Sambangi Kantor PPIH Daker Makkah, Malaysia Pelajari Penyelenggaraan Haji Indonesia

Sejumlah pejabat Tabung Haji Malaysia berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat (7/7/2023). Salah satu tujuannya adalah untuk mempelajari penyelenggaraan haji Indonesia.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 08 Jul 2023, 04:34 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2023, 04:34 WIB
Sejumlah pejabat Tabung Haji Malaysia berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat (7/7/2023). (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)
Sejumlah pejabat Tabung Haji Malaysia berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat (7/7/2023). (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pejabat Tabung Haji Malaysia berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat (7/7/2023). Salah satu tujuannya adalah untuk mempelajari penyelenggaraan haji Indonesia.

Dalam kunjungan tersebut, hadir Direktur Eksekutif Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh beserta 20 orang jajarannya. Kehadiran mereka disambut oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama Hilman Latief dan jajaran.

Hadir pula Irjen Kemenag Faisal AH, Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Cholid bersama Sekretaris PPIH, serta para pengendali teknis yang juga pejabat Eselon II Ditjen PHU, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam, dan Tanaga Ahli Menteri Agama Hasan Basri Sagala.

Kepada tim Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi, Syed Saleh menjelaskan maksud kunjungannya tersebut. Dia menuturkan, banyak hal yang bisa dipelajari dari penyelenggaraan ibadah haji Indonesia untuk perbaikan di masa yang akan datang.

"Setiap tahun kita berada di sini untuk melihat apa yang perlu kita perbaiki ke depan dan mempelajari satu sama yang lain," ujar Syed Saleh di Makkah, Jumat (7/7/2023).

Menurut dia, banyak hal yang bisa dipelajari dari Indonesia sebagai pengirim jemaah haji terbanyak di dunia.

"Terutama sekali dari segi penyelenggaraan pergerakan jemaah, dari segi pembimbing ibadah hajinya, juga dari kemudahan (fasilitas) kesehatan, dan sebagainya. Jadi ini perkara yang senantiasa kita bertukar pandangan," tuturnya.

Syed Saleh menilai, saling tukar pandangan dan pengalaman antardua negara sangat penting. Apalagi, baik Malaysia maupun Indonesia, keduanya menjalin mitra kerja yang sama dengan Syarikah Mashariq. Sehingga persoalan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina juga sama-sama dirasakan oleh kedua negara.

"Kita duduk di bawah satu penyampai khidmat yang sama, yaitu Masyariq. Jadi kita perlu punya satu suara yang sama dalam kita memberi pandangan kepada pihak Masyarik," ujar Syed Saleh.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Indonesia Negara dengan Jumlah Jemaah Haji Terbesar di Dunia

Sejumlah pejabat Tabung Haji Malaysia berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat (7/7/2023). (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)
Sejumlah pejabat Tabung Haji Malaysia berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat (7/7/2023). (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Indonesia adalah negara dengan jemaah haji terbesar di dunia. Tahun ini, Indonesia mendapat 229.000 kuota jemaah haji. Sementara kuota haji Malaysia berjumlah 31.600 dengan 1.000 kuota tambahan.

Memobilisasi jemaah yang umumnya warga sipil dalam jumlah yang begitu banyak tentu bukan hal mudah. Namun fase keberangkatan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci yang berlangsung sejak 24 Mei hingga 25 Juni 2023 berjalan lancar.

Kini, Indonesia sudah memasuki fase pemulangan yang berlangsung dari tanggal 4 Juli hingga 3 Agustus 2023 mendatang.

Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief mengatakan, tukar pandangan dan pengalaman antardua negara sangat penting. Dia berharap, ke depan akan dapat dibuat satu pola pembahasan dan model penyelenggaraan haji yang lebih proporsional dan profesional di antara negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Pembahasan ini juga akan melibatkan Pemerintah Arab Saudi. Sebab, perubahan juga terus terjadi di Arab Saudi, termasuk perubahan dari muasasah menjadi Syarikah, sehingga ke depan harus lebih profesional.

"Mudah-mudahan ke depan tidak terulang, kesulitan-kesulitan yang dialami jemaah, seperti kasus di Muzdalifah, penjemputan sampai terlalu siang dan juga keterlambatan. Atau kesiapan infrastruktur tadi juga menjadi sorotan, baik di Arafah maupun Mina. Termasuk sanitasi air bersih itukan vital, tetap harus kita jaga sama-sama. Kita komunikasikan dengan baik pada Pemerintah Saudi secara formal," kata Hilman menandaskan.

 

 

Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya