Top 3 Islami: Karomah KH Mahrus Aly dan Kisahnya Besarkan Ponpes Lirboyo Kediri

Kisah karomah KH Mahrus Aly Lirboyo ini menjadi salah satu di antara tiga artikel yang paling menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com, bersama dua artikel lainnya, kisah Nabi Idris menengok Surga dan Neraka, serta panduan puasa dan ibadah lain di bulan Muharram

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 23 Jul 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2023, 06:30 WIB
Kh Mahrus Aly Lirboyo. (Foto: Lirboyo.net)
Kh Mahrus Aly Lirboyo. (Foto: Lirboyo.net)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi warga Nahdliyin, KH Mahrus Aly Lirboyo cukup dikenal, meski tentu saja tidak sepopuler, KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, KH Wahid Hasyim, Gus Dur, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, bagaimanapun KH Mahrus Aly adalah salah satu tokoh penting yang dimiliki NU. Sematan Lirboyo di belakang nama KH Mahrus Aly karena beliau identik dengan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Meski hanya anak menantu dari pendiri Ponpes Lirboyo, KH Mahrus Aly, bersama dengan KH Marzuqi Dahlan bersama-sama membesarkan Ponpes Lirboyo. KH Mahrus juga aktif di Nahlatul Ulama (NU), baik di Jawa Timur maupun di PBNU.

Ada berbagai kisah karomah KH Mahrus Aly. Salah satu yang populer adalah ketika mobil yang ditumpanginya tenggelam di Bengawan Solo, dia selamat dan bahkan menampilkan aksi spektakuler, merokok di dalam mobil yang tenggelam.

Kisah ini melegenda, dan konon, kala itu sampai diwartakan oleh media massa.

Artikel karomah kiai ini menjadi salah satu di antara tiga artikel yang paling menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com, bersama dua artikel lainnya, kisah Nabi Idris menengok Surga dan Neraka, serta panduan puasa dan ibadah lain di bulan Muharram. 

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

1. Kisah Karomah KH Mahrus Aly Lirboyo, Merokok di Mobil yang Tenggelam di Bengawan Solo

KH Mahrus Ali Lirboyo. (Foto: Laduni.id)
KH Mahrus Ali Lirboyo. (Foto: Laduni.id)

Syahdan, KH Mahrus Aly Lirboyo bersama rombongan tengah melintas di Sembayat, Gresik. Nahas, sopir mengantuk sehingga mobil yang ditumpangi KH Mahrus Aly tercebur ke Sungai Bengawan Solo.

Disebut bengawan karena Bengawan Solo memang sungai yang besar, lagi dalam. Bahkan, pada masa lalu, Bengawan Solo dilintasi kapal-kapal dagang berukuran besar.

Alhasil, mobilpun tenggelam bersama dengan seluruh penumpangnya, termasuk KH Mahrus Ali.

Anggota rombongan yang berada di mobil lainnya pun khawatir bukan kepalang. Itu termasuk Bupati Gresik, yang turut berkonvoi, namun beda mobil.

Lantaran sulitnya evakuasi, akhirnya mereka berinisiatif mendatangkan derek dari Surabaya. Padahal perjalanan derek menuju lokasi memakan waktu beberapa jam.

Selama itu pula, tak ada yang bisa dilakukan, terkecuali berdoa. Memang, KH Mahrus dikenal sebagai ulama yang punya daya linuwih atau karomah.

Secara nalar, dalam kondisi tenggelam beberapa jam, maka orang yang tenggelam dan tak bisa bernafas akan meninggal. Begitupun spekulasi anggota rombongan dan masyarakat sekitar.

Selengkapnya baca di sini

2. Peristiwa Muharram: Kisah Perjalanan Nabi Idris AS Menengok Surga dan Neraka Ditemani Malaikat Maut

Kisah Nabi Idris AS
Kisah Nabi Idris AS

Salah satu dari sekian banyak kisah nabi dan rasul dalam sejarah Islam, kisah Nabi Idris AS ini cukup unik. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram, salah satu dari empat bulan yang dimuliakan.

Disebutkan bahwa Nabi Idris AS diperkenankan oleh Allah untuk melihat surga dan neraka. Permintaan tersebut dikabulkan dan beliau diantar oleh malaikat menuju langit.

Malaikat yang menemaninya juga unik, bukan Jibril seperti lazimnya. Nabi Idris AS ditemani Malaikat Maut, Izrail.

Nabi Idris merupakan salah satu nabi yang memiliki kedudukan cukup tinggi. Pasalnya nabi yang ceritanya dikisahkan setelah Nabi Adam tersebut merupakan sosok yang sangat cerdas. Nabi Idris juga merupakan satu dari sekian Nabi yang Rasulullah jumpai kala perjalanan beliau ke sidratulmuntaha.

"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Quran). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke tempat (martabat) yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57).

Nabi Idris AS diberikan oleh Allah kepandaian dalam berbagai bidang ilmu dan keterampilan. Beliau juga diberi kemampuan untuk menciptakan alat-alat dalam upaya mempermudah pekerjaan manusia. 

Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Idris merupakan orang pertama yang mulai menulis dengan pena, menjahit baju dan memakainya (pada zamannya, orang lain masih memakai kulit binatang), dan manusia pertama  yang mengerti ilmu medis.

Selengkapnya baca di sini

3. Panduan Puasa Muharram, Tasu'a dan Asyura: Niat, Tata Cara dan Keutamaannya

[Bintang] Niat Puasa Muharram
Sudah tahu bacaan niat puasa Muharram? Kamu bisa lihat di sini. (Foto: imamsonline.com)

Umat Islam dianjurkan memperbanyak amal dan ibadah pada bulan Muharram. Muharram adalah bulan pertama dalam kalender HIjriyah dan merupakan bulan yang dimuliakan.

Hukum puasa di bulan Muharram adalah sunnah. Bahkan, sebagian ulama berpendapat, puasa Muharram lebih utama dibanding puasa di bulan Sya'ban. Termasuk di dalamnya adalah puasa Tasu'a dan puasa Asyura.

Level keutamaannya disebut persis di bawah puasa Ramadhan. Bedanya, puasa di Bulan Ramadhan adalah wajib, sedangkan puasa Muharram adalah sunnah, terkecuali puasa karena nadzar.

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)

Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Mengutip laman keislaman NU Online, Imam an-Nawawi menjelaskan, hadits shahih ini merupakan dalil sharîh atau sangat jelas yang menunjukkan kesimpulan hukum bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadhan adalah Muharram. Selain itu, meskipun Nabi Muhammad saw memang lebih banyak berpuasa di bulan Sya’ban, namun hal itu tidak menafikan keutamaan Muharram daripada Sya’ban.

Selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya