Liputan6.com, Jakarta - Dalam ajaran Islam, menstruasi atau haid merupakan kondisi alami yang dialami oleh wanita sebagai bagian dari siklus reproduksi.
Selama masa haid, perempuan dilarang melakukan beberapa ibadah tertentu, seperti sholat dan puasa. Larangan ini berlaku sebagai penghormatan terhadap kondisi fisiologis wanita.
Selain larangan dalam ibadah formal, hubungan intim suami istri juga tidak diperbolehkan selama periode haid. Ini adalah aturan yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW.
Advertisement
Namun, setelah berakhirnya masa haid, wanita diwajibkan untuk mandi besar (mandi junub) sebelum kembali ke dalam ibadah dan hubungan intim. Mandi besar adalah bagian dari persiapan untuk kembali ke dalam keadaan suci dalam pandangan agama Islam.
Meskipun terdapat larangan dan kewajiban tertentu yang terkait dengan menstruasi, Islam juga menekankan pentingnya menghormati dan memahami kondisi alami ini.
Meski demikian, ada doa yang dianjurkan bagi wanita haid, doa ini dibaca pada hari pertama haid, dengan doa ini akan dihapuskan dosa-dosanya, diselamatkan dari api neraka.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Bacaan Doanya
Mengutip Bincangsyariah.com, perempuan haid bisa saja memburu pahala dan mendapatkan keistimewaan yang luar biasa langsung dari Allah ketika masih menyempatkan dirinya untuk berdoa dan berdzikir kala haid menyapa.
Sebagaimana disebutkan dalam kitab Durratun Nasihin karya Utsman bin Hasan Ahmad Syakir al Khubawi;
وروي عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من امرأة تحيض إلا كان حيضها كفارة لما مضى من ذنوبها وإن قالت في أول اليوم الحمدلله على حال وأستغفر الله من كل ذنب كتب الله لها براءة من النار وجوازا على الصرلط وأمانا من العذاب ورفع الله تعالى لها بكل يوم وليلة درجة أريعين شهيدا إذا كانت ذاكرة الله تعالى في حيضها
Dari Sayyidah Aisyah, ia berkata bahwasanya Rasulullah bersabda: “Tidak ada perempuan yang haid, kecuali haidnya bisa menghapus dosa masa lalu dari semua dosanya dan jika ia membaca
“alhamdulillah ala kulli halin wa astaghfurullaha min kulli dzanbin ” pada hari pertama haid, maka Allah akan menuliskan kepadanya bahwa ia akan melewatkan api neraka dan kemudian dapat berada di jembatan Shirathal Mustaqim dengan selamat dan aman dari siksaan dan akan dinaikkan pangkatnya oleh Allah setiap hari dan tiap malam pahala empat puluh syuhada bagi ia yang berdzikir tersebut kepada Allah dalam masa haidnya”.
Makna “Alhamdulillah ala kulli halin wa astaghfurullaha min kulli dzanbin” adalah "Segala puji bagi Allah atas segala perkara dan aku memohon ampunan kepada-Mu Ya Allah dari semua dosaku."
Advertisement
Dihapus Dosanya, Dijamin Selamat dari Api Neraka
Sungguh nikmat yang luar biasa yang Allah turunkan hanya untuk makhluk-Nya yang bernama perempuan. Dzikir yang disebutkan di atas tidak hanya bisa menghapus dosa masa lalu, melainkan juga mendapatkan jaminan dari Allah.
Jaminan apa? Jaminan selamat dari api neraka, selamat ketika melintasi shirathal mustaqim, dan juga selamat dari siksaan-Nya.
Tidak hanya itu, Allah juga mengangkat derajat perempuan yang haid yang berdzikir “alhamdulillah ala kulli halin wa astaghfurullaha min kulli dzanbin” setinggi empat puluh derajat syuhada.
Oleh karena itu, sangat disayangkan jika waktu haid seorang perempuan hanya dilewatkan dengan bermalas-malasan di atas kasur, menghabiskan waktu dengan hal yang sedikit manfaat, atau justru melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul