6 Tahapan Sulit yang Dihadapi Manusia Setelah Kiamat, Dari Yaumul Barzakh hingga Yaumul Jaza

Setiap fase setelah kiamat bukan hanya perjalanan spiritual, tapi juga ujian besar yang menguji amal, niat, dan keimanan manusia selama hidup di dunia.

oleh Edelweis Lararenjana Diperbarui 11 Apr 2025, 12:46 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 12:34 WIB
Ilustrasi Mati Lampu.
Ilustrasi Mati Lampu. (Liputan6.com/Nasrul Faiz)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kiamat bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari fase kehidupan yang jauh lebih dahsyat dan penuh pertanggungjawaban. Dalam ajaran Islam, setelah dunia ini berakhir, manusia akan memasuki serangkaian tahapan yang berat dan menentukan, dimulai dari alam Barzakh hingga akhirnya tiba di Yaumul Jaza, hari di mana setiap amal akan dihitung dan dibalas dengan sempurna.

Setiap fase setelah kiamat bukan hanya perjalanan spiritual, tapi juga ujian besar yang menguji amal, niat, dan keimanan manusia selama hidup di dunia. Di sanalah semua tirai kebenaran dibuka lebar, tidak ada lagi ruang untuk penyesalan, dan setiap jiwa akan merasakan akibat dari apa yang pernah dilakukan. Tahapan-tahapan ini menjadi pengingat bahwa hidup di dunia hanyalah persinggahan sementara untuk mempersiapkan kehidupan yang kekal.

Artikel ini akan membahas secara rinci enam tahapan penting yang akan dilalui manusia setelah hari kiamat, dari Yaumul Barzakh sebagai awal persinggahan ruh hingga Yaumul Jaza, puncak dari segala penghakiman. Pahami setiap fase ini sebagai bagian dari refleksi diri, sekaligus bekal untuk memperbaiki perjalanan hidup kita sebelum semuanya terlambat.

1. Yaumul Barzakh: Alam Perantara Menuju Akhirat

Alam barzakh, atau alam kubur, merupakan tahap pertama perjalanan manusia setelah kematian. Di alam ini, manusia akan menjalani proses pemeriksaan amal perbuatannya oleh Malaikat Munkar dan Nakir. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan menentukan kondisi seseorang di alam kubur hingga hari kiamat tiba. Keimanan dan amal saleh semasa hidup akan sangat menentukan kenyamanan di alam barzakh ini.

Adanya yaumul barzakh dijelaskan dalam surat Al Mu'minun ayat 100

لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَٰلِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّآ ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَLa'allī a'malu ṣāliḥan fīmā taraktu kallā, innahā kalimatun huwa qā`iluhā, wa miw warā`ihim barzakhun ilā yaumi yub'aṡụn

Artinya: "Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan."

Kehidupan di alam barzakh ini bukanlah kehidupan yang statis. Ini adalah masa menunggu yang penuh dengan ujian dan cobaan, sebagai bentuk pertanggungjawaban awal atas kehidupan di dunia. Kondisi di alam barzakh ini sangat tergantung pada amal perbuatan seseorang semasa hidupnya di dunia.

Banyak hadits yang menjelaskan tentang kondisi di alam barzakh, menggambarkan betapa pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapi masa ini. Keimanan yang teguh dan amal saleh akan menjadi bekal utama untuk menghadapi pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir.

2. Yaumul Ba'ats: Kebangkitan dari Kubur

Setelah tiupan sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israfil, semua manusia yang telah meninggal dunia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ini menandai dimulainya proses menuju hari perhitungan. Tubuh yang telah membusuk akan dihidupkan kembali, siap untuk menghadapi proses perhitungan amal di akhirat. 

Adanya yaumul ba'ats dijelaskan dalam surat Yasin ayat 51:

وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَWa nufikha fiṣ-ṣụri fa iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilụn

Artinya: "Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka."

Proses kebangkitan ini digambarkan sebagai peristiwa yang dahsyat dan menakjubkan. Semua manusia, tanpa terkecuali, akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia. Tidak ada yang dapat menghindari proses ini, karena ini merupakan ketetapan Allah SWT.

Yaumul Ba'ats menjadi momentum penting dalam perjalanan menuju akhirat. Setelah dibangkitkan, manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk menunggu proses perhitungan amal.

3. Yaumul Mahsyar: Berkumpulnya Manusia di Padang Mahsyar

Seluruh manusia, mulai dari Nabi Adam hingga manusia terakhir, akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Tempat yang luas ini menjadi lokasi pengadilan dan perhitungan amal perbuatan manusia. Di sini, manusia akan menunggu giliran untuk dihisab dan ditimbang amal perbuatannya.  Allah SWT akan mengadili tiap manusia seadil-adilnya, sesuai QS Az Zumar ayat 69:

وَأَشْرَقَتِ ٱلْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلْكِتَٰبُ وَجِا۟ىٓءَ بِٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Wa asyraqatil-arḍu binụri rabbihā wa wuḍi'al-kitābu wajī`a bin-nabiyyīna wasy-syuhadā`i wa quḍiya bainahum bil-ḥaqqi wa hum lā yuẓlamụn

Artinya: "Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan."

Gambaran Padang Mahsyar dalam berbagai literatur agama menggambarkan suasana yang sangat dahsyat dan menakutkan. Namun, bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, suasana ini akan terasa lebih tenang dan damai, berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT.

Menunggu di Padang Mahsyar merupakan proses yang panjang dan berat. Kesabaran dan keimanan akan menjadi kunci untuk menghadapi masa ini dengan tenang dan sabar.

4. Yaumul Hisab: Perhitungan Amal Perbuatan

Pada tahap ini, amal perbuatan setiap manusia dihitung secara rinci dan teliti oleh Allah SWT. Tidak ada satu pun amal, sekecil apa pun, yang akan terlewatkan. Semua perbuatan, baik yang besar maupun yang kecil, akan diperhitungkan. Proses perhitungan ini sangat detail dan akurat.

Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk rahasia hati manusia. Tidak ada yang dapat menyembunyikan amal perbuatannya dari Allah SWT. Pada yaumum hisab, seluruh anggota tubuh ikut bersaksi sesuai firman Allah SWT dalam An-Nur ayat 24:

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَYauma tasy-hadu 'alaihim alsinatuhum wa aidīhim wa arjuluhum bimā kānụ ya'malụn

Artinya: "Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

Yaumul Hisab menjadi momen penting untuk menyadari betapa pentingnya setiap amal perbuatan yang dilakukan di dunia. Perbuatan baik akan menjadi bekal untuk meraih kebahagiaan di akhirat, sementara perbuatan buruk akan menjadi penyebab kesengsaraan.

5. Yaumul Mizan: Penimbangan Amal Kebaikan dan Keburukan

Setelah perhitungan, amal kebaikan dan keburukan setiap manusia ditimbang. Hasil penimbangan ini akan menentukan nasib seseorang di akhirat. Jika amal kebaikan lebih berat, maka ia akan masuk surga. Sebaliknya, jika amal keburukan lebih berat, maka ia akan masuk neraka. Adanya yaumul mizan dijelaskan dalam QS Al Anbiya ayat 47:

وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ

Wa naḍa'ul-mawāzīnal-qisṭa liyaumil-qiyāmati fa lā tuẓlamu nafsun syai`ā, wa ing kāna miṡqāla ḥabbatim min khardalin atainā bihā, wa kafā binā ḥāsibīn

Artinya: "Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan."

Proses penimbangan ini digambarkan sebagai proses yang sangat adil dan tepat. Allah SWT tidak akan pernah zalim kepada hamba-Nya. Setiap orang akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan amal perbuatannya. Yaumul Mizan menjadi bukti keadilan Allah SWT. Kebaikan dan keburukan akan ditimbang dengan adil, dan setiap orang akan mendapatkan balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya.

6. Yaumul Jaza: Hari Pembalasan

Ini adalah tahap terakhir, di mana Allah SWT memberikan balasan kepada setiap manusia sesuai dengan amal perbuatan mereka. Balasan ini bersifat kekal, baik berupa surga (bagi yang beramal baik) maupun neraka (bagi yang beramal buruk). Tahap ini dijelaskan dalam QS Al Jatsiyah ayat 28:

وَتَرَىٰ كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَىٰٓ إِلَىٰ كِتَٰبِهَا ٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَWa tarā kulla ummatin jāṡiyah, kullu ummatin tud'ā ilā kitābihā, al-yauma tujzauna mā kuntum ta'malụn

Artinya: Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.

Surga dan neraka merupakan tempat yang kekal abadi. Surga merupakan tempat penuh kenikmatan dan kebahagiaan, sementara neraka merupakan tempat penuh siksaan dan penderitaan. Semua ini merupakan balasan yang setimpal atas amal perbuatan manusia di dunia.

Yaumul Jaza menjadi puncak dari perjalanan manusia setelah kematian. Ini merupakan momen penentuan nasib seseorang di akhirat, berdasarkan amal perbuatannya semasa hidup di dunia. Semoga kita semua termasuk golongan yang mendapatkan surga-Nya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya