Keutamaan Meninggal di Tanah Suci, Dibangkitkan Bertalbiyah di Hari Kiamat

Kita sering mendengar kabar perihal jemaah haji yang meninggal di tanah suci. Tentu saja kabar ini menjadi duka mendalam bagi keluarganya. Namun di balik itu rupanya terkandung keutamaan yang besar. Pasalnya orang yang wafat atau meninggal di tanah suci ini akan memperoleh keutamaan serta pahala yang besar di hari kiamat.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2024, 22:03 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2024, 13:30 WIB
Satu Juta Jemaah Dapat Beribadah Haji Tahun Ini
Umat Muslim berdoa selama bulan puasa Ramadhan di sekitar Ka'bah, tempat suci umat Islam, di kompleks Masjidil Haram di kota Saudi Mekah (9/4/2022). Pengumuman tersebut diterbitkan melalui surat Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi. (AFP/Abdel Ghani Bashir)

Liputan6.com, Ciacap - Kita sering mendengar kabar perihal jemaah haji yang meninggal di tanah suci. Tentu saja kabar ini menjadi duka mendalam bagi keluarganya.

Namun di balik itu rupanya terkandung keutamaan yang besar. Pasalnya orang yang wafat atau meninggal di tanah suci ini akan memperoleh keutamaan serta pahala yang besar di hari kiamat.

Keutamaan-keutamaan yang ia peroleh tergolong banyak dan tergolong sebagai sesuatu yang didambakan semua manusia di akhirat kelak.

Allah SWT menjanjikan hal ini sebagai balasan yang setimpal atasnya karena meninggal dalam kondisi menjadi tamu Allah di tanah suci.

 

Ini Keutamaannya

Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)
Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Menukil Republika, ada beberapa keutamaan bagi jamaah haji yang meninggal dunia di Tanah Suci. Di hari kiamat pun mereka akan mendapatkan banyak sekali fasilitas indah di surga.

Adapun keutamaan-keutamaan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Pertama, termasuk syahid. Nabi SAW bersabda, “barang siapa yang meninggal dunia dalam perjalanan haji, ia seperti orang yang mati di jalan Allah.” (HR Muslim).

Kedua, diperkenankan memberikan syafaat untuk kerabat. Dengan mendapatkan keistimewaan yang dijanjikan, seperti diampuni dosanya, melihat tempatnya di surga, dilindungi dari azab kubur, merasakan manisnya iman, dinikahkan dengan bidadari surga, dan diperkenankan memberikan syafaat bagi 70 orang kerabatnya (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Dibangkitkan dalam Keadaan Bertalbiyah

Ilustrasi Ka'bah
Ilustrasi Ka'bah/Pixabay

Ketiga, dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah. Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda, Ketika seseorang tengah melakukan wukuf di Arafah, tiba-tiba terjatuh dari hewan tunggangannya lalu hewan tunggangannya menginjak lehernya sehingga meninggal.

Maka, Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda: 'Mandikanlah dengan air yang dicampur daun bidara lalu kafanilah dengan dua potong kain'-dan dalam riwayat yang lain: 'dua potong kainnya'--dan jangan diberi wewangian. Jangan ditutupi kepala dan wajahnya. Sesungguhnya, ia akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan bertalbiyah, (HR Bukhari dan Muslim).

Keempat, pahala hajinya ditulis hingga hari kiamat. Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda, Barang siapa keluar untuk berhaji lalu meninggal dunia, dituliskan untuknya pahala haji hingga hari kiamat. Barang siapa keluar untuk umrah lalu meninggal dunia, ditulis untuknya pahala umrah hingga hari kiamat. Dan barang siapa keluar untuk berjihad lalu mati maka ditulis untuknya pahala jihad hingga hari kiamat, (HR Abu Ya'la).

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya