Bangsa China Keturunan Nabi Nuh AS Sama dengan Suku Jawa?

Teori Bangsa China Keturunan Yafits bin Nabi Nuh AS Sama dengan Suku Jawa?

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2023, 00:30 WIB
Tembok Besar China
Tembok Besar China terlihat setelah hujan salju ringan di Jiankou, utara Beijing pada Minggu (9/1/2022). Jalur pada Tembok Besar China itu pun terlihat memutih akibat salju. (GREG BAKER / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Suku Jawa merupakan suku dengan populasi terbesar di Indonesia. Suku Jawa menyebar meluas, di pulau-pulau se-Nusantara, meski konsentrasi tertinggi tetap di Pulau Jawa.

Ada berbagai teori mengenai asal-usul suku Jawa. Di antaranya, pribumi (manusia purba), keturunan India, Turki, hingga China.

Terbaru, ada dugaan suku Jawa merupakan keturunan Nabi Nuh AS, tepatnya Yafits bin Nuh AS. Teori ini diungkapkan oleh ulama terkemuka, Almaghfurlah KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.

Ternyata, ada pula teori mengenai asal-usul bangsa China atau Tiongkok keturunan Yafits. Mengutip laman NU Online, Bangsa China yang di dunia ini tersebar di banyak wilayah merupakan keturunan salah satu anak Nabi Nuh yang selamat setelah banjir besar.

Menurut sejarawan muslim China, anak Nabi Nuh yang bernama Yafits bin Nabi Nuh AS pernah tinggal di China dan memiliki keturunan di daratan Tiongkok.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Teori Yafits bin Nuh AS Leluhur Tiongkok

Tembok Besar China saat musim gugur
Foto dari udara yang diabadikan pada 4 November 2020 ini menunjukkan pemandangan musim gugur di Tembok Besar seksi Yumuling di Wilayah Qianxi, Provinsi Hebei, China utara. (Xinhua/Yang Shiyao)

Mengutip nu.or.id, sejarawan sekaligus penulis muslim terbesar dari China yang bernama Liu Chih pada tahun 1724 menyatakan bahwa Nabi Nuh memiliki beberapa orang anak. Mereka bernama Sam, Ham, dan Yafits yang tersebar di berbagai wilayah dunia, termasuk ada salah satunya yang mencapai China.

San-mu (Sam) adalah bapaknya orang Arab (bagian tengah dari bumi), Ha-mu (Ham) di Eropa, yaitu belahan bumi bagian barat, dan anaknya yang ketiga bernama Ya-fu-hsi (Yafits), mendiami belahan bumi bagian timur, yang sekarang dikenal dengan Ch’ih-na (China).” (Leslie, 1984, Japhet in China, Journal of the American Oriental Society, Vol.104 No.3: halaman 403-409)

Para peneliti lainnya juga mengidentifikasi bahwa Yafits adalah Fu Hsi, Kaisar China legendaris yang pertama. Pendapat ini ditulis oleh Li Huan-i dan Lan Tzu-hsi pada abad ke-19. Li Huan-i menulis bahwa Yafits adalah Kaisar Fu Hsi yang merupakan keturunan Nabi Adam generasi ke-11.

Yafits menyeberangi gurun dari Jazirah Arabia. Lan Tzu-hsi juga menegaskan bahwa nama Fu Hsi dalam Bahasa Arab adalah Yafits.

Menariknya, daerah yang ditinggali oleh keturunan Yafits bin Nuh pernah disebutkan oleh salah seorang sahabat nabi, Abdullah bin Abbas radliyallahu ‘anhu, sebagai wilayah yang akan sering dilanda oleh pandemi atau thaun dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Imam As-Suyuthi menyebutkan hal ini dalam kitabnya

“Ibnu Sa’ad dan Ibnu Jarir dalam Tarikh-nya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, keturunan Sam tinggal di Al-Mijdal, yaitu wilayah yang menyenangkan. Keturunan Ham tinggal di Majra Janub dan ad- Dabur, kemudian thaun dihilangkan dari mereka. Adapun keturunan Yafits tinggal di Shafwah dan Majra Syamal, dan mereka dilanda thaun.” (Imam Suyuthi, Ma Rawahu al-Waun fi Akhbar ath-Thaun [Damaskus: Darul Qalam], tanpa tahun, halaman 174-175).

Belakangan terbukti, thaun mewabah setidaknya dua kali. Yakni, sampar hitam dan Covid-19 yang disebut muncul kali pertama di Wuhan, China.

Cerita Mbah Moen Soal Asal Usul Suku Jawa

Maemoen Zubair
Maemoen Zubair atau dikenal Mbah Moen wafat di Makkah (Foto: nu.or.id).

Mengutip laman laduni.id, Sebelum ke Masjid Harom, Mbah Maimoen Zubair dawuh tentang tanah Jawa dan keturunan nabi Nuh.

Aku nyongko nek yafits iku jowo. Mergo jowo iku tawaddlu’, yafits yo tawaddlu’. Eropa sedurunge ono Ishaq iku wes ono wonge. Ndue anak jenenge ya’qub(يعقوب)tegese israil, lan ‘ish (عيص) sg saiki dadi romawi. Sebab erop awit biyen iku keturunan ishaq. La Nuh ndue anak jenenge Sam, Ham & yafits(سام، حام، يافث). Nek kan’an iku kafir. La nek mnurutku jowo iki teko yafits mergo jowo iku rendah diri podo karo yafits”.

Dawuh belum selesai sudah disuruh makan dulu sama mbah. Jadi belum tau sirri dari pada cerita tersebut. hehe

Artinya:

Kemarin sebelum ke Masjidil Haram, kakek bercerita tentang tanah Jawa dan keturunan Nabi Nuh ‘alaihis salaam.

“Aku menduga bahwa Sayyid Yafits itu orang Jawa. Karena orang Jawa itu sangat tawadluk, Sayyid Yafits juga seorang yang tawadluk. Eropa sebelum era Nabi Ishaq itu sudah ada orangnya. Nabi Ishaq memiliki putera bernama Nabi Ya’qub, yakni leluhur Bani Israil, dan ‘Ish, yang menurunkan orang Romawi. Eropa sejak dahulu dihuni oleh keturunan Nabi Ishaq. Lalu, Nabi Nuh itu memiliki putera bernama Syam, Ham, dan Yafits. Ada satu lagi bernama Kan’an, tapi dia kafir. Menurutku Jawa ini keturunan Yafits, karena orang Jawa ini rendah hati seperti Yafits. ”

Cerita belum selesai, akunya sudah disuruh makan sama kakek. Jadi belum begitu faham rahasia dari cerita tersebut. Hehe. (Kamis, September 15, 2016). *) Dikisahkan oleh Ags. M. Luthfillah Aufal. dilansir dari laman BM.

Suku Jawa Berasal dari China

Hari Tanpa Bayangan
Peta Hari Tanpa Bayangan di Pulau Jawa. (dok. Instagram @humas_jabar/Dinny Mutiah)

Berbeda dengan kesimpulan dari arkeolog. Sejarawan meyakini bahwa asal-usul suku Jawa berasal dari orang-orang Yunan, di negara China.

Teori ini dikemukakan sejarawan asal Belanda, Prof Dr. H. Kern mengungkapkan penelitiannya pada tahun 1899. Dia menyebutkan bahwa bahasa daerah di Indonesia mirip satu sama lain.

Ia menarik kesimpulan jika bahasa tersebut berasal dari akar rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Hal itu yang menyakini sejarawan sebagai asal-usul terbentuknya Suku Jawa.

Benang merahnya, dari berbagai teori asal-usul suku Jawa, salah satu yang populer dan diyakini sejarawan adalah bahwa suku Jawa berasal dari China.

Jika ini yang terjadi, maka apa yang disampaikan Mbah Moen bahwa suku Jawa keturunan Yafits bin Nuh AS lebih kuat. Wallahua'lam. (Sumber: nu.or.id)

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya