7 Golongan yang Langsung Dapat Perlindungan Allah di Hari Kiamat, Apakah Kita Termasuk?

Ada golongan manusia yang langsung mendapatkan perlindungan dari Allah SWT di hari kiamat, Siapa saja mereka?

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mar 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2024, 16:30 WIB
Ilustrasi hari akhir, kiamat
Ilustrasi hari akhir, kiamat. (Image by kjpargeter on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak sekali gambaran kengerian hari kiamat sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Dalam peristiwa kehancuran alam semesta ini gunung-gunung beterbangan bak kapas.

Demikian juga kondisi manusia saat itu bak anai-anai beterbangan. Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa yang dimaksud seperti anai-anai beterbangan ialah kondisi manusia tercerai berai dan lari kesana kemari.

Mereka sangat kebingungan mengalami peristiwa dahsyat yang seumur hidupnya baru kali ini ia mengalaminya. Hal ini tergambar dalam Surah Al-Qiyamah,

“Maka apabila mata terbelalak ketakutan. Dan bulan pun telah hilang cahayanya. Lalu matahari dan bulan dikumpulkan.

Pada hari itu, manusia berkata, ‘ke mana tempat berlari’. Tidak. Tidak ada tempat berlindung. Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu.” (QS [75]: 7-12).

Namun, ternyata ada golongan manusia yang langsung mendapatkan perlindungan dari Allah SWT di hari kiamat, Siapa saja mereka?

 

Orang yang Dapat Perlindungan di Hari Kiamat (1-4)

[Bintang] Fenomena Terompet Sangkakala & Ramalan-Ramalan Gagal Soal Kiamat
Ilustrasi kiamat | via: beritaenam.com

Menukil tulisan Nanat Fatah Natsir, Ketua Senat dan Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berjudul Lindungan Allah di Hari Kiamat sebagaimana dinukil dari laman resmi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, berikut ini golongan manusia yang mendapatkan perlindungan langsung dari Allah di hari kiamat.

Pertama, pemimpin yang adil dan amanah. Ia fokus menyejahterakan rakyatnya, sesuai dengan tugas yang dibebankannya. Pemimpin yang adil cermin ketakwaan kepada Allah SWT. Sabda Rasulallah SAW, kepemimpinan itu amanah dan pada hari Kiyamah menjadi penyesalan dan penghinaan, kecuali orang yang mendapatkan kepemimpinan itu dengan benar dan melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan sebaik-baiknya. Imam adil akan mendapatkan lindungan Allah SWT. Sebaliknya, imam yang khianat menjadi penyesalan dan penghinaan pada hari Kiamat. 

Kedua, syaabun nasyaa fii íbaadatillah, pemuda pemudi yang tumbuh dan berkembang sibuk dengan ibadah kepada Allah secara ikhlas, tidak riya ingin dilihat dan dipuji orang. Titik tolaknya iman, garis amalnya amal saleh dan tujuannya semata-mata mencari ridha Allah SWT, tidak untuk mencari popularitas dan pencitraan di hadapan manusia. 

Ketiga, rojulun qolbuhu muallaqun fil masaajid, seseorang yang menggantungkan hatinya kepada masjid. Ia selalu ingat untuk shalat berjamaah dan memakmurkan masjid yang tujuannya hanya semata-mata mencari ridha Allah. Ia tidak terpukau oleh gemerlapnya kehidupan dunia, jabatan, dan kekuasaan yang berada di sekitarnya, tetapi tetap hatinya istiqamah mencari ridha Allah. Ia merasa gelisah kalau setelah mendengar azan tidak segera pergi ke masjid untuk shalat berjamaah. 

Keempat, warajulaani tahabbaa ijtamaáá watafarraqaa fiillaah. Dua orang yang melakukan persahabatan sangat akrab, saling menyayangi dan mencintai karena Allah, begitu juga berkumpul dan berpisah karena mencari ridha Allah. Persahabatan bukan karena ada motif harta, jabatan, atau keturunan, melainkan hanya semata-mata mencari ridha Allah.

Orang yang Dapat Perlindungan di Hari Kiamat (5-7)

Kelima, warajalun dzaathu imraatun innii akhaafullah, seorang laki-laki yang diajak untuk memenuhi keinginan perempuan yang memiliki kekuasaan dan kecantikan, tetapi ia berkata, “Sungguh aku takut kepada Allah”.

Keenam, tasaddaqa bisadaqotin fa akhfaahaa, orang yang ber sedekah kemudian menyembunyikan amalnya itu, hingga seolah-olah tangan kirinya, tidak mengetahui apa yang telah diinfakkan oleh tangan kanannya. 

Ketujuh, dzakarallahu khaaliyan fafaadhat aenaahu, seseorang yang mengingat Allah dalam kesendirian di keheningan dua pertiga malam, kemudian secara tidak terasa matanya berlinang. Bangun tengah malam melaksanakan shalat Tahajud. 

Dia beristighfar kepada Allah, mengakui atas berbagai dosa-dosa yang dilakukannya dan dia sangat takut akan azab Allah pada hari kemudian, ia melakukan tobat dengan sebenarbenarnya, kemudian secara tak terasa mencucurkan air mata karena atas kesadarannya akan dosa-dosanya itu. Dan yakin kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal (QS 87:17). Mudah-mudahan kita semua kaum Muslimin, kelak kemu dian pada yaumul Qiyamah termasuk kelompok tujuh golongan yang akan mendapat lindungan-Nya. Wallahu a’lam.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Simak Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya