zubairi.