Jelang Idul Fitri, Waspada Pencurian Rekening Berkedok Salam Lebaran!

Lansia rentan terhadap berbagai jenis kejahatan siber, seperti penipuan lewat telepon, SMS atau WhatsApp, penipuan melalui media sosial, penyebaran informasi palsu, dan penipuan melalui platform e-commerce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Apr 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2024, 13:00 WIB
Warga Berlebaran Diantara Reruntuhan di Pancoran
Warga bersalaman saat merayakan Idul Fitri di Pancoran Buntu II, Jakarta Selatan. Mayoritas umat Muslim di Indonesia melaksanakan Sholat Id sesuai dengan ketetapan pemerintah. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi tradisi di Indonesia saat momen Idul Fitri adalah saling berkirim pesan-pesan berisi salam Lebaran. Tak jarang pesan tersebut juga berisi foto, gambar bergerak atau gif, dan bentuk-bentuk kreatif lainnya. Namun, seiring makin canggihnya teknologi, tentu saja momentum ini juga bisa jadi peluang untuk para pelaku penipuan atau kejahatan online.

Modus yang bisa terjadi ada banyak, misalnya pengiriman salam Lebaran yang tanpa disadari korban disertai dengan file APK lewat Whatsapp. Ketika korban lengah dan menginstall aplikasi tersebut, maka pelaku akan memiliki akses ke smartphone korban.

Modus lain yang penipu adalah nomer yang tidak dikenal mengirimkan link yang mengatasnamakan sebuah ekspedisi, memberitahukan bahwa link tersebut adalah link untuk melacak pengiriman parsel untuk korban, padahal link tersebut dikirim oleh penipu.

Dikutip dari keterangan tertulis Bank OCBC Indonesia, Minggu (7/4/2024),  di Indonesia saat ini penggunaan internet tidak lagi menjadi monopoli generasi muda. Sudah banyak lansia yang juga memakai smartphone untuk keperluan sehari-hari. Dalam sebuah survey oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), ditemukan bahwa sebanyak 7,19 persen dari total populasi yang terkoneksi internet adalah lansia, yakni mereka yang berusia 55 tahun ke atas.

Namun, dengan keterbatasan pengetahuan teknologi dan rentan terhadap kejahatan siber, lansia seringkali menjadi target empuk bagi para penipu digital.

Lansia rentan terhadap berbagai jenis kejahatan siber, seperti penipuan lewat telepon, SMS atau WhatsApp, penipuan melalui media sosial, penyebaran informasi palsu, dan penipuan melalui platform e-commerce. Mereka seringkali menjadi korban karena kurangnya pengetahuan tentang teknologi dan mudahnya percaya terhadap informasi yang diterima.

 

Tips yang Harus Dijalankan

Idul Fitri
Ucapan selamat idul fitri (Unsplash/Mayank Baranwal)

Lalu bagaimana sih cara para lansia menghindari menjadi korban kejahatan siber, terutama saat lebaran di mana volume pesan yang diterima bisa meningkat drastis?

OCBC mempunyai tips yang bisa diperhatikan:

  1. Jangan klik link atau buka attachment, untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan.
  2. Teliti lah dalam menerima telepon / SMS / email. Penyedia layanan keuangan seperti Bank tidak pernah meminta password dan user akun melalui telepon / SMS / email apapun. Jangan pernah memberikan info mengenai data pribadi kepada penelepon yang tidak diketahui dengan jelas, dan selalu baca SMS dan email dengan teliti.
  3. Selalu cari info lengkap sebelum melakukan transaksi apapun. Apabila akan melakukan transaksi, periksa dan cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai website atau aplikasi yang digunakan. Apabila menggunakan jasa keuangan, pastikan sudah terdaftar di OJK.
  4. Abaikan tawaran-tawaran dan iklan-iklan yang mencurigakan, terutama yang mengharuskan untuk mengirimkan uang atau memberikan data pribadi.
  5. Simpan data mengenai rekening, password, dan hal penting lainnya dengan hati-hati. Jangan memberikan detail yang mencakup hal-hal berkaitan dengan rekening bank atau mobile banking.
  6. Apabila ada kesulitan atau hal yang tidak diketahui, minta bantuan kepada orang tepercaya, yang sekiranya lebih mengetahui tentang teknologi, aktivitas perbankan, dan pengoperasian internet dan aplikasi.

 

Peran Orang Terdekat

Selain itu, para caregiver atau orang-orang terdekat lansia juga bisa ikut berperan dalam melindungi mereka dari penipuan online. Terus ingatkan mereka akan cara-cara memproteksi diri di internet, dan terutama sekali, selalu hadir untuk mengajarkan dan menjawab pertanyaan mereka tentang teknologi, terutama smartphone dan hal-hal yang mereka gunakan sehari-hari.

Dengan adanya kesadaran dan pengetahuan tentang modus-modus penipuan ini, kesadaran akan keamanan siber di kalangan lansia juga meningkat, sehingga mereka dapat menggunakan internet dan melakukan transaksi secara lebih aman dan bijak.

Apabila ada keraguan mengenai produk, layanan, dan informasi dari Bank, langsung hubungi Relationship Manager atau Customer Service yang tepercaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya