Jadi Komponen Krusial, Perhatikan Kondisi Ban Mobil sebelum Berangkat Mudik Lebaran

Sebagai satu-satunya komponen kendaraan yang berkontak langsung dengan permukaan jalan, ban memiliki peran penting sebagai kunci perjalanan yang aman dan lancar

oleh Septian Pamungkas diperbarui 01 Apr 2024, 08:21 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2024, 08:21 WIB
Ilustrasi ban mobil bocor (dealerinspire.com)
Ilustrasi ban mobil bocor (dealerinspire.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai satu-satunya komponen kendaraan yang berkontak langsung dengan permukaan jalan, ban memiliki peran penting sebagai kunci perjalanan yang aman dan lancar.

Mengingat Idul Fitri tahun ini jatuh pada periode pancaroba Maret-April 2024, intaian potensi cuaca ekstrem mengharuskan kita jeli dalam memeriksa kondisi dan memilih ban yang cocok.

Berikut tips dari Michelin Indonesia bagi masyarakat yang mempersiapkan kendaraannya termasuk ban dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem di momen mudik Lebaran:

1. Periksa tekanan angin ban secara rutin

Tekanan angin yang tepat akan meminimalkan risiko kecelakaan. Pastikan selalu menjaga tekanan angin ban sesuai rekomendasi pabrikan kendaraan, jangan sampai under inflation atau juga over inflation.

Jika ban yang kurang angin digunakan melintasi jalur basah, akan lebih tinggi risiko aquaplanning.

Informasi tekanan rekomendasi pabrikan bisa dilihat di balik pintu depan atau pilar B untuk mobil-mobil pabrikan Jepang. Atau di balik cover pengisian bensin pada mobil-mobil Eropa.

2. Periksa kedalaman alur dan keausan ban

Ban yang aus dapat mengurangi traksi dan stabilitas kendaraan, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem dan jalanan basah.

Visual checking mandiri tingkat keausan ban bisa dilakukan dengan memasukkan kuku kelingking ke alur ban. Jika kedalaman alur ban setara setengah bagian kuku, tandanya ban masih aman digunakan.

Namun, pemeriksaan menyeluruh juga harus dilakukan. Konsultasi rutin dengan ahli ban dan kaki-kaki mobil bisa dilakukan mencakup penyetelan roda (spooring), penyeimbangan (balancing), dan rotasi.

3. Hati-hati paparan sinar matahari langsung

Paparan sinar matahari langsung berkepanjangan ketika mobil diparkir, dapat menyebabkan keretakan atau ozon crack pada permukaan ban mobil.

Bukan karena suhu panasnya, tetapi dari senyawa ozon yang dapat memungkinkan terjadinya reaksi kimia yang merusak ban.

Perlu diketahui generator atau genset juga menghasilkan senyawa ini, jadi jauhi juga memarkir kendaraan di dekat genset yang menyala.

4. Hindari penggunaan semir ban oil based

Hindari penggunaan balutan semir ban berbahan dasar minyak alias oil based dapat menyebabkan keretakan pada dinding ban, dan lebih parah membuat struktur dinding ban menjadi rusak.

Penggunaan semir water based memang lebih aman untuk karet ban, namun harganya cenderung mahal. Untuk membedakan kedua jenis semir ini, bisa dilihat dari tingkat glossy dari hasil semir ban. Water based akan menghasilkan finishing lebih mate.

Namun, ada baiknya cukup sikat bersih ban dengan sabun saat mencuci mobil.

5. Isi angin ban serep lebih tinggi dari standar

Sebagai pengganti ban utama ketika terjadi kerusakan atau masalah, ban serep harus diberi tekanan udara lebih tinggi karena ban ini lebih sering disimpan. Tekanan angin pada ban akan jika disimpan dalam waktu lama akan mengalami penyusutan.

Ban serep bisa diisi angin sekitar 40-50 Psi. Kemudian jangan lupa cek keadaan ban setiap 3 bulan. Walau kemungkinan hanya akan turun 5-7 Psi, tetapi sekadar sebagai tindakan preventif.

Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya