5 Tanda Kiamat Makin Dekat Perspektif Sains, Planet Berbalik Arah hingga Asteroid Raksasa

Tanda kiamat cukup banyak disebut dalam Al-Qur'an maupun hadis. Dalam perspektif sains, peristiwa kiamat adalah sesuatu yang ilmiah, bukan sekadar rekaan

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 28 Feb 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2024, 07:30 WIB
Galaksi
Ilustrasi galaksi yang baru ditemukan di balik Bima Sakti (sumber: phys.org/ICRAR)

Liputan6.com, Jakarta - Kiamat adalah sebuah keniscayaan. Demikian keyakinan dalam agama-agama samawi, termasuk Islam.

Bahkan, dalam Islam keyakinan terhadap datangnya hari akhir itu menjadi salah satu pilar aqidah. Percaya pada hari kiamat adalah rukun Iman kelima.

Allah telah SWT berfirman dalam QS. Taha: 15,

اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى

Artinya: Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.

Seperti disebut dalam Al-Qur'an, Allah merahasiakan kapan waktu pasti terjadinya kiamat. Namun, manusia bisa membaca tanda-tanda bahwa kiamat makin dekat.

Tanda kiamat cukup banyak disebut dalam Al-Qur'an maupun hadis. Dalam perspektif sains, peristiwa kiamat adalah sesuatu yang ilmiah, bukan sekadar rekaan.

Bahkan, banyak pula ilmuwan yang telah melakukan penelitian eskatologi berdasar risalah agama, yang lantas dikaitkan dengan fenomena yang terjadi di alam semesta.

Simak Video Pilihan Ini:

Tanda Kiamat Perspektif Sains, Planet Berbalik Arah

Ilustrasi Galaksi Bima Sakti
Ilustrasi Galaksi Bima Sakti (NASA)

Melansir merdeka.com, banyak ilmuwan memprediksi bahwa tanda-tanda kiamat pada saat ini sudah hampir terlihat. Kiamat tersebut diartikan bahwa bumi akan hancur berkeping-keping seperti kapas berterbangan.

Menurut situs dari Lembaga Antariksa Amerika (NASA) saat ini mengatakan bahwa sudah banyak planet yang berbalik arah putar. Jika pada planet bumi, matahari masih terbit dari arah timur, maka dalam beberapa tahun ini terdapat beberapa fenomena baru yang menurut mereka planet lain sudah mulai berbalik arah dan matahari terbit dari arah barat.

"Dari sisi ilmiah, inilah pertanda akhir zaman mendekati kiamat," demikian dikutip dari laman merdeka.com, Rabu (28/2/2024).

Berikut ini adalah tanda-tanda kiamat dalam kacamata sains:

1. Planet Berbalik Arah

Tanda pertama kiamat adalah Planet X atau nibiru. Menurut para ilmuwan, dari sekian banyak planet yang berbalik arah putar, ada planet dari galaksi lain yang bergerak memasuki orbit dalam tata surya yaitu Planet X atau nibiru.

Planet Nibiru adalah bintang lain yang tertarik gravitasi matahari lalu masuk ke tata surya. Parahnya, planet Nibiru berevolusi berlawanan dengan revolusi bumi dan planet lain di tata surya.

Jalurnya berada di jalur bumi sehingga pada suatu masa bumi akan ditabrak oleh benda yang besarnya 100 kali lipat dengan sama-sama kecepatan superdahsyat. Ilmuwan menyebut 50 tahun lagi planet Nibiru ini akan memasuki orbit tata surya sejak ditemukan tahun 2003.

 

2. Awan Smith

Galaksi Bima Sakti (Milky Way)
Galaksi Bima Sakti (Milky Way). (Sumber: wikipedia commons)

Tanda kedua adalah adanya Awan Smith, diambil dari nama Gail Smith, seorang astronom AS yang mendeteksinya pertama kali pada tahun 1963 saat meneliti di Universitas Leiden, Belanda.

Awan Smith adalah Gumpalan awan raksasa yang mengandung gas hidrogen dalam volume sangat besar tengah melesat mendekati piringan Galaksi Bima Sakti, tempat tata surya berada.

Jika dilihat dari Bumi, lebar gumpalan awan tersebut sebanding dengan 30 kali lebar Bulan. Awan Smith membawa energi sangat besar berupa gas hidrogen yang cukup untuk membentuk jutaan bintang seukuran Matahari.

Awan Smith merupakan gumpalan gas yang berukuran panjang mencapai 11.000 tahun cahaya dan lebar 2.500 tahun cahaya.

Objek tersebut saat ini berada 40.000 tahun cahaya dari Bumi dan 8.000 tahun cahaya dari piringan Bimasakti. Objek yang pantas disebut kabut monster di ruang kosmos ini bergerak dengan kecepatan 240 kilometer per detik dan diperkirakan menabrak piringan galaksi Bimasakti dengan kemiringan 45 derajat, tabrakan dahsyat yang diperkirakan terjadi antara 20-40 juta tahun lagi akan menghasilkan kembang api spektakuler di langit.

3. Tabrakan Galaksi Andromeda

tata surya
Tata surya adalah sistem yang mengorbit pusat Galaksi Bima Sakti.

Lalu, tanda ketiga adalah Tabrakan galaksi Andromeda. Galaksi paling dekat dengan galaksi Bimasakti adalah Andromeda. Saat ini galaksi andromeda melayang mendekati bimasakti dengan kecepatan 300.000 mil per jam, 100 kali lebih cepat daripada peluru yang melesat dengan kecepatan tinggi. Ketika bertabrakan, Andromeda akan mengubah galaksi bimasakti selamanya.

Ilmuwan memperkirakan galaksi Bima Sakti akan bertabrakan dengan Galaksi Andromeda yang berjarak 2,5 juta tahun cahaya dari bumi. Dan akan terjadinya sekitar 4 miliar tahun lagi.

4. Menipisnya Lapisan Atmosfer dan Medan Magnet Bumi

Atmosfer bumi sudah mengalami penipisan dan bolong di beberapa bagian sehingga selain memanaskan bumi dengan radikal juga melelehkan es di kutub dan juga menimbulkan badai serta topan yang dahsyat.

Medan magnet bumi yang berfungsi sebagai pertahanan utama bumi terhadap radiasi sinar matahari mulai retak bahkan ada yang sampai sebesar kota California di sana-sini. Pergeseran kutub juga tengah berlangsung. Tata surya kita tengah memasuki medan awan energi antar bintang.

Awan itu mengaktifkan dan merusak keseimbangan matahari serta atmosfer planet-planet. Para ahli geofisika Rusia berpendapat bahwa ketika bumi akan memasuki awan energi tersebut di tahun 2012 hingga 2020 dan akan menimbulkan bencana besar yang belum pernah ada sebelumnya.

5. Asteroid Raksasa dan Suprvulkan Yellowstone

Fisikawan UC Berkeley menyatakan dinosaurus serta spesies lainnya telah punah akibat tumbukan asteroid raksasa 65 juta tahun silam. Menurut siklus yang diperhitungkan secara ilmiah, seharusnya hal itu sudah terjadi lagi di saat-saat sekarang.

Supervulkan Yellowstone yang memiliki siklus letusan dahsyat setiap 600.000-700.000 tahun tengah bersiap untuk meletus kembali. Beberapa perhitungan ilmiah lainnya turut mendukung pandangan ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya