Kisah Sorban Keramat Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki Cegah Keguguran Istri Muridnya

Al Imam Abuya As Sayyid Muhammad Al Maliki memiliki banyak karomah, ia dikenal sebagai waliyullah, tak heran begitu banyak karomahnya

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Sep 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2023, 12:30 WIB
Al Imam Abuya As Sayyid Muhammad Al Maliki
Al Imam Abuya As Sayyid Muhammad Al Maliki (pinterest)

Liputan6.com, Jakarta - Sosok luar biasa satu ini dikenal sebagai salah satu kekasih Allah. Tak mengherankan jika Al Imam Abuya As Sayyid Muhammad Al Maliki memiliki banyak karomah.

Banyak pula yang meyakini, barang-barang yang kerap digunakannya juga memiliki kekeramatan tersendiri.

Salah satu kisahnya adalah salah satu barangnya bisa digunakan umtuk membantu istri muridnya yang nyaris keguguran.

Barang tersebut ialah sorban (serban), yang biasa diletakkan di pundaknya.

Banyak diriwayatkan tentang karomah waliyullah Sayyid Muhammad Al Maliki terutama oleh orang-orang yang dekat dengan beliau atau melihatnya secara langsung.

Simak Video Pilihan Ini:

Sorban Diikatkan Diperut Ibu Hamil, Selamat dari Keguguran

Mengutip laduni.id, salah satu murid beliau dari Indonesia, istrinya sedang hamil tetapi keguguran.

Maka dia mengadukan hal tersebut kepada beliau. Kemudian diambillah rida’nya (surban yang diletakkan di atas pundak) lalu memerintahkan murid tadi untuk mengikatkannya di perut istrinya.

Setelah itu ternyata istrinya tidak pernah keguguran dan Alhamdulillah melahirkan seorang anak laki-laki.

Tahu yang Dibatin Orang Lain

Kisah lainnya, ketika tiba musim haji, sebagaimana biasa rumah dan majelisnya menjadi tempat berlabuhnya para jamaah haji. Di antara mereka ada yang datang memang menghadiri majelis ta’limnya, ada juga yang datang sekedar untuk mendapat keberkahan dengan memandang wajahnya. Mereka yang datang dari berbagai penjuru dengan status masing-masing telah mendapat bagian dari majelis yang mulia itu.

Bahkan sudah menjadi maklum bahwa mereka yang datang ke tempat beliau akan mendapat hadiah tertentu, entah itu kitab atau bahkan uang.

Nah, ketika itu ada salah satu jamaah yang hadir melihat betapa banyak yang beliau keluarkan untuk menjamu dan menyenangkan para tamunya itu. Sehingga terbesit di hatinya, “Dari mana Sayyid Muhammad mendapatkan ini semua?”.

Tidak berapa lama beliau memanggil salah satu muridnya dan mengatakan kepadanya, “Katakan kepada orang itu (sambil memberi isyarat kepada orang yang dimaksud), jangan bertanya darimana aku mendapatkan ini semua, tapi tanyakanlah sudah kemana aku keluarkan!”.

Rupanya beliau mengetahui apa yang terbesit di hati orang tersebut.

 

Selalu Mendapat Isyarah Nabi Muhammad SAW

Dan termasuk karomah lainnya, setiap akan ziaroh ke kota Al madinah Al Munawwarah selalu dengan isyarah dari Nabi Muhammad SAW melalui mimpi atau salah satu dari muridnya. Dan seringkali beliau berziaroh kepada Rasulullah SAW karena mendapat perintah atau isyarah dari Rasulullah SAW sendiri.

Demikian hal (keadaan) hamba yang dicintai oleh Rasulullah SAW, beliau senantiasa memperhatikan dan menjaganya.

Pernah ketika Abuya melawat ke Singapura beliau berniat akan berangkat ke indonesia. Maka beberapa murid beliau di Indonesia terutama yang di Jakarta sudah bersiap-siap di Bandara untuk menyambut kedatangan Ulama kharismatik tersebut. Memang kehadiran beliau di Indonesia sangat diharapkan oleh para pecintanya, setelah sekian lama beliau tidak berkunjung ke Indonesia.

Akan tetapi apa mau dikata secara tiba-tiba beliau membatalkan kunjungannya ke Indonesia dan langsung pulang ke Makkah. Ketika ditanya perihal itu, beliau menjawab bahwa beliau diperintah Sayyidah Aisyah (melalui mimpi) untuk langsung kembali ke Makkah Al Mukarramah.

Dan yang demikian ini tidak terjadi sekali dua kali tetapi berkali-kali. Bisa dikatakan bahwa setiap akan melakukan safar beliau selalu beristikharah terlebih dahulu, menunggu adanya isyarah.

 

Karomah Sumur yang Mengalir Deras

Suatu saat salah satu orang menyarankan agar di rumah beliau di gali sumur untuk kebutuhan air sehari-hari. Kemudian Abuya menyambut baik saran itu, lalu beliau memerintahkan salah satu muridnya untuk beristikharah agar di tentukan di bagian mana yang akan digali.

Setelah istikharah dan mendapat isyarah, si murid menunjuk salah satu tempat di halaman rumah beliau di Rushaifah tepatnya di pojok timur di samping pintu gerbang. “Insya Allah disini tempatnya”, kata si murid.

Maka dimulailah pengeboran sumur itu, Subhanallah apa yang di dapat oleh si murid dengan isyarah tadi memang kenyataan. Keluar air yang bersih dan deras sehingga sampai saat ini dipakai untuk kebutuhan sehari-hari keluarga dan murid-murid beliau. Padahal kita tahu kondisi tanah kota Makkah, tandus dan berpasir. Kadang-kadang untuk mengebor sumur mencapai kedalaman 100 meter lebih. Tetapi tidak dengan sumur di rumah beliau. Wallahu A'lam.

Penulis: Nugroho Purbo

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya