Liputan6.com, Jakarta - Sahur dan puasa Ramadhan tampak seperti sepaket, meski hukum sahur adalah sunah. Ini tentu berbeda dari hukum puasa Ramadhan yang wajib bagi tiap muslim.
Lantaran sifatnya yang sunah, ada sebagian umat Islam yang tak terlampau mementingkan sahur. Bagi mereka, terpenting adalah niat puasa.
Advertisement
Baca Juga
Namun, pandangan tidak mementingkan sahur ini sepertinya bakal luntur jika seseorang sudah mengetahui keberkahan di dalam sahur. Rasulullah SAW sendiri telah bersabda, sahur mengandung keberkahan.
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم تسحروا فإن في السحور بركة. متفق عليه
Artinya: Dari sahabat Anas Bin Malik Ra, beliau berkata, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makanan sahur terdapat barakah”. (HR. Muttafaqun ‘alaih).
Dari hadis tersebut bisa diketahui bahwa sahur mengandung keberkahan. Karenanya, hukumnya sunah yang diutamakan.
Lantas, apa saja keberkahan dan keutamaan sahur?
Saksikan Video Pilihan Ini:
Keutamaan dan Keberkahan Sahur
أن البركة في السحور تحصل بجهات متعددة وهي أتباع السنة ومخالفة أهل الكتاب والتقوى به على العبادة والزيادة في النشاط ومدافعة سوء الخلق الذي يثيره الجوع والتسبب بالصدقة على من يسأل إذ ذاك أو يجتمع معه على الأكل والتسبب للذكر والدعاء وقت مظنة الإجابة وتدارك نية الصوم لمن اغفلها قبل أن ينام
Imam Ibn Hajar rahimahullah menjelaskan tentang keberkahan dalam sahur, ditinjau dari berbagai sisi, sebagai berikut :
- Mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
- Pembeda dengan puasa ahli kitab, berdasarkan hadits dari Amru bin Al Ash dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pembeda antara puasa kita dengan puasanya Ahli Kitab ialah makan sahur” (HR. Muslim).
- Menguatkan badan dalam melaksanakan ibadah puasa.
- Menambah semangat agar semakin rajin beribadah.
- Menolak buruknya akhlaq yang dapat timbul akibat rasa lapar.
- Dapat menjadi sebab untuk bershadaqah kepada yang membutuhkan makanan sahur, atau dapat juga menjadi kesempatan untuk makan bersama-sama mereka.
- Menjadi sebab menjalankan dzikir dan doa pada waktu yang diduga merupakan waktu terkabulkannya doa.
- Waktu sahur dapat digunakan untuk menyusuli niat puasa bagi mereka yang lalai niat sebelum tidurnya.
Sumber: (Fath al-Baari IV/140, Hadis Imam Bukhari, Syarh Shahih Muslim, 7: 206 (Laduni.id)).
Tim Rembulan
Advertisement